Kremlin: Kesepakatan Perdamaian Trump Bertentangan Dengan Resolusi PBB
Rusia meragukan kelangsungan kesepakatan perdamaian Timur Tengah yang belum lama ini diungkap Donald Trump. Pasalnya, kesepakatan ini dianggap bertentangan dengan resolusi PBB terkait isu yang sama. Belum lagi Kremlin merasa kesepakatannya tidak sejalan dengan kemauan dunia Arab.
“Sudah cukup jelas bahwa beberapa isi kesepakatannya tidak sepenuhnya sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB,” juru bicara kepresidenan Dmitry Peskov mengatakan pada saluran Rossiya-1.
Pernyatan Dmitry ini sekaligus menjadi respon resmi pertama Kremlin terhadap kesepakatan perdamaian usulan AS.
“Kami melihat reaksi rakyat Palestina, kami melihat reaksi sejumlah negara Arab yang menolak kesepakatan ini sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina,” ujar Peskov, sambil lagi-lagi meragukan kesepakatannya.
“Hal ini tentu saja membuat kami berpikir tentang kelangsungan kesepakatannya.”
Disebut-sebut sebagai “kesepakatan abad ini”, Trump memandang kesepakatan perdamaiannya sebagai “win-win solution” untuk kedua belah pihak yang telah bermusuhan selama puluhan tahun.
Sayangnya, dalam kesepakatan ini pendudukan Israel di wilayah Tepi Barat akan secara sah diakui. Selain itu, isi kesepakatan ini juga memungkinkan Israel mencaplok lebih banyak tanah Palestina.
Di sisi lain, kesepakatan ini mengakui Palestina sebagai negara yang berdaulat. Kendati demikian, ibukota Palestina akan ditempatkan di luar Yerusalem Timur dan kebijakan perbatasan dan keamanannya akan ditetapkan oleh Israel.
Untuk diketahui, respon Kremlin ini dilontarkan hanya selang sehari setelah Liga Arab menolak kesepakatannya dengan alasan ketidakadilan bagi rakyat Palestina.
Tak hanya Liga Arab, Turki juga mendukung Palestina dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan “menyerahkan seluruh wilayah Yerusalem untuk Israel merupakan kejahatan terbesar umat manusia.”
Sejauh ini, Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mengkritik Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia berulang kali mengatakan kalau dirinya tidak akan pernah mau menerima kesepakatannya dan diingat sebagai sosok yang “menjual” Yerusalem.
- Source : www.rt.com