Fadli Zon Is Back, Kritik Staf Khusus Milenial Jokowi Hanya Lipstick Doang
Fadli Zon sudah tidak lagi menjabat sebagai Wakil Ketua DPR. Kini dia kerja apa, menjabat sebagai apa, saya tidak tahu. Yang jelas, dia ini adalah Wakil Ketua Umum Gerindra. Yang jelas, kita rindu nyinyiran murahannya yang konsisten itu.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya dia muncul lagi dengan kritikannya yang khas. Kali ini dia mengkritik soal staf khusus dari kalangan milenial yang diangkat oleh Jokowi baru-baru ini.
Fadli Zon menyindir staf khusus Presiden Jokowi yang berasal dari kalangan milenial. Menurutnya tujuh staf itu hanya sekadar lipstick. Dia beranggapan seharusnya staf yang baik dinilai dari kemampuannya dalam bekerja, bukan dilihat hanya dari umurnya.
"Cuma lipstick saja, pajangan saja lah itu. Kita mau melihat kinerja orang pada kapasitas kapabilitas, tidak melihat umur, harusnya," kata Fadli.
Selain itu, dia juga menilai pembentukan staf khusus milenial hingga penambahan Wakil Menteri bertentangan dengan niat Jokowi yang ingin merampingkan birokrasi. Dia menyebut Jokowi kerap kali melanggar ucapannya sendiri. "Ya itulah pak Jokowi memang konsisten dengan inkonsistensinya. Apa yang diomongkan kadang-kadang beda dengan yang dilakukan," katanya.
"Cari orang yg punya kapasitas, kapabilitas, integeritas dan tepat. Atau right man atau right woman in the right place," katanya lagi.
Intinya adalah Fadli Zon menganggap staf khusus tersebut adalah ibarat lipstick.
Mari kita lihat lagi siapa mereka, satu per satu.
Yang pertama adalah Putri Tanjung, sekarang ini dia CEO dan Founder Creativepreneur. Dia adalah anak konglomerat Chairul Tanjung. Kalau saya tidak salah ingat, dia sudah terjun ke dunia bisnis sejak usia 15 tahun, dan tidak bergantung pada orang tuanya.
Yang kedua adalah Adamas Belva Syah Devara, seorang pendiri startup Ruang Guru. Bagi yang tidak tahu, kabarnya startup ini sedang dalam proses perjalanan menuju status unicorn. Sudah tahu yah unicorn itu apa? Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia adaah unicorn, sedangkan Gojek sudah decacorn.
Selanjutnya adalah Ayu Kartika Dewi, Perumus Gerakan Sabang Merauke. Kemudian, Angkie Yudistia, Pendiri Thisable Enterprise (Kader PKPI, difabel tuna rungu). Selanjutnya adalah Billy Mambrasar, Direktur PT Papua Muda Inspiratif. Selanjutnya Aminuddin Maruf, seorang aktivis Kepemudaan, mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Indonesia (PMII) dan yang terakhir adalah Andi Taufan Garuda Putra, CEO PT Amartha Mikro Fintech lulusan dari Harvard University.
Nama-nama di atas bukan orang sembarangan, bukan orang ecek-ecek. Ada pengusaha, aktivis, CEO, direktur dan lainnnya.
Dengan seabrek prestasi gitu, apakah kira-kira mereka cocok hanya dianggap sebagai lipstick? Masa iya sih mereka yang karirnya lagi menanjak mau-maunya dijadikan lipstick oleh Jokowi? Kalau mereka sebodoh itu, tak mungkin lah mereka bisa menjadi seperti sekarang, kan?
Yang setuju dengan omongan Fadli Zon dan tidak memberikan alasan jelas, minimal berilah argumen yang logis kenapa yang dipilih cuma dianggap seperti lipstick atau pajangan saja. Padahal jelas-jelas mereka yang terpilih ini sudah memberikan sesuatu dan hasil kerjanya nyata, bukan asal koar-koar tak jelas.
Minimal coba kita bandingkan Fadli Zon ini dengan 7 staf khusus di atas. Siapa yang lebih hebat dan berkualitas? Kalau mereka saja dianggap sebagai lipstick atau pajangan, kira-kira Fadli Zon yang selama ini cuma terkenal karena nyinyiran dan omong doang harusnya dianggap apa?
Dan kalau 7 staf khusus tersebut dianggap tidak bermanfaat, bagusnya Fadli Zon kritik dulu soal 73 anggota TGUPP gubernur seiman yang fenomenal itu. Gaji sama fantastisnya, jumlahnya lebih banyak ngalah-ngalahin jumlah menteri dan wakil menteri Jokowi digabung, tapi kerjanya entah apa.
Mungkin yang dipikirkan Presiden dalam memilih mereka adalah agar ada penyegaran dalam tubuh pemerintahannya, walau masih muda mereka memiliki pemikiran revolusioner meski secara pengalaman masih kurang dibandingkan mereka yang senior, tapi pemikiran kadang masih kolot dan susah untuk berpikiran maju dan revolusioner.
Beri dulu kesempatan kepada mereka, belum apa-apa sudah dinyinyirin. Jadi heran, apakah Fadli ini juga kepingin diajak gabung?
- Source : seword.com