Korut Tegaskan Pihaknya Tak Mau Terikat Komitmen Jika AS Tetap Jatuhkan Sanksi Brutal & Tidak Berkeprimanusiaan
Seorang utusan Korea Utara di Jenewa memperingatkan bahwa upaya denuklirisasi mustahil dilakukan seandainya AS tetap memeberlakukan “kebijakan kebenciannya”, menekan Korea Utara terus mencari cara baru untuk memulai kembali pembicaraan bilateral yang telah lama mandek.
“Kami merasa tidak ada alasan lagi bagi kami untuk tetap terikat dalam komitmen jika pihak satunya tidak bisa menghargai pihak lainnya,” Ju Yong-chol, kanselir Korea Utara, mengatakan dalam konferensi perlucutan senjata PBB yang digelar hari Selasa di Jenewa.
Sang diplomat menekankan bahwa AS terus melontarkan permintaan sepihak dan kerap menjatuhkan serangkaian sanksi brutal dan tidak berkeprimanusiaan.
“Seandainya AS tetap mempertahankan kebijakan kebencian kepada Korea Utara, tidak akan pernah ada upaya denuklirisasi di Semenanjung Korea.”
Korea Utara bisa saja mencari cara baru, jika AS terus memberlakukan kebijakannya saat ini, tambahnya.
Untuk diketahui, pernyataan ini dilontarkan Ju setelah batas waktu yang diberikan Korea Utara pada AS untuk mengubah pendekatan negosiasinya berakhir pada akhir tahun kemarin.
Sampai hari ini, para petinggi di Korea Utara meyakini AS sengaja memanfaatkan pembicaraannya untuk menipu Korea Utara.
Sebenarnya, situasi di sekitar Semenanjung Korea sempat membaik di tahun 2018, ketika Presiden AS Donald Trump menggelar pembicaraan tatap muka bersejarah dengan mitranya asal Korea Utara Kim Jong Un di Singapura.
Sayangnya, sejak saat itu negosiasi antar keduanya mandek dan hubungan kedua negara terus memburuk lantaran kedua belah pihak tak kunjung mencapai kesepakatan denuklirisasinya.
Buntutnya pada tahun lalu, Korea Utara kembali meluncurkan sejumlah rudal yang diklaim murni untuk tujuan pertahanan.
- Source : www.rt.com