Terungkap Alasan Trump Ngotot Keluar Dari Kesepakatan Nuklir INF
Pentagon berencana untuk menguji coba dua jenis rudal yang telah dilarang Intermediate Nuclear Forces Treaty (Kesepakatan INF) selama lebih dari 30 tahun. Alih-alih membatalkan uji cobanya, Pentagon justru mengatakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan uji coba ini selama bertahun-tahun.
Baru-baru ini, Pentagon membeberkan rencananya untuk memproduksi rudal jelajah terbang rendah yang mampu menempuh jarak 1.000 km dan sebuah rudal balistik yang mampu menempuh jarak 3.000 hingga 4.000 km.
Lebih lanjut, Pentagon mengatakan kedua rudal ini tidak akan dilengkapi dengan nuklir. Menurut Pentagon, setelah pihaknya memutuskan untuk menarik diri dari kesepakatan INF, tidak ada lagi keharusan untuk mereka mematuhi larangan ini.
Uji coba rudal ini sendiri kabarnya akan dilakukan segera setelah proses penarikan diri AS dari kesepakatan INF selesai.
Menurut staf Pentagon yang tidak ingin disebutkan namanya, rudal jelajah miliknya akan diuji coba pada bulan Agustus mendatang, sementara untuk rudal dengan jarak tempuh yang lebih jauh akan diuji coba pada bulan November.
Seandainya kesepakatan INF antara AS dan Rusia bisa diselamatkan, uji coba kedua senjata ini harusnya dapat dihentikan. Sayangnya, AS ngotot menuduh Rusia lebih dulu melanggar kesepakatannya dengan menciptakan rudal jelajah 9M729.
“Rasanya tidak bijak bagi AS dan NATO tetap mempertahankan kesepakatan nuklir INF padahal Rusia telah melanggarnya,” kantor berita AP mengutip pernyataan Daryl Kimball dari Arms Control Association.
Pada hari Senin kemarin, Pentagon mengumumkan bahwa pihaknya akan mulai membuat rudal yang sebenarnya dilarang dalam kesepakatan INF.
Sementara itu, juru bicara Pentagon mencoba menjustifikasi langkah yang diambil Pentagon dengan mengatakan “sampai tanggal 2 Februari ada beberapa aktivitas yang tidak sesuai dengan isi kesepakatannya, sementara kami masih menjalankan kewajiban kami berdasarkan kesepakatan.”
Menanggapi pernyataan ini, Menteri Pertahanan Rusia mengatakan, pihaknya yakin mulai bulan lalu AS juga telah membangun fasilitas produksi Raytheon (perusahaan manufaktur AS) dengan tujuan menciptakan senjata yang sejak tahun 2017 lalu telah dilarang penggunaannya. Selain itu, sejak saat itu pula AS terus-terusan mencari alasan agar bisa keluar dari kesepakatannya.
Sebagai informasi, sejak tahun 1987, kesepakatan nuklir INF melarang penggunaan rudal nuklir maupun rudal konvensional dengan jarak tempuh antara 500 km sampai dengan 5.500 km.
Sebenarnya, tak Cuma Rusia, para pejabat AS pun khawatir bahwa Trump sengaja menarik diri dari kesepakatan agar bisa menciptakan senjata-senjata yang sebelumnya dilarang dalam kesepakatan INF.
- Source : www.rt.com