Pentagon mengakui peran konstruktif Rusia dalam gencatan senjata Suriah dan melawan ISIS
Rusia memainkan peran yang “konstruktif” dalam gencatan senjata Suriah, Pentagon mengatakan, menambahkan bahwa pihaknya telah melihat “perkembangan” di lapangan. Hal ini mendorong Moskow untuk “terus berfokus” pada ISIS, sementara juga menggunakan pengaruhnya atas Assad untuk menghentikan peperangan.
“Jelas bahwa mereka telah lebih memfokuskan perhatian militer mereka terhadap ISIS, kami pikir ini adalah hal yang baik,” juru bicara Pentagon Peter Cook mengatakan selama sebuah pengarahan di Washington DC. “Mereka mengatakan pada awalnya bahwa tujuan mereka adalah memerangi ISIS di Suriah, dan memang inilah yang mereka lakukan saat ini.”
Cook menambahkan bahwa AS melihat “perkembangan-perkembangan tersebut” di lapangan, tetapi juga berharap gencatan senjata di Suriah pada “akhirnya akan menghasilkan resolusi bagi Perang Saudara Suriah.”
Dalam hal ini, Cook menekankan bahwa perdamaian di Suriah tergantung pada Bashar Assad dan perubahan yang harus ia buat sebagai Presiden.
Sejak konflik Suriah bergejolak lima tahun yang lalu, AS telah menegaskan bahwa Assad harus mundur sebagai bagian dari resolusi perdamaian untuk konflik militer yang terjadi, yang telah memberikan kesempatan bagi sebuah pemberontakan jihad.
“Kami juga mendorong penghentian permusuahn yang kami harap pada akhirnya akan memberikan resolusi bagi Perang Saudara Suriah, tetapi agar ini tercapai ada perubahan-perubahan yang harus dibuat oleh rezim Assad, dan tidak ada yang memiliki pengaruh lebih besar dari hal ini selain pihak Rusia,” kata Cook. “Kami berharap bahwa mereka (Rusia) akan menggunakan pengaruh tersebut dalam cara yang konstruktif, dan kami akan mendorong mereka untuk melakukannya.”
Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa jika Rusia “terus memfokuskan upaya mereka” terhadap ISIS, ini “adalah hal yang baik.”
Komentar-komentar Cook ini telah dianggap sebagai pergeseran signifikan dalam nada pemerintahan Obama terhadap tindakan Rusia di Suriah.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS yang melakukan perjalanan ke Moskow pekan lalu untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, juga menunjukkan bahwa bantuan Rusia berada dalam “kepentingan strategis” yang sama dengan AS.
“Rusia sekarang membantu menjaga proses penghentian permusuhan. Dan jika Rusia dapat membantu kami untuk benar-benar mempengaruhi transisi politik ini, ini semua adalah sejalan dengan kepentingan strategis Amerika Serikat,” kata Kerry pada acara CBS “Face the Nation”.
Sejak Rusia memulai kampanye anti-teror nya di Suriah untuk membantu tentara Suriah pada bulan September 2015, AS telah menuduh Moskow menyerang para pemberontak anti-Assad dan warga sipil, namun tidak dapat memberikan bukti-bukti yang nyata.
Namun, dibantu oleh kekuatan udara Rusia, pasukan Suriah telah membuat kemajuan dalam merebut kembali wilayah-wilayah dari ISIS. Pekan lalu, Tentara Suriah telah mendapatkan salah satu kemenangan utama setelah membebaskan kota bersejarah Palmyra, atau Tadmur. Palmyra, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, telah diduduki oleh para jihadis sejak bulan Mei tahun lalu. Sampai perebutannya kembali, kota tersebut memiliki monumen-monumen kuno yang terjaga dengan baik, yang telah dirusak sebagian, termasuk dua kuil yang berumur 2.000 tahun.
Tentara Suriah juga telah berhasil mengusir para teroris dari Latakua dan bagian utara Aleppo, kota terbesar di negara tersebut dan pusat komersial di masa pra-perang, dan membersihkan Provinsi Hama dan Homs di Suriah tengah.
- Source : www.rt.com