Hutang Global Mencapai Angka Tertingginya, Membengkak Hingga $164 Triliun
Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan hutang dunia saat ini meningkat 12 persen, melampaui jumlah hutang saat puncak krisis keuangan di tahun 2009 silam. China disebut-sebut sebagai “penyebab utama” dibalik fenomena tingginya hutang dunia saat ini.
Menurut laporan Fiscal Monitor, hutang global saat ini setara dengan 225 persen nilai PDB, menempatkannya pada titik hutang tertinggi di sepanjang sejarah.
Vitor Gaspar, kepala departemen urusan fiskal IMF mengatakan, “164 triliun merupakan angka yang sangat besar.” Akibatnya, berbagai resiko tengah menghantui dunia dan kemunculan resiko ini berhubungan erat dengan tingkat hutang publik dan swasta yang semakin melambung.
IMF beranggapan, Jumlah utang yang terus membengkak bisa membuat banyak negara kesulitan menangani resesi berikutnya. Selain itu, negara juga akan kesulitan melunasi hutang-hutangnya dikarenakan kondisi yang semakin mencekik.
Berdasarkan laporan yang beredar, China menyumbang hampir tiga perempat peningkatan utang swasta sejak krisi keuangan global melanda. Sementara Jepang dan AS ikut andil di lebh dari separuh hutang global.
IMF mengatakan alasan membengkaknya hutang ini dipicu oleh dua hal. Pertama dari hancurnya sistem ekonomi saat krisis keuangan melanda di tahun 2008 dan kebijakan negara yang dibuat untuk menanggapi krisisnya.
Terlebih lagi, jatuhnya harga komoditas pada tahun 2014 serta pesatnya tingkat belanja konsumen di negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah juga memberikan dampak pada melambungnya hutang global.
Menanggapi hal tersebut, AS berkomentar bahwa “melambungnya tingkat konsumsi negara terjadi ketika jumlah pengangguran semakin berkurang, membuat defisit anggaran keseluruhan di atas angka $1 triliun selama tiga tahun ke depan.”
Sementara itu, dalam laporan juga dikatakan bahwa AS diperkirakan akan manjadi satu-satunya negara maju yang mengalami peningkatan rasio hutang PDB selama lima tahun ke depan.
IMF menyebutkan potongan pajak yang diusulkan presiden Donald Trump serta peningkatan anggaran belanja yang terjadi bersamaan menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Tak hanya AS, menurut pantauan IMG ada 19 negara yang telah mencapai atau melampaui batas maksimum utang mereka di tahun ini.
Sebagai informasi, pada tahun 2017, lebih dari sepertiga negara maju memiliki hutang di atas 85 persen PDB. Sedangkan di tahun 2000, tingkat hutang negara-negara maju tiga kali lebih rendah dibanding saat ini.
IMF mengatakan harusnya negara bisa mengambil tindakan tegas untuk mengurangi tingkat hutang negara dan mulai mempersiapkan cadangan uang negara, sehingga mereka masih memiliki simpanan keuangan jika suatu saat krisis melanda.
IMF juga turut mendesak AS meninjau kembali seluruh kebijakan fiskal negaranya, Dengan demikian, diharapkan tingkat hutang negara bisa kembali menurun.
Perlu diketahui, defisit anggaran AS diperkirakan telah melampaui $1 triliun di tahun 2020 nanti.
- Source : www.rt.com