Aksi Ekspatriat Pengidap HIV Di Singapura Ini Mengerikan
Seorang ekspat asal Amerika yang menderita HIV positif baru-baru ini membocorkan data pribadi milik 14.200 orang yang diambilnya dari database kesehatan pemerintah Singapura.
Ekspat AS yang sempat dipenjara lebih dari dua tahun di Singapura ini memang kerap melakukan sejumlah kejahatan, seperti berbohong mengenai status HIV nya, nampaknya telah menemukan cara untuk balas dendam.
Sang ekspat nekat membocorkan data pribadi milik 14.200 pasien berisi nama, hasil tes HIV, nomer telepon, alamat rumah, nomer KTP dan informasi medis lainnya. Tidak sampai di situ, menurut Kementerian Kesehatan Singapura, pria ini juga ikut membeberkan nama dan nomer telpon pasangan para pasien.
Dari keterangan otoritas Singapura, ekspat AS yang diketahui bernama Mikhy K Farrera Brochez ini berhasil mendapatkan seluruh informasi pribadi tersebut melalui pasangannya yang merupakan penduduk lokal bernama Ler Teck Siang.
Ler Teck Siang sendiri merupakan seorang dokter yang memiliki akses terhadap data diri pasien yang selama ini dipegang Kementerian Kesehatan.
Seluruh data pribadi ini kabarnya dicuri sebelum tahun 2016, namun baru dibocorkan setelah Brochez dideportasi dari Singapura.
Menanggapi kasus ini, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan pihaknya terus menghubungi seluruh pasien yang menjadi korban kejahatan Brochez untuk menginformasikan mereka bahwa data pribadinya telah tersebar.
Brochez sendiri sudah dideportasi dari Singapura pada bulan Mei tahun 2018 lalu, setelah mendekam di penjara Singapura selama 28 bulan lantaran terjerat sejumlah kasus penipuan dan narkoba.
Selain itu, di tahun 2008 ia sempat berbohong pada Kementerian Tenaga Kerja Singapura mengenai penyakit HIV yang diidapnya agar ia mendapatkan izin kerja.
Dalam mengelabui Kementerian Tenaga Kerja Singapura, Brochez menggunakan sampel darah milik pasangannya, Dokter Siang, yang diakunya sebagai miliknya sendiri.
Sebagai informasi, di Singapura, pendatang asing yang diketahui mengidap HIV positif dilarang mendapatkan visa kerja dan status penduduk tetap.
Pihak kementerian lalu meminta bantuan negara lainnya untuk ikut melacak Brochez dengan mengatakan bahwa ia sedang dalam proses penyelidikan polisi atas dugaan berbagai kejahatan.
Sedangkan, pasangan Brochez, Dokter Siang, tetap di Singapura menunggu proses hukum atas tindakannya yang telah membantu Brochez berbohong hingga mendapatkan izin kerja. Dokter Siang dilaporkan akan dijatuhi hkuman 24 bulan penjara.
Pasca kejadian ini, pemerintah Singapura memberitahukan publik bahwa pihaknya telah memasang alat keamanan tambahan untuk melindungi data kesehata seluruh pasien yang sempat dicuri Brochez di tahun 2016 silam.
Sayangnya, pada tahun lalu, kejadian sama kembali terjadi. Kali ini, data kesehatan pribadi milik 1,5 juta pasien yang tersimpan di sistem kesehatan masyarakat Singapura berhasil diretas. Bahkan, Perdana Menteri Lee Hsien Loong ikut menjadi korbannya.
- Source : www.rt.com