Begini Yang Akan Terjadi Jika Ahok Masuk BUMN
Kalah dalam pemilihan Gubernur DKI 2017 bukanlah akhir dari segala-galanya. Bahkan ini justru menjadi pembuka jalan yang lebih besar lagi. Begitulah Ahok, setelah hampir 2 tahun menenangkan diri di Mako Brimob, barulah banyak yang bisa paham apa yang sesungguhnya sedang dihadapi oleh bangsa ini.
Kelompok yang mendemo Ahok tentu saja butuh dana yang besar untuk mengerahkan massa. Sulit dibilang itu adalah demo murni karena membela agama. Sebab yang paham agama dengan baik, melihat kasus ini hanyalah tunggangan politik. Ada tujuan meraih kekuasaan. Syahwat politik para mafia itu membuncah hingga tak terhitung berapa sudah yang dikeluarkan dananya hanya untuk menjatuhkan Ahok lalu berikutnya mereka inginkan Jokowi.
Yang jelas, pasti sudah sangat banyak dana yang dihabiskan, meski mungkin biaya merampok para mafia itu lebih besar dari yang telah dikeluarkan, namun setidaknya itu mengurangi amunisinya, hingga sampai saat ini mereka akan berpikir panjang saat akan mengeluarkan dana yang lebih banyak lagi untuk melakukan tindakan-tindakan busuk dalam rangka menjatuhkan pemerintahan Jokowi.
Jadi ada hikmah apa yang terjadi selama ini, dan itu adalah perjalanan panjang memperbaiki bangsa ini yang sudah hampir dikuasai oleh para mafia yang begitu rakus. Selain itu ada juga persoalan eksternal, yaitu adanya negara yang tidak mau kerjasama dalam meringkus para mafia ini. Itulah tantangan yang tidak mudah juga. Pihak luar negeri itu pun pasti berhitung untung ruginya. Lalu apakah Indonesia diam saja? sementara para mafia itu masih menyimpang hasil rampokannya di luar negeri yang sengaja dibuat sulit untuk diakses.
Kehadiran Riza Chalid di acara Nasdem di bulan Juli tahun 2018 lalu menjadi pertanyaan tersendiri oleh para pengamat. Sebab nama Riza Chalid disangkut-pautkan dengan urusan minyak. Tentu sebagai orang awam seperti saya agak sulit memahami ini, ada apa semua ini, apa hubungan Riza Chalid dengan Nasdem dan Surya Paloh? dan siapa saja teman-teman dan para sahabat Surya Paloh? ataukah siapa saja rekan-rekan bisnisnya? Apakah Riza Chalid punya andil besar dalam banyak pergerakan politik di negeri ini?
Dan benarkah dukungan Surya Paloh kepada Jokowi adalah cara "melobi yang sangat halus" selama ini? Seperti kata JK bahwa politik itu tidak ada kawan dan lawan abadi, yang abadi adalah kepentingan. Maka kalau begitu, publik akan bertanya-tanya, benarkah Surya Paloh dengan partai Nasdem-nya hadir untuk bangsa dan negara? yang akan membawa gerakan perubahan? apa yang Nasdem bisa ubah pada negara ini? Apa yang bisa Nasdem lakukan pada masyarakat Indonesia agar hidup dalam suasana keadilan sosial dan juga sejahtera? atau semua ini ada kalkulasi bisnisnya? ataukah yang di-ubah jadi rubah? lagi-lagi kita tunggu saja sembari mengamati. Sebab perjalanan ini baru saja dimulai.
Lalu apa hubungannya dengan Ahok yang akan berada di lingkungan BUMN? apakah jika Ahok diberi kewenangan membongkar para mafia Migas ini, justru membahayakan dirinya atau malah itu sangat bagus? sebab semuanya akan terungkap? akan tetapi menjadi buah simalakama dan atau terjadi benturan elit yang sangat super keras dan mempengaruhi pembangunan? lalu terungkap siapa sebenarnya Riza dan kenapa bisa akrab dengan partai dan juga bisa hadir dalam acara partai itu? Mungkin ada benang merahnya.
Setidaknya, mendengar nama Ahok yang akan mengurusi BUMN yang selama ini jadi lahan paling sangat basah, para dedengkot yang selama ini telah bermain curang dan culas, mulai gemetaran. Namun, para dedengkot itu tidak akan tinggal diam, mereka akan menyusun cara-cara yang paling licik. Sehingga dikhawatirkan Ahok akan kena jebakannya.
Tapi Ahok sepertinya sudah sangat siap menghadapi hal-hal yang lebih berat lagi. Lebih berat dari tuduhan penistaan agama. Dan para mafia itu akan mencari formula baru selain mengemas tuduhan penistaan agama.
Jatuhnya Ahok di kursi Gubernur DKI, rupanya mungkin sebuah berkah bagi bangsa ini. Berkah yang pertama, kelompok Intolen atau kelompok yang model ber-agamanya sudah mengarah ke model ISIS, sudah mulai terungkap beserta jaringannya. Dan imbasnya, ormas HTI yang anti pancasila pun dibubarkan. Dan yang kedua, tujuan utama mereka untuk menjatuhkan Jokowi sehingga mengeluarkan banyak dana dalam berdemo dan gerakan lainnya, keluar dengan sia-sia, sebab tujuan mereka tidak tercapai saat itu.
Yang ketiga. Kelompok oportunis bisa semakin jelas terlihat, sehingga ada cara khusus dalam menghadapinya. Dan keempat. Memahamkan kepada warga DKI bahwa perbedaan kualitas antara orang yang berintegritas dan orang yang hanya bisa mengolah kata, sehingga olah kota jadi amburadul, termasuk kasus anggaran yang menegaskan mana yang benar-benar cakap jadi gubernur, dan mana yang tidak.
Itulah hikmahnya. Jakarta menderita hanya untuk sementara, akan ada perubahan yang lebih baik.
- Source : seword.com