www.zejournal.mobi
Rabu, 27 November 2024

Erdogan Menghimbau Seluruh Negara Di Dunia Untuk Bersatu Menghancurkan ‘Monopoli’ Dolar AS

Penulis : RT | Editor : Indie | Selasa, 04 September 2018 15:30

Menanggapi sanksi yang dijatuhkan AS kepada Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pihaknya akan membalas dengan melakukan transaksi non dolar dan mulai berinvestasi dengan negara lainnya. Selain itu, Erdogan mengatakan bahwa tingkah AS saat ini layaknya “serigala liar”.

“Secara perlahan namun pasti, kita perlu mengakhiri monopoli dolar dengan cara seluruh negara yang ada di dunia mulai menggunakan mata uang negaranya,” ujar Erdogan dalam sebuah bisnis forum di Kyrgyztan.

Menurut sang presiden Truki, sistem dolar yang memang dirancang untuk mempermudah perdagangan dunia saat ini telah berubah menjadi sebuah masalah besar.

Tujuan manipulasi mata uang ini adalah untuk sengaja mengganggu ekonomi Turki saat ini yang memang kuat dan sehat, Erdogan mengatakan.

“Amerika bertingkah layaknya serigala liar. Jangan percaya pada mereka,” kata Erdogan. “Menggunakan dolar hanya akan mencederai kami. Namun, kami tak akan menyerah begitu saja. Kami lah yang akan menang.”

Untuk diketahui, saat ini Turki tengah berjuang melawan krisis mata uangnya yang semakin diperparah dengan meningkatnya sanksi yang dijatuhi AS.

Tahun ini sendiri, lira telah kehilangan 42 persen nilainya terhadap dolar AS lantaran pertikaian diplomatik yang terjadi antara Turki dan AS.

Sementara itu, data yang dihimpun oleh Turkish Statistical Institute menunjukkan bahwa pada bulan lalu tingkat inflasi negara meningkat hingga nyaris 18 persen. Harga konsumen pada bulan Agustus tahun ini juga ikut meningkat sebanyak 17 persen, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sebagai informasi, awal mula AS terus memberikan tekanan ekonomi terhadap Turki disebabkan oleh kasus penahanan pendeta AS bernama Andrew Brunson oleh otoritas Turki. Pendeta Andrew diduga terlibat dalam aksi kudeta yang dilakukan pihak militer untuk menggulingkan Presiden Erdogan dua tahun lalu. Aksi kudeta itu sendiri berhasil digagalkan.

Akibatnya, pendeta Andrew Brunson saat ini dijerat hukuman penjaran selama 35 tahun.


Berita Lainnya :

Sejauh ini, Gedung Putih telah membekukan sejumlah aset milik Menteri Keadilan Turki Abdulhamit Gul dan Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu karena keduanya diduga ikut berperan dalam kasus penahanan pendeta Andrew Brunson.

Tak puas dengan pembekuan aset, Presiden Donald Trump lantas berjanji untuk melipatgandakan tarif impor ke sejumlah barang Turki seperti alumunium dan baja.

Tak tinggal diam, Turki lantas mengumumkan tarif impor yang diberlakukan negaranya ke sejumlah barang dari AS meliputi mobil, alkohol dan tembakau.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar