FBI mencabut tuntutannya terhadap Apple, mengatakan telah meretas iPhone San Bernardino
Pemerintah AS menyerah untuk memerintahkan pihak Apple untuk menciptakan sebuah “backdoor” iPhone, mengatakan bahwa pihaknya telah dapat mengakses data dari ponsel milik salah satu penembak insiden San Bernardino.
Selama enam minggu terakhir Departemen Kehakiman telah berusahan untuk memaksa perusahaan teknologi berbasis di Cupertino, California tersebut untuk membuat sebuah alat yang akan memotong sistem keamanan pada iPhone milik Syed Rizwan Farook. Apple telah menolak, dengan alasan bahwa langkah tersebut akan mengganggu keamanan bagi semua pengguna iPhone.
Farook dan istrinya, Tashfeen Malik, ditetapkan sebagai tersangka dalam penembakan massal pada bulan Desember 2015 di San Bernardino, California, yang menewaskan 14 orang dan melukai 22 lainnya. Baik Farook dan Malik tewas dalam baku tembak dengan polisi.
“Pemerintah saat ini telah berhasil mengakses data yang tersimpan dalam iPhone Farook dan karena itu tidak lagi membutuhkan bantuan dari perusahaan Apple,” tulis para pengacara pemerintah dalam sebuah laporan kepada pengadilan federal di California pada hari Senin.
Pengajuan tersebut datang seminggu setelah pemerintah mengumumkan bahwa pihaknya menerima bantuan dari “pihak luar” yang dapat memungkinkan Fbi mengakses iPhone Farook. Sebuah surat kabar Israel kemudian melaporkan bahwa FBI sedang dibantu oleh Cellebrite, sebuah perusahaan forensik mobile yang berbasis di pinggiran kota Tel Aviv.
Beberapa jam sebelumnya, CEO Apple Tim Cook telah bersumpah untuk terus berjuang menolak permintaan pemerintah.
“Kita perlu memutuskan sebagai sebuah bangsa mengenai seberapa banyak kendali yang harus dimiliki pihak pemerintah atas dara privasi kita. Kita tidak berharap untuk berada di posisi ini, bertentangan dengan pemerintah kita sendiri. Tapi kami memiliki tanggung jawab untuk membantu menjaga data dan privasi Anda. Jami berhutang kepada para pelanggan kami dan kami berhutang kepada negara kami,” Cook mengatakan kepada USA Today.
- Source : www.rt.com