Senjata ruang angkasa: AS berusaha menginovasikan bagaimana AS bertempur di luar angkasa
Air Force Space Command telah menyusun sebauh kerangka kerja baru untuk peperangan di luar angkasa yang bernama Space Enterprise Vision (SEV).
Meskipun beberapa aspek dari rencana ini dirahasiakan, juru bicara Air Force Space Command, Kolonel John Dorrian mengatakan bahwa SEV adalah “sebuah kerangka yang mencakup segala hal yang perlu kami lakukan untuk menciptakan ketahanan dalam kekuatan luar angkasa kami, meningkatkannya dan menanggapi ancaman-ancaman.”
Dorrian mengatakan bahwa Vision berkaitan dengan Space Portfolio Review, sebauh penilaian pemerintah yang luas mengenai isu-isu keamanan nasional berhubungan dengan ruang angkasa yang melibatkan satelit mata-mata.
“Kebanyakan sistem-sistem ruang angkasa AS tidak dirancang dengan pencegahan ancaman, dan dibangun untuk fungsi jangka panjang dan efisiensi, dengan sistem operasi selama puluhan tahun dalam beberapa contohnya,” kata Jenderal John Hyten, kepala Air Force Space Command.
“Tanpa memasukkan ancaman-ancaman dalam pertimbangan, pengoperasian jangka panjang dan biaya merupakan faktor penting untuk merancang dan faktor-faktor ni diterapkan dalam misinya. Ini tidak lagi menjadi metode yang memadai untuk memperlengkap kekuatan ruang angkasa.”
Theresa Hitchens, seorang peneliti senior di Pusat Penelitian Internasional dan Keamanan dari University of Maryland, merasa optimis dengan SEV dan berpikir bahwa inisiatif serupa seharusnya dikembangkan dari dulu.
“Aset-aset ruang angkasa telah terlalu lama dibiarkan dekat kegagalan ‘titik tunggal’. Ini tidaklah baik, tidak bagi AS maupun keamanan internasional, karena ini menciptakan kesempatan bagi pihak lain untuk menargetkan aset-aset tersebut,” katanya.
“Sudah sangat baik bahwa pemerintah AS akhirnya serius mengenai keamanan nasional ruang angkasa. Setelah sekian lama hanya dalam wacana saja.”
Hitchens mengatakan bahwa perkembangan yang membuatnya bersemangat termasuk “kerjasama dengan sekutu untuk membantu dengan redundansi, ketahanan dan distribusi aset untuk jaminan misi-misi ruang angkasa,” serta “upaya untuk menjembatani kesenjangan antara (komunitas intelijen) IC dan militer mengenai aset-aset ruang angkasa, Space Situational Awareness yang lebih baik, dan pemilahan.”
Ia merasa bahwa “seharusnya langkah ini diambil selaam lebih dari 20 tahun terakhir.”
Hyten mengatakan bahwa dominasi ruang angkasa akan membutuhkan lebih dari pesawat ruang angkasa yang kompeten.
“Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk menjadi superior di udara adalah memastikan bahwa Anda dapat terbang di mana Anda membutuhkan, ini berarti bahwa kita harus mencatat sistem pertahanan udara musuh, dan dalam rangka untuk mencatat sebuah sistem pertahanan udara terpadu, Anda harus mengirimkan yang lebih canggih dari jet F-22,” katanya.
“Semua domain harus beroperasi pada saat yang sama, semuanya harus berlangsung secara bersamaan, ini adalah operasi multi-domain.”
- Source : sputniknews.com