Akhirnya, AS Ungkap Daftar Nama Pembunuh Khashoggi!
AS telah menjatuhkan sanksi kepada 17 orang yang diduga berperan dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Di antara mereka yang dikenakan sanksi terdapat nama ajudan top Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Konsulat Saudi Mohammed Alotaibi.
Pembunuhan sadis terhadap jurnalis Washington Post di gedung konsulat Saudi di Istanbul ini memang telah memicu kecaman masyarakat dunia. Sementara itu, lantaran Khashoggi bekerja di Washington Post, tekanan untuk ikut mengungkap tabir misteri kematian sang jurnalis juga ikut menghampiri Gedung Putih sebagai sekutu Arab Saudi.
Selain nama ajudan top MBS dan Konsulat Suaid, ada Maher Abdulaziz Mutreb yang diyakini otoritas Turki memimpin 15 orang lainnya ke Istanbul untuk membunuh Khashoggi.
Menurut surat kabar pro pemerintah Turki Sabah, saat melewati pos pemeriksaan bandara Turki, regu pembunuh Khashoggi diketahui membawa sejumlah alat seperti gunting, defibrillator dan suntikan.
Sementara New York Times melaporkan bahwa Mutreb lah yang memberitahu “bosnya” bahwa Khashoggi telah dibunuh. Nah, bosnya ini diduga Putra Mahkota Saudi. Namun, sejauh ini otoritas Saudi masih menyangkal keterlibatannya dalam kasus pembunuhan Khashoggi.
Untuk diketahui, ke 17 orang ini dijatuhi sanksi di bawah naungan Global Magnitsky Act, sebuah undang-undang yang mengizinkan AS menjatuhkan sanksi pada pihak yang terlibat dalam pelanggaran berat hak asasi manusia, membekukan rekening mereka serta melarangnya memasuki wilayah Amerika.
Undang-undang ini dibuat pada tahun 2012 dengan tujuan memberikan peluang agar AS bisa menghukum pejabat Rusia yang kabarnya bertanggung jawab atas kematian akuntan Sergei Magnitsky di penjaran Moskow.
Di samping itu, UU ini juga memungkinkan AS mengenakan serangkaian sanksi kepada warga negara asing tanpa harus disertakan bukti bersalah.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump telah meminta seluruh pihak untuk menahan diri selama penyelidikan kasus Khashoggi masih dilakukan, Trump juga menolak membatalkan kesepakatan senjata senilai USD 110 miliar yang saat ini tengah dijalin dengan Arab Saudi.
“Dari awal kami sudah mencoba untuk berpura-pura tidak tahu apa yang sedang terjadi di Arab Saudi,” ujar Baer pada Jake Tapper dari CNN. “Arab Saudi sedang bergejelok. Tak ada yang kami kenal di sana kecuali MBS,” lanjutnya. “Yang membuat Gedung Khawatir adalah situasi di negara ini bisa meletus kapan saja.”
- Source : www.rt.com