Viral! Video Lirikan Mata Novel Baswedan Menambah Keraguan?
Sudah sebulan lebih sebenarnya netizen gaduh soal apakah Novel Baswedan benar-benar disiram air keras atau hanya konspirasi yang sukses. Tidak tanggung-tanggung sampai ada netizen yang mengunggah rekomendasi dokter Singapura atas kondisi mata Novel. Bukan malah menyelesaikan masalah melainkan semakin menambah kegaduhan dunia maya karena adanya cacat dalam surat rekomendasi tersebut.
Nanti kita akan kembali membahas soal kegaduhan mereka ini setelah kita membahas video yang baru saja viral meski sudah tersebar sejak 2017 lalu.
Apa yang menarik dari video itu adalah ketika Novel Baswedan melirik ke arah kamera dengan bola mata masih normal – jika dilihat secara kasat mata. Bola matanya masih bergerak secara normal dan kita tidak menyaksikan ada kesulitan apa-apa ketika Novel menoleh ke arah wartawan.
Menurut berita, Novel disiram air keras pada subuh, 11 April 2017. Maka kalau dibandingkan dengan video unggahan NET.Z, hanya berserang 7 hari atau seminggu. Video tersebut membuktikan satu hal bahwa Novel sudah membaik dalam waktu 7 hari.
Ketika kita bandingkan penampilan Novel di video dengan yang sekarang, sangat berbeda jauh. Penampilan mata novel yang sekarang seolah menggunakan bola mata palsu.
Dari kaca mata awam saya, tentu saja sangat jauh berbeda. Justru mata Novel jauh lebih baik ketika seminggu setelah penyiraman dari pada sekarang ketika dia tampil di depan publik. Sebagai awam dalam hal luka, tentu saja anggapan kita ‘kog bisa semakin lebih parah setelah sekian kali menjalani operasi?’ Atau mungkin itu hanya karena keterbatasan pengetahuan saya saja.
Video lama yang baru viral kembali ini menambah pertanyaan banyak orang apakah kasus Novel benar-benar kecelakaan, disengaja atau rekayasa. Tentu saja ada pertimbangan-pertimbangan logis yang memaksa publik bertanya-tanya. Dan itu pula yang diributkan oleh netizen selama sebulan itu. Mari kita dalami lagi yuk.
Dari sekian banyak korban penyiraman air keras, semuanya meninggalkan bekas. Karena ada bekas, maka sangat beda dengan tampilan sebelum terjadi penyiraman, bahkan setelah bertahun-tahun pasca penyiraman. Dan anehnya, dari sekian banyak kasus – Anda cari sendiri di Google – kebanyakan justru matanya yang terselamatkan sementara wajah mereka melepuh.
Mungkin kasus Novel jadi pengecualian, matanya yang kena sementara yang lain tidak melepuh. Bisa jadi, Novel lamban mengedipkan mata dan korban lain sangat reaktif mengedipkan mata sehingga terselamatkan.
Dalam video di atas jelas tampak bahwa tidak ada wajah Novel yang berbeda dari sebelumnya. Tidak ada pula perban yang menutupinya. Jangankan melepuh, memerah saja tidak ada. Muncul pertanyaan, kulit Novel yang keras atau air kerasnya yang kurang keras sehingga tidak sampai merusak kulit luar.
Kalau kadar air kerasnya kurang keras, maka sangat berhubungan dengan motif penyiraman air keras terhadap Novel. Untuk mencelakai, mengintimidasi, atau untuk membunuh? Kalau mau mencelakai, kog ya penyiram tanggung-tanggung amat menanggung risiko besar hanya untuk mencelakai. Kalau untuk mengintimidasi, ya juga tanggung. Apalagi kalau mau membunuh, ya penyiramnya goblok tingkat dewa. Karena kondisi fisik Novel yang mencurigakan dan penuh pertanyaan, maka motif pelaku penyiraman pun tidak mudah ditentukan.
Maka jangan heran kalau kepolisian kesulitan menyelesaikan kasus ini. Banyak kemungkinan-kemungkinan yang akan menghasilkan kemungkinan. Pada saat yang sama, Novel sendiri tidak kooperatif dalam penyelesaian kasus ini.
Saya sendiri pada awal kasus penyiraman itu sangat berempati. Saya terhipnotis oleh kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK. Tidak ada pilihan lain kala itu selain mempercayai dan tidak meragukan apa pun sehingga tidak pula ada niat mengamati perubahan fisik Novel.
Tetapi ketika sikap Novel sekarang seolah seperti pejuang paling getol memerangi korupsi, ditambah lagi fakta-fakta baru tentang fisik Novel, kecurigaan itu semakin bertambah. Bukan kecurigaan terhadap kasus penyiraman itu, karena memang benar terjadi dan terekam CCTV. Melainkan terhadap daya rusak air kerasnya dan motif pelaku penyiraman itu.
Saya tidak mengajak Anda untuk curiga seperti saya. Saya curiga, kasus ini benar-benar kasus mencelakai. Saya curiga kasus ini mungkin rekayasa. Saya curiga kasus ini benar-benar dendam semata. Dan saya curiga kasus ini tidak ada kaitannya dengan korupsi.
Saya hanya mengajak Anda untuk memperhatikan baik-baik bukti-bukti yang ada, dipikirkan dan kemudian menentukan kesimpulan sendiri.
Itulah sebabnya, untuk menghilangkan rasa curiga ini, dan membantu Anda mengambil kesimpulan, saya mendesak kepolisian untuk menyelesaikan kasus ini setuntas-tuntasnya. Agar tidak ada rasa curiga di antara kita.
- Source : seword.com