Erdogan Sebut Turki Siap Ambil Tindakan Lantaran AS Tidak Benar-Benar Penuhi Janjinya Soal Suriah
Tanggal 17 Oktober, Turki dan AS berhasil mencapai kesepakatan gencatan senjata 120 jam untuk membiarkan pasukan Kurdi pergi meninggalkan ‘zona aman’.
Dilansir channel Turki NTV, pada hari Selasa, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa gencatan senjata yang berlangsung selama 120 jam telah berakhir.
Sang presiden mengatakan AS tidak benar-benar memenuhi janjinya dalam kesepakatan Suriah dan karenanya Turki siap mengambil langkah selanjutnya yang diperlukan.
“Janji yang diberikan AS tidak sepenuhnya dipenuhi. Oleh karena itu kami akan mengambil langkah selanjutnya yang diperlukan,” ujar Erdogan. “
Dalam agenda kesepakatannya, Menteri Pertahanan Turki akan memantau proses penarikan pasukan (Kurdi) dari zona aman yang cakupan wilayahnya telah ditentukan Turki. Menurut sang menteri, sejauh ini sebanyak 136 kendaraan telah keluar dari area tersebut.
“Semua teroris yang kedapatan masih berada di area ‘zona aman’ selepas masa gencatan senjata akan dibunuh,” ujar sang menteri seperti yang dikutip NTV.
Lebih lanjut, sang menhan mengatakan sebanyak 42 pelanggaran ditemukan selama aksi gencatan senjata digelar.
“Kami berhak untuk mempertahankan diri dari segala macam bentuk pelecehan dan pelanggaran,” ujar sang menteri sambil menambahkan bahwa seluruh pelanggaran gencatan senjata akan segera dilaporkan pada AS.
Seperti yang telah diketahui, Turki menganggap pasukan Kurdi sebagai sebuah organisasi teroris lantaran masih berafiliasi dengan Partai Pekerja Kurdi.
Sementara itu, tujuan digelarnya operasi militer Turki di Suriah adalah untuk menciptakan zona aman seluas 30 km. Operasi militer bernama Operation Peace Spring ini diumumkan pada tanggal 9 Oktober.
Sebelumnya pada hari Selasa, Erdogan berjanji akan kembali melancarkan serangan dengan skala yang lebih besar seandainya AS menangguhkan janjinya.
Masih di hari yang sama, Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan menggelar memorandum gabungan untuk membahas masalah SUriah. Dalam kesempatan itu Turki mengatakan, kesepakatan Turki dengan AS dan Rusia tidak saling berkaitan.
“Kesepakatan hari ini dengan Rusia bersifat independen dan tidak ada kaitannya dengan kesepakatan Turki-AS, yang mengharuskan teroris PKK/YPG keluar dari zona aman,” tulis Direktur Komunikasi Turki Fahrettin Altun dalam akun Twitternya.
- Source : sputniknews.com