www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

15 kota dunia yang paling tercemar

Penulis : Shannon Roberts | Editor : Samus | Jumat, 24 Februari 2017 16:00

Banyak kota di seluruh dunia ditemukan memiliki tingkat polusi yang jauh di atas tingkat yang disarankan, meningkatkan kemungkinan terkena berbagai penyakit bagi para penghuninya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan tingkat di bawah 10 mikrogram per meter kubik. Data WHO telah merilis data yang mengungkapkan kota-kota dengan kualitas udara terburuk (dalam mikrogram per meter kubik):

  1. Zabol, Iran   217
  2. Gwalior, India   176
  3. Allahabad, India   170
  4. Riyadh, Arab Saudi   156
  5. Al Jubail, Arab Saudi   152
  6. Patna, India   149
  7. Raipur, India   144
  8. Bamenda, Kamerun   132
  9. Xingtai, China   128
  10. Baoding, China   126
  11. Delhi, India   122
  12. Ludhiana, India   122
  13. Dammam, Arab Saudi  121
  14. Shijiazhuang, China   121
  15. Khanna, India   114

Seperti yang bisa dilihat di atas, India memiliki kota-kota paling tercemar di seluruh dunia. Turki menjadi yang ke delapan dari sepuluh kota-kota paling tercemar di Eropa, dan kota-kota paling tercemar di AS dan Kanada adalah di California. Di Amerika Selatan, Cyhaique di Chili adalah yang terburuk di mana pembakaran kayu dan kurangnya curah hujan diperkirakan menjadi faktor utamanya. Bamenda di Kamerun adalah yang terburuk di Afrika, namun setiap kota di Selandia Baru dan Australia setidaknya sesuai dengan tingkat polusi WHO.

Ada sejumlah kota dengan tingkat polusi tertinggi yang mengkhawatirkan. Namun, cara hidup hari ini tidak harus berlanjut untuk dilakukan. Tentunya ini bukanlah cara yang mereka lakukan satu abad yang lalu atau sepanjang sejarah manusia sebelum hari ini. Penyebab utama dari polusi adalah meningkatnya permintaan listrik di perkotaan, mendorong kenaikan emisi pembangkit listrik dan bertambahnya transportasi kendaraan bermotor pribadi.

Sementara para pemikir besar bertanggung jawab untuk banyak penemuan industri modern, banyak orang terus menemukan cara-cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu. Misalnya, munculnya “eco-homes” dan arsitek yang membayangkan blok-blok kantoran, rumah dan hotel yang dihiasi dari atas sampai bawah dengan semak-semak dan tanaman hidup.Salah satu contohnya adalah Stefano Boeri, yang memiliki rencana untuk membuat seluruh “kota hutan” di China, negara yang sayangnya telah identik dengan degradasi lingkungan dan asap meskipun tradisi sejarahnya yang menyatu dan menghormati alam.


- Source : www.mercatornet.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar