Susi Tegas Soal Natuna, Serang Prabowo dan Luhut Seketika!
Negara merugi karena investasi meninggalkan banyak utang. Dibalik itu semua Negara kita terus dinjak-injak harga dirinya, mereka semua berani karena banyak pihak yang membiarkan, orang yang membiarkan itu rata-rata tertawa dibelakang layar karena menerima komisi feenya.
Mereka seolah tak peduli bagaimana nasib bangsa, yang penting dirinya, keluarganya, atau kelompoknya bisa sejahtera.
Kalau boleh bertanya kepada pembaca, khususnya soal Natuna. Apakah demi investasi dan utang kita rela menjual kedaulatan negara ini?
Prabowo yang diam soal kasus Natuna, ternyata kemarin bertemu dengan Luhut untuk berdiskusi katanya.
Luhut adalah orang yang mengusulkan pembubaran Satgas 115 dimana merekalah yang sudah sukses dan berjasa menggagalkan ilegal fishing dan sekarang dia pula yang meminta masyarakat tidak meributkan pelanggaran kedaulatan oleh kapal-kapal China hanya demi keran investasi.
Luhut adalah aktor yang terus bentrok dengan Susi saat beliau masih menjabat pada kabinet pertama. Dugaan penulis meleset ketika berbicara soal Menteri kabinet jilid 2, Susi akan dipertahankan sedangkan Luhut tidak.
Ternyata, dunia politik Indonesia ini masih banyak misteri yang bikin kita gigit jari. Negara kita memang butuh investasi, invenstasi itu memang penting buat pembangunan negara, selama caranya benar.
Masalahnya, praktek investasi Indonesia marak sekali terjadi KKN. Karena disetiap transaksi yang nilainya besar itu, ada fee yang dapat diterima, besaran feenya memang dibawah 10%, tapi pendapatan yang diterima juga tetap besar karena setiap kali transaksi itu nilainya triliunan..
Selain yang bertransaksi ini untung, sang investorpun untung berlipat. Dan kebetulan, investor Indonesia mayoritasnya dari negara tirai bambu China.
Sudah banyak terbukti di negara-negara lain, China menggunakan utang sebagai alat untuk menjalankan kolonialisme gaya baru. Contoh yang terjadi di Srilanka dan Kenya.
Srilanka kehilangan Pelabuhan Hambantota yang dikuasai China karena menerima utang / investasi untuk membangun infrastruktur pelabuhan tersebut. Betapa ironisnya, kehilangan pelabuhan justru karena ambisi membangun infrastruktur pelabuhan. https://www.nytimes.com/2018/06/25/world/asia/china-sri-lanka-port.html
Sekedar info, utang Srilanka kepada negara-negara barat jauh lebih banyak dari pada ke China. Tapi baru kali inilah negara tersebut harus mengikhlaskan pelabuhannya dikuasai gara-gara utang.
Selain Srilanka sekarang Kenya juga terancam mengalami nasib yang sama. Pelabuhan Mombasa berpotensi dikuasai China karena gagal bayar utang.
China terkenal menggunakan "Debt trap diplomacy" untuk menguasai bangsa-bangsa lain lewat instrumen utang mereka. Jika bangsa-bangsa lain sudah nyata-nyata jadi korbannya lantas apa yang membuat kita begitu istimewa tidak akan mengalami nasib serupa?
China merupakan negara yang sedang giat-giatnya melakukan investasi, begitu pula ke Indonesia. Apakah pertikaian di Laut Natuna menjadi penghalang investasi? Sehingga Susi diganti dengan Luhut yang menjadi mediator dibalik itu semua?
Baik LBP maupun Prabowo. Mereka sama-sama lebih memikirkan investasi dibanding kedaulatan negaranya, karena LBP baik Prabowo memang kawanan lama. Dulu saat kampanye saja, untuk bertemu Prabowo, harus melewati mediator yakni Luhut.
Hubungan LBP dengan Prabowo ini sudah terjalin lama. Jokowi paham betul itu, dan ini terhubung kepada kalimat saya pada awal paragraf yang menyebutkan entah apa yang merasuki Pemerintah bukan Jokowi.
Kenapa bukan Jokowi? Karena Jokowi adalah Presiden, dia tidak bisa terlibat langsung pada praktek mediator untuk berbicara soal investasi, deal-deal itu dilakukan oleh jajaran Menteri, wibawa Presiden tetap harus dijaga, jangan ada celah yang dapat dipakai buat melengserkannya.
Nah, dibalik ketidaktauan Jokowi dilapangan, banyak praktek-praktek nakal yang bahkan dilakukan oleh para Menterinya Jokowi, merekalah yang disebut Jokowi para mafia. Jokowi itu tau sejatinya, tapi juga gak bisa berbuat banyak selama bukti belum kuat. Tapi Jokowi tetap mengawasi dan membatasi gerak bila terlalu parah para mafia ini menjual negara.
Dan sekarang, soal Natuna, biar Susi yang serang Prabowo bersama Luhut dengan gaya blak-blakannya. Susi memang dipecat Jokowi karena banyak pembisik dibelakang Jokowi yang menghasut Susi untuk lengser. Tapi rakyat itu cinta dengan pejabat publik yang benar-benar berjuang demi rakyat. Dan rakyat tau betul orang yang akan menyalamatkan lautan kita, dan nama baiknya adalah Susi. Rakyat bersama Susi, Susi berani menggebrak podium Prabowo dan tembok besar luhut.
Pisahkan dan bedakan Pencurian Ikan dg Investasi ! pic.twitter.com/8wptNMpYwM
— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) January 4, 2020
Akan seperti apa cerita selanjutnya? Kita lihat saja kedepannya.
- Source : seword.com