Harga Minyak Naik Dikarenakan Pasukan Irak Maju Ke Wilayah Yang Dikuasai Kurdi
Harga minyak mentah global telah mencapai level tertinggi selama tiga minggu karena konflik antara pasukan Iran dan Kurdi meningkat. Pasukan Irak meju ke wilayah kote Kirkuk, dilaporkan mengambil lading minyak di wilayah tersebut.
Minyak mentah Texas Barat naik 1,6 persen menjadi $52,29 per barel, menjadikannya harga tertinggi sejak akhir September menurut data FactSet.
Kontrak minyak mentah Brent untuk bulan Desember meningkat 2,13 persen menjadi $58,39 juga diperdagangkan di sekitar level tertingginya sejak akhir bulan September.
Wilayah penghasil minyak tersebut telah menjadi perdebatan antara pemerintahan pusat Irak dan Pemerintahan Wilayah Kurdi (KRG).
Ketegangan di provinsi tersebut telah meledakkan konflik fiantara Bagdad dan KRG setelah Irak Kurdi memilih untuk merdeka dari Irak pada referendum bulan September. Kirkuk termasuk dalam pemungutan suara, sekalipun mengajukan gugatan terhadap wilayah yang diperdebatkan tersebut.
Warga Kurdi dilaporkan menutup produksi 350.000 barel per harinya dari wilayah utamanya Bai Hassan dan berbagai ladang di Avana dikarenakan meningkatnya ketegangan.
Menurut berbagai laporan, ekspor minyak mentah berlanjut mengalir dari berbagai lading minyak di Kirkuk meskipun terdapat bentrokan antara pasukan pemerintah dan pasukan Kurdi.
Para analis industry menyoroti berbagai resiko geopolitik saat ini memberikan dampak yang signifikan terhadap pasaran minyak global.
“Dalam beberapa bulan terakhir ini kita telah menekankan sejumlah kesempatan bahwa ketegangan dan dampak potensial pada infrastruktur produksi dan transportasi di wilayah tersebut menimbulkan resiko terbesar terhadap perkiraan harga kami yang cukup konservatif. Di sisi lain, kami melihat pasaran minyak masih cukup untuk dipasok yang kami benarkan harga di Brent sebesar $50 per barel.” Ucap para analis di Commerzbank seperti dikutip oleh MarketWatch.
Iraqi PM will pay a ‘heavy price’ for triggering Kirkuk conflict – Kurdish Peshmerga https://t.co/Eq43963NJF pic.twitter.com/QKpCHFmlRg
— RT (@RT_com) October 16, 2017
“Kembalinya resiko premi geopolitik bisa mengantarkan kekuatan harga yang berkelanjutan seperti OPEC yang sangat sibuk apakah akan memperpanjang pemotongan pasokannya,” ucap Stephen brennock, analis minyak di Assosiasi Minyak PVM seperti yang dikutip oleh CNBC.
Berbagai ladang minyak di Kirkuk dan simpanannya di wilayah Kurdi, Irak utara dilaporkan mengekspor sekitar 600.000 barel sehari ke Turki melalui jaringan pipa yang dikuasai Kurdi.
#Peshmerga sends reinforcement troops to #Kirkuk (LIVE UPDATES) https://t.co/nsFEM3CARo pic.twitter.com/4F7LTsJmR2
— RT (@RT_com) October 16, 2017
Dalam sebuah percobaan untuk menaikkan kendali atas daerah yang disengketakan pasukan Irak menawan sebuah kilang, sebuah pabrik gas dan fasilitas lainnya.
“Pemerintah irak miskin akan uang, untuk semua alasan yang jelas, oleh sebab itu menaikkan kendali atas semua lading minyak di wilayah utara akan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengontrol generator uang.” Bob Parker, penasehat senior di Credit Suisse memberitahu CNBC.
- Source : www.rt.com