Facebook Mengakui Pihaknya Telah Membagikan Data Pribadi Para Pengguna Pada 4 Perusahaan China
MOSKOW (Kantor Berita Sputnik). Facebook telah mengakui jika perusahaannya memang membagikan data pribadi para pengguna dengan setidaknya empat perusahaan elektronik China.
Menariknya, satu dari empat perusahaan adalah Huawei, salah satu perusahaan pembuat smartphone terbesar di dunia yang telah dicap sebagai ancaman keamanan oleh badan intelijen AS.
“Huawei merupakan manufaktur ponsel terbesar ketiga di dunia dan produknya digunakan masyarakat di seluruh dunia, termasuk AS,” ujar wakil presiden Facebook urusan kemitraan seluler Francisco Varela seperti yang dikutip oleh kantor berita Politico.
“Selain itu, untuk urusan pengintegrasian layanan aplikasi medsosnya di sejumlah ponsel, Facebook bersama dengan perusahaan teknologi AS lainnya memang berkerja sama dengan Huawei dan manufaktur ponsel asal China lainnya,” lanjutnya.
Pada hari Senin, harian The New York Times memberitakan bahwa Facebook telah bekerja sama dengan sejumlah manufaktur smartphone selama lebih dari satu dekade.
Kerja sama ini lah yang membuat pihak manufaktur smartphone memiliki akses ke sejumlah besar data pribadi pengguna Facebook.
Sementara pada hari Selasa, dua orang senat AS John Thune dan Bill Nelson mengatakan bahwa usai tersandung skandal, CEO Facebook Mark Zuckerberg telah diminta untuk memberikan informasi tambahan terkait cara perusahaannya menangangi data pribadi pengguna.
Zuckerberg mengatakan bahwa Facebook terus mengontrol seluruh data pengguna.
Selain itu, dia menambahkan segala penggunaan informasi yang berkenaan dengan data pribadi pengguna harus mendapat persetujuan perusahaannya terlebih dahulu.
Varela turut mengatakan bahwa Facebook memiliki kesepakatan serupa dengan perusahaan asal China Lenovo, OPPO dan TCL.
Sejak tersandung skandal kebocoran data pribadi penggunanya pada bulan Maret lalu, Facebook telah mendapat banyak kecaman dari seluruh dunia.
Dilaporkan bahwa sekitar 50 juta data pribadi pengguna Facebook berhasil dicomot perusahaan konsultan Cambridge Analytica melalui aplikasi khusus tanpa seizin mereka.
Kemudian, informasi data ini diduga digunakan untuk membantu menargetkan iklan politik.
Pada awal bulan April, Facebook memperkirakan jumlah pengguna yang terkena dampak kebocoran data mencapai 87 juta orang.
- Source : sputniknews.com