Pria Non Muslim Di Inggris Alami Perlakuan Kejam Secara Verbal & Fisik Hanya Karena ‘Nampak Seperti Muslim’
Sebuah studi baru disampaikan di Dewan Rakyat saat Pekan Kewaspadaan terhadap Kebencian dan Kejahatan yang mengungkap bahwa pria non Muslim yang tinggal di Inggris, namun dirasa sebagai Muslim karena warna kulit dan jenggot nya mendapatkan diri mereka sebagai sasaran Islamophobia dan perlakuan kejam secara verbal, fisik dan emosional.
Mereka yang diwawancara termasuk yang para Sikh, umat Kristen dan umat Hindu, maupun juga para ateis.
My new study for #NHCAW17 with @DrIreneZempi Victims called terrorists because of their skin colour or beards https://t.co/edGaalqSnD
— Dr Imran Awan (@DrImranAwan) October 18, 2017
Mereka mengungkap bahwa terlepas dari kepercayaan mereka, mereka “menderita perlakuan kejam secara verbal, fisik dan emosional karena mereka terlihat seperti seorang Muslim”. Beberapa mengatakan bahwa mereka dipanggil teroris atau dihubung-hubungkan dengan kelompok teror ISIS” karena warna kulit dan jenggot mereka”.
Yang lainnya mengatakan bahwa kaca toko mereka telah dihancurkan karena hal tersebut, atau mereka mendapatkan pesan kebencian melalui media sosial.
Beberapa pria non muslim yang menumbuhkan jenggot mengatakan bahwa mereka mulai mendapatkan ancaman karena orang-orang berpikir mereka telah merubah agama nya menjadi Islam.
If having beard & ‘looking’ Muslim makes you a target for Islamophobia, Jesus should avoid UK if he returns to Earthhttps://t.co/53p7Cq1ia6
— Damon Evans (@damocrat) October 18, 2017
Semua peserta wawancara memperhatikan bahwa semua ancaman dan perlakuan kejam itu meningkat akibat “berbagai peristiwa pemicu” seperti serangan teror di seluruh dunia atau referendum Uni eropa di Inggris.
Beberapa menghubungkannya dengan pendirian pemerintahan Donald Trump terhadap Muslim yang telah “mempromosikan dan mendorong perasaan anti Muslim”.
Para peneliti mengatakan bahwa penemuan mereka telah didukung oleh Data Kantor Negara yang menunjukkan bahwa “kekerasan kebencian meroket sampai sepertiga di Inggris pada tahun lalu, dan polisi merekam lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti referendum Uni Eropa dan serangan teror”.
Kejahatan Kebencian dan Terorisme di Inggris
Media Inggris baru-baru ini mendapatkan data dari kepolisian negara yang menunjukkan jumlah kejahatan kebencian terhadap tempat-tempat beribadah umat Muslim di inggris berlipat ganda diantara tahun 2016 dan 2017. Mereka mengungkap bahwa penegakan hukum mencatat 47 kejahatan yang menargetkan berbagai masjid diantara bulan Maret dan Juli 2016, sementara jumlah ini meningkat sampai 110 pada periode yang sama di tahun 2017.
Menurut jajak pendapat kelompok pembelaan anti rasisme di Inggris Hope not Hate, yang ditugaskan tahun ini, setengah dari mereka yang disurvei khawatir bahwa “Islam merupakan ancaman bagi pihak barat”, dengan empat dari sepuluh orang mengatakan bahwa mereka menjadi lebih curiga terhadap Muslim setelah berbagai serangan teroris akhir-akhir ini.
Seperempat warga Inggris juga percaya bahwa Islam “adalah agama yang berbahaya yang mendorong kejahatan dengan warga usia lanjut yang cenderung memiliki ketakutan pada Islam”.
Inggris menderita sejumlah serangan teroris pada tahun ini yang mengakibatkan 36 orang tewas.
Kejahatan yang terjadi di Westminster pada bulan Maret, di Manchester pada bulan Mei dan di Jembatan London pada bulan Juni. Sebagai tambahan, sebuah bom ditinggalkan di kereta di Parsons Green, London Barat pada bulan September. Namun gagal meledak secara penuh.
Sebagai tambahan lainnya, terdapat serangan di Finsbury Park pada bulan Juni yang telah disalahkan pada para ekstrimis sayap kanan.
- Source : sputniknews.com