Akankah Kenaikan Harga Pertamax Diikuti Pertalite?
Harga bensin Pertamax naik 600 rupiah perliter. Sementara Pertamina Dex naik 500 rupiah perliter.
Netizen pun riuh dengan caci maki. Narasinya masih sama seperti 4 tahun lalu, Jokowi kacung asing, menindas rakyat, pembohong dan seterusnya. Segala bumbu analisis kampret pun bermunculan, ada yang komentar ini untuk ongkos politik, kenaikan ini untuk biaya kalah Pilkada dan seterusnya.
Bagaimanapun itu semua hanya cocoklogi saja. Bahwa kemudian mereka yakini itu benar, ya biarkan saja. Kita tetap dengan kewarasan yang sempurna, melihat suatu kejadian dari sisi yang wajar-wajar saja.
Sebelum saya membahas alasan atau faktor kenapa harga pertamax dan pertadex naik, sebaiknya lebih dulu saya bahas tentang siapa saja konsumen dua jenis bahan bakar tersebut.
Konsumen pertamax rata-rata adalah pengguna motor baru dan motor-motor dengan harga kisaran 25 juta ke atas, sekelas Aerox dan di atasnya. Ada juga pengguna motor matic seharga belasan juta yang ikut mengkonsumsi pertamax, tapi itu tak begitu banyak. Dan biasanya itu pilihan terpaksa, karena premium dan pertalite antri cukup panjang.
Untuk kelas mobil, pengguna pertamax biasanya adalah mobil keluaran terbaru di atas kelas sejuta ummat Avanza. Seperti Xpander, Rush, Terios, BRV, HRV. Tapi banyak juga dari kelas mereka yang masih menggunakan Pertalite.
Di atas mereka seperti CRV, Fortuner, Innova, Alphard. Ditambah dengan mobil-mobile mewah dari kelompok Mercedez, BMW, Lexus, Audi sudah pasti menggunakan bahan bakar pertamax. Mobil-mobil ini harga terendahnya adalah Innova, sekitar 400an juta. Kalau beli Avanza baru dapat dua biji. Kalau kelas Mercedez, termurah di kisaran 800 juta, dapat empat biji Avanza. Apalagi kelas Audi dan Lexus, semua jenis mobilnya sudah di atas 1 miliar.
Untuk pengguna solar Pertadex, biasanya mereka adalah kelompok pengguna mobil kelas SUV seperti Innova, Fortuner dan Pajero keluaran terbaru. Di beberapa mobil mewah BMW juga menggunakan solar Pertadex. Dan pom bensin yang menyediakan Pertadex ini ga banyak. Di kabupaten saya, dari 7 tempat, cuma ada 1 pom bensin yang menyediakan Pertadex.
Kenapa saya menyebutkan begitu banyak nama dan jenis mobil dalam artikel ini? Hehe ya kebetulan saja saya sering lihat mobil-mobil itu kalau pas lagi di pom bensin. Dan penting untuk kita ketahui bahwa harga mobil-mobil itu pasti dimiliki oleh orang-orang kaya.
Mobil seperti Innova, pajaknya berkisar 4 jutaan. Apalagi yang harga belinya di kisaran 1 milyar, pajaknya mungkin sudah mencapai belasan juta pertahunnya. Atau kalau dihitung perbulan, mereka harus menyisihkan 1 juta perbulan untuk bayar pajak mobil.
Golongan dengan kemampuan bayar pajak minimal 4 juta hingga belasan juta rupiah, jelas bukan orang yang pantas untuk kita kasihani hanya karena bahan bakar mobil mereka naik 600 perak. Karena apa? Karena pajak tahunan mereka nyaris setara dengan gaji tahunan kalian.
Mereka pengguna mobil-mobil mewah dengan CC besar, sekali isi minimal 300 ribu. Kalau tangkinga agak besar seperti Fortuner dan Pajero, bisa 600 ribu sekali isi. Duit segitu bagi mereka receh, ibarat kalau kamu ngutang ke mereka dan ga bayar, mereka tetap akan biasa saja. Ga akan pernah ditagih. Haha
Oke, sekarang beralih ke alasan mengapa kenaikan BBM harus dilakukan?
Kebetulan dua bulan yang lalu saya sempat ngobrol dengan informan Seword soal ini. Mereka sedang bingung untuk mencari solusi dari melonjalknya harga minyak dunia serta anjloknya rupiah terhadap dollar. Harga minyak dunia mengalami kenaikan sekitar 40 persen dalam setahun. Tahun lalu masih di kisaran 50 dollar perbarrel, sekarang sudah 75 dollar. Begitu juga dengan dollar, setelah sempat turun dan sideways di kisaran 13.000 rupiah perdollar, sekarang sudah di atas 14.000.
Pemerintah saat itu sedang mengkaji kenaikan serentak harga BBM subsidi maupun nonsubsidi. Karena harga dollar dan minyak dunia saat ini sudah mencapai titik maksimum yang tidak bisa ditahan lagi.
Setelah dua bulan berlalu, rupanya pemerintah menggunakan solusi subsidi silang dari kelompok orang-orang kaya. Kenaikan 600 rupiah perliter untuk pertamax dan 500 rupiah perliter untuk pertadex adalah solusi jalan tengah dan bersifat sementara. Pemerintah tidak perlu menaikkan BBM bersubsidi atau kelas menengah pertalite dan dexlite, dengan harapan harga minyak dunia dan dollar berangsur turun.
Namun jika harga minyak dunia dan dollar semakin liar, maka tidak ada pilihan lain kecuali menaikkan seluruh jenis BBM, termasuk yang kelompok bersubsidi. Karena dari awal pemerintahan Jokowi sudah dengan terbuka mencabut subsidi BBM untuk kelas menengah atas. Sehingga yang tersubsidi hanya kelompok bawah yang butuh untuk solar kapal, perahu, angkot tahun lama dan kelompok truk angkut.
Sampai di sini pembaca mungkin ada yang bertanya-tanya, apakah ini bisa bertahan lama? Bukankah jumlah pengguna mobil-mobil mewah itu tidak banyak? Apakah ini artinya BBM pasti dinaikkan untuk semua jenis? Pertamax dan pertadex hanya tes pasar.
Menurut data Gaikindo, penjualan mobil SUV pengguna pertamax dan pertadex pertahunnya lebih dari 67 ribu unit. Pertahun! Belum lagi kelompok sedan, hatcback premium, dan MPV premium seperti Alphard.
Artinya ada ratusan ribu mobil mewah di luar sana yang setiap hari mengkonsumsi pertamax dan pertadex. Mereka yang sekali isi tangki bisa sampai 700 ribu rupiah ini, kalaupun harga bahan bakar mereka dinaikkan 2,000 rupiah perliter pun masih tidak pusing untuk ke pom bensin.
Jika soal hitung-hitungan harga, sepertinya pemerintah hanya akan menaikkan kelas pertamax dan pertadex. Tapi jika harga minyak dunia dan dollar terus bergerak liar, entah bagaimana lagi cara Jokowi dan jajarannya mencari jalan keluar terbaik. Dalam arti tidak menggunakan APBN untuk subsidi BBM, tapi juga tidak menaikkan BBM kelas menengah bawah dan kelompok subsidi.
Di tahun politik seperti sekarang, penting bagi pemerintah untuk tidak menaikkan BBM. Bukan sekedar untuk melanjutkan 2 periode, tetapi juga untuk menjaga kondisi tetap tenang. Karena di tahun politik begini, kelompok oposisi sudah siaga 4 untuk mencari celah dan melakukan aksi besar-besaran mengatasnamakan rakyat.
- Source : seword.com