Kirimkan Surat, Trump Minta Erdogan Untuk Tidak Bertindak Bodoh
Dalam sebuah surat, Presiden AS Donald Trump meminta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membuat kesepakatan dengan pasukan Kurdi Suriah. Dalam surat itu ia juga memperingatkan bahwa sejarah akan mengingatnya sebagai tokoh yang jahat dan AS tidak segan untuk menghancurkan ekonomi Turki jika dia menolak (permintaan AS).
“Anda pastinya tidak mau bertanggung jawab atas pembantaian ribuan orang, dan saya pun tidak mau bertanggung jawab atas kehancuran ekonomi Turki, namun saya bisa saja melakukannya,” ancam Trump dalam surat tertanggal 9 Oktober.
Sang presiden AS memohon Erdogan untuk membuat kesepakatan dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF), mengatakan bahwa Jenderal Kurdi Mazloum Kobani Abdi bersedia membuat konsensi yang tak pernah mereka buat sebelumnya.
“Jangan jadi orang yang keras kepala. Jangan bodoh!”
“Sejarah akan mengharumkan nama Anda jika Anda bertindak benar dan berprikemanusiaan,” ujar Trump. “Namun, selamanya sejarah juga akan mencap Anda sebagai tokoh yang jahat seandainya hal baik tak kunjung tercipta.”
Seperti yang telah diketahui, Trump sudah berulang kali mengancam akan menghancurkan ekonomi Turki seandainya Turki melakukan hal yang dianggap AS sudah kelewat batas.
Ancaman ini berbuntut pada pertemuan Wakil Presiden AS Mike Pence dan Erdogan hari Kamis. Jika pertemuan ini tidak berjalan mulus, “serangkaian sanksi dan tarif akan dijatuhkan pada Turki”.
Hingga kini Turki terus bersikeras mengatakan bahwa mereka tidak memusuhi etnis Kurdi melainkan milisi Kurdi yang dianggap sebagai kelompok teroris.
Sejauh ini, Erdogan tidak mempedulikan ancaman AS dan negara Eropa sekutu AS yang ikut menggertak akan membatasi penjualan senjata ke Turki seandainya operasi militernya tetap dilanjutkan di Suriah.
Sebagai informasi, operasi militer ini sendiri bertujuan untuk menciptakan “zona aman” yang mencakup wilayah seluas 30 km di Suriah.
Meskipun AS menganggap entis Kurdi yang tergabung dengan SDF adalah sekutunya, layaknya Turki, ia menyebut milisi separatis Kurdi PKK sebagai ancaman teroris yang lebih berbahaya ketimbang ISIS.
Sebelumnya, Trump sempat mengatakan bahwa dirinya telah menggelontorkan banyak uang untuk pasukan Kurdi agar mereka tidak membiarkan ISIS kabur dan kembali menciptakan kekacauan. Namun nampaknya Trump juga ingin “cuci tangan” dan membiarkan Turki memberantas kelompok mana yang dianggapnya sebagai teroris dan bukan teroris.
- Source : www.rt.com