Ulah Konyol “Rambut Petai“ Sandiaga
Alih-alih ingin sindir politisi Andi Arief politisi asal Partai Demokrat yang sebelumnya menyindir Sandiaga karena Prabowo jarang keluar dari Kertanegara dan justru Sandi yang sering keluar, malah terlihat konyol jadinya. Sandi taruh ikatan petai di atas kepalanya.
Tak ayal atas ulahnya itu membuat orang yang melihat pun tertawa.
Hal itu terekam awal media, saat melakukan kampanye di Subang, Jawa Barat, Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno menyambangi Pasar Terminal Sukawelang. Dia berhenti di sebuah lapak pedagang petai. Sandiaga mengirim pesan untuk Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief.
"Nih Pak Andi Arief, rambut saya sampai berubah jadi warna hijau, karena kampanye terus menerus (jalan terus non-stop)," ucap Sandiaga sambil menaruh seikat petai di kepalanya, seperti tertulis dalam siaran pers, Minggu (14/10).
Guyonan Sandiaga merepons cuitan Andi Arief yang mengkritik Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Andi melihat, Ketum Gerindra tersebut kalah aktif kampanye ketimbang wakilnya Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno memang kerap melakukan tindakan-tindakan yang konyol, baik melalui perkataan maupun perbuatan.
Beberapa kali harus terlihat bersiteru dengan warganet atau masyarakat di dunia sosial media. Misalkan saja soal “tempe” setipis ATM.
Jenis kampanye yang dihadirkan cenderung hiperbola. Kampanye dengan maksud mencuri perhatian tidak harus melebih-lebih sebuah perkara remeh-temeh.
Sebetulnya aksi Sandi ini sudah sejak yang bersangkutan sebagai wakil gubernur DKI dulu, salah satu gaya yang melegenda adalah jurus bangau. Kemudian ada pula “sayembara Sandi mencari sepatu” dan entah sekarang bagaimana nasibnya.
Di masa kampanyenya diajang pilpres 2019 ulah Sandi belum juga berhenti. Selain tempe masih ada soal uang 100 ribu yang hanya bisa dapat cabai dan bawang katanya jaman sekarang.
Sayangnya, soal uang 100 ribu ini justru mendapat jawaban dari masyarakat sendiri. Mereka ramai-ramai uploud daftar hasil belanjaan dari uang 100 ribu.
Berikutnya, Sandi sempat mengatakan dengan nada menyindir bahwa makan ayam di Jakarta lebih mahal dari pada di Singapore. Di Jakarta katanya Rp 50.000 sedang di Singapore Rp 35.000, akibatnya banyak warganet yang kembali terusik lagi atas pernyataan balon wakil presiden nomor urut 02 ini.
Sedangkan, kali ini Sandi meletakkan ikatan petai di atas kepalanya.
Pertanyaannya adalah apakah efektif metode menarik perhatian dengan cara demikian?
Kalau menurut saya sangat tidak efektif. Kalau untuk kalangan tertentu barangkali apa yang dilakukan Sandi mewakili. Tapi melihat respon masyarakat secara umum justru sebaliknya. Hal ini menandakan metode cara kampanye menarik perhatian masyarakat tersebut gagal.
Prosentase keberhasilan lebih sedikit tinimbang kesan konyol yang jauh lebih menonjol, belum lagi program-programnya yang lain jauh dari kata familier di telinga masyarakat.
- Source : seword.com