Menlu Iran Sebut Pihaknya Perlu Melawan AS Untuk Mempertahankan Kesepakatan JCPOA
MOSKOW – Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan pada hari Senin bahwa sikap AS terhadap kesepakatan nuklir menyalahi hukum internasional, dan jika kesepakatan (nuklir) tersebut tidak dipertahankan, bisa dipastikan kesepakatannya hilang.
Hari Minggu (1/9) Iran mengatakan pihaknya akan kembali mengurangi komitmennya terhadap isi kesepakatan nuklir.
Selang sehari kemudian, seorang juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei, mengatakan bahwa Iran masih akan menunggu sampai haris Kamis untuk melihat tanggapan negara anggota kesepakatan lainnya yang nantinya akan menentukan sikap Iran selanjutnya.
“Tindakan Amerika tidak hanya akan menghancurkan JCPOA, namun juga sistem hukum internasional seluruhnya. Itulah kenapa, jika kami tidak menemukan cara untuk melawan Amerika Serikat, bukan hanya JCPOA yang akan hancur. Sejauh ini, kami telah berdiskusi dengan Rusia mengenai isu ini,” ujar Zarif pada penyiar Rossiya 24.
Sebelumnya, masih di hari yang sama, Zarif mengatakan kalau Iran tidak segan kembali mematuhi kewajibannya, jika memang ada kemajuan dalam proses negosiasi dengan AS dan negara anggota kesepakatan lainnya menepati komitmennya.
Sebagai informasi, kesepakatan nuklir Iran 2015 atau yang lebih dikenal dengan nama kesepakatan JCPOA, ditandatangani oleh sejumlah negara seperti Iran, China, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris, Amerika Serikat dan uni Eropa.
Kesepakatan ini mengharuskan Iran menghentikan program nuklirnya dan menekan angka cadangan uraniumnya sebagai ganti dari penangguhan sanksi yang dijatuhkan.
Sayangnya, pada tahun 2018 Amerika Serikat secara sepihak memilih untuk menarik diri dari kesepakatan Iran dan kembali menjatuhkan serangkaian sanksi ekonomi pada Iran.
- Source : sputniknews.com