Pemerintah Pastikan Indonesia Tak Kena Dampak Lonjakan Harga Minyak Dunia
JAKARTA (Reuters) Pada hari Selasa, menteri keuangan mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan melindungi rakyat dari lonjakan harga minyak dunia dengan menaikkan subsidi.
Importir bersih minyak di Indonesia sendiri telah mengalokasikan dana senilai 94,5 triliun untuk subsidi energi tahun ini.
Nilai ini diputuskan berdasarkan harga minyak mentah rata-rata di Indonesia yang mencapai $48 per barelnya, dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar masih pada angka 13.400.
Namun, upaya tersebut masih belum memperhitungkan kenaikan harga minyak mentah Brent di masa depan, yang pada tahun ini saja harganya telah naik nyaris 20 persen.
Kenaikan ini membuat harga minyak mentah menjadi $80 per barelnya. Belum lagi nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini kian melemah, dari 13.400 rupiah menjadi 14.000 rupiah.
Kenaikan harga minyak dunia tahun ini, tentunya akan berdampak pada pendapatan negara di sektor minyak dan gas yang ikut bertambah.
Oleh karena itu, negara akan mengalokasikan sebagian dari pendapatan tambahan ini untuk subsidi energi, ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers.
“Kami akan coba mempertahankan daya beli masyarakat sehingga mereka tak terkena dampak lonjakan harga minyak dunia,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani lanjut mengatakan bahwa saat ini pemerintah masih memperhitungkan berapa banyak cadangan minyak yang harus disisihkan agar harga minyak di Indonesia tetap sama.
Pada bulan Maret lalu pemerintah telah mengumumkan bahwa subsidi BBM untuk masyarakat miskin akan tetap dipertahankan, sementara beberapa harga BBM masih tetap sama sampai tahun 2019.
Mengenai kebijakan ini, ada pendapat yang mengatakan kalau langkah ini diambil hanya untuk meningkatkan popularitas Presiden Jokowi menjelang pilpres tahun 2019.
Sri Mulyani memperkirakan langkah semacam ini akan menelan biaya subsidi tambahan sebanyak Rp 8,1 triliun di tahun 2018, dengan asumsi harga rata-rata minyak mentah masih dikisaran $50-$60 per barelnya.
Tak hanya itu, Sri Mulyani mengatakan kalau saat ini dirinya juga memantau dampak kenaikan harga minyak pada Pertamina dan PLN guna memastikan keduanya mampu mempertahankan neraca keuangan yang sehat.
Selain itu pada awal bulan Sri Mulyani telah menyampaikan bahwa defisit fiskal tahun 2018 di akhir tahun nanti kemungkinan berada pada angka 2,14 persen dari produk domestic bruto.
Angka ini menjadi lebih kecil dibanding perkiraan awal yang mencapai 2,19 persen, karena meningkatnya pendapatan minyak dan gas negara.
Sementara itu, di tahun depan pemerintah berharap harga minyak mentah Indonesia berada dikisaran $60-$70 dengan angka tukar rupiah terhadap dolar berkisar Rp 13.700- Rp 14.000.
Pernyataan ini didasarkan pada dokumen anggaran awal yang telah diajukan ke parlemen pada minggu lalu.
- Source : www.reuters.com