Makin Mengecewakan, Program Rumah DP 0 Rupiah Seharga 320 Juta Belum Termasuk Perabot
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menilai kebijakan rumah atau hunian DP 0 rupiah milik Anies melanggar aturan. Terutama soal talangan bunga cicilan dengan APBD yang sampai 20 tahun.
"Kepala daerah dilarang menganggarkan program melebihi masa jabatannya," kata Prasetyo di Jakarta, Jumat, 19 Januari 2018.
Adapun aturan yang dilanggar Anies Baswedan, menurut Prasetyo adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 sebagai perubahan kedua Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Ketidakberesan makin bertambah ketika belakangan terkuak ternyata harga 320 juta belum termasuk perabot. Hal tersebut diungkapkan oleh warga yang awalnya merasa senang dengan harga 320 juta sudah termasuk perabot..
"Wah kalau (pembelian rumah tipe 36) udah sama perabotnya begini ya lumayan ya," ujar Wiwi, warga saat menyambangi unit contoh itu, Sabtu (20/1/2018).
Namun kemudian Wiwi dibuat kecele setelah mendengar penjelasan dari petugas informasi. Seorang petugas informasi, Rini, menjelaskan bahwa harga unit hunian seharga Rp 320 juta tersebut belum termasuk perabot di dalamnya.
"Jadi kami sengaja menata show unit ini sebagai gambaran, begini lho kalau sudah ditata. Tapi kalau dalam penjualan nantinya bentuknya ruang kosong," kata Rini.
Menurut Rini, penataan ruangan pada unit contoh menjadi hal yang lumrah dalam pemasaran perumahan.
"Saya pikir rumah Rp 320 juta itu sudah sama perabotnya," kata Wiwi lagi setelah mendapatkan penjelasan.
Jujur saya semakin merasa kasihan kepada warga yang telah begitu berharap Anies dan Sandi bisa mempermudah mereka memiliki rumah. Saya kasihan karena mereka hanya ditipu dan dibohongi pakai program rumah DP 0 rupiah. Sungguh kasihan sekali. 58 persen warga DKI sudah sangat berekspektasi terhadap Anies-Sandi, namun apa daya Anies-Sandi hanya pintar membual dan obral janji. Realisasinya sangat jauh berbeda dengan janji kampanye. Bahkan bisa dikatakan program rumah DP 0 rupiah tidak ada hebat-hebatnya. Pada akhirnya, warga harus membayar mahal jika ingin memiliki rumah DP 0 rupiah yang Anies-Sandi gagas.
Uang 320 juta sudah cukup besar bagi rakyat miskin. Jika kemudian mereka hanya dapat rumah tanpa perabotan, artinya mereka harus keluar uang lagi untuk membeli perabotan dan harganya tentu tidak murah. Jika akhirnya program rumah DP 0 persen seperti ini, apa bedanya dengan apartemen-apartemen yang lain di Jakarta? Apa hanya karena DP 0 rupiah, program ini menjadi terlihat hebat? Jika ujung-ujungnya warga harus membayar mahal, maka keberadaan rumah DP 0 rupiah tidak banyak membantu warga miskin untuk memiliki rumah.
Anies sering sekali mengatakan pada intinya keberpihakan. Anies mengatakan akan berpihak kepada rakyat kecil. Dengan program rumah DP 0 rupiah yang realisasinya jauh berbeda dengan janji kampanye, dimana letak keberpihakannya? Ujung-ujungnya warga harus membayar mahal untuk memiliki ruma DP 0 rupiah dan perabotnya.
Sangat disayangkan mengapa Anies-Sandi tidak menjelaskan dari awal bahwa rumah DP 0 rupiah dengan harga 320 juta itu belum termasuk perabot. Apa Anies-Sandi khawatir akan mendapat banyak cacian dari masyarakat? Saya rasa jauh lebih gentle jika dari awal Anies-Sandi mengatakan yang sebenarnya bahwa harga 320 juta belum termasuk perabot.
Saya yakin warga yang lain pun seperti Wiwi. Mereka mengira harga 320 juta sudah termasuk perabot. Saya yakin pada akhirnya banyak warga yang merasa kecewa. Tidak mustahil jika warga justru menjadi pesimis mampu membayar rumah semahal itu, terutama warga yang bepenghasilan rendah.
Jika warga berpenghasilan rendah pada akhirnya tidak jadi membeli rumah DP 0 rupiah karena terlalu mahal, maka pada akhirnya rumah DP 0 rupiah Anies akan dibeli oleh orang berpenghasilan menengah ke atas. Jika seperti ini, keberpihakan Anies tidak berlabuh ke warga kecil yang berpenghasilan rendah.
Sumber:
- Source : seword.com
