Soal Skandal Kebocoran Data Penggunanya, Google Ungkap Penyebabnya
MOSKOW (Kantor Berita Sputnik). Pada hari Senin, raksasa teknologi Google mengkonfirmasi adanya kesalahan software dalam jaringan sosial Google+ telah berdampak pada bocornya data pribadi para penggunanya yang berjumlah sekitar 500.000. Selain itu, dikatakan bahwa sejauh ini tidak ada bukti terkait penyalahgunaan data pribadi tersebut oleh pihak ketiga.
“Dalam upaya audit kami, kami menemukan adanya kesalahan pada Google+ People APIs (program aplikasi antarmuka) di mana penggunan dapat memberikan akses pada orang lain untuk melihat data profil mereka juga data milik teman-teman mereka yang berada di aplikasi Google+ melalui API,” dalam psotingan blognya, Google menjelaskan.
“Pada bulan Maret 2018 kami menemukan kesalahan ini dan langsung memperbaikinya. Kami yakin, kebocoran data ini merupakan dampak interaksi API dengan perubahan kode Google+ selanjutnya,” ujar Google lebih lanjut.
Diketahui, data pengguna Google+ yang berjumlah sekitar 500.000 diduga orang bocor pada 438 aplikasi. Data yang bocor ini meliputi nama, alamat email, pekerjaan, gender dan usia. Sedangkan nomer telepon, isi pesan dan informasi pribadi lainnya milik pengguna aman.
“Tidak ada bukti yang kami temukan terkait penyalahgunaan data pengguna yang bocor akibat kesalahan ini,” Google menekankan.
Sebelumnya, harian Wall Street Journal ikut memberitakan skandal kebocoran ini.
Menurut Wall Street, pada awalnya Google sempat memutuskan untuk menutupi kesalahan ini untuk menyelamatkan reputasinya. Disamping itu, Google tak ingin kasus ini dibandingkan dengan skandal kebocoran data yang sebelumnya menimpa Facebook.
Raksasa teknologi ini pada akhirnya memutuskan untuk menutup Google+ untuk pelanggan umumnya. Sedangkan Google+ untuk pelanggan perusahaan akan tetap aktif karena popularitasnya yang tinggi sebagai jaringan sosial perusahaan.
Google sendiri akan memberikan waktu transisi selama 10 bulan agar para pengguna bisa mengunduh dan memindahkan semua data mereka.
- Source : sputniknews.com