www.zejournal.mobi
Senin, 23 Desember 2024

10 ABK WNI Disandera Abu Sayyaf, Filipina Diskusikan Strategi

Penulis : Norghany Widhi K | Editor : Samus | Selasa, 29 Maret 2016 13:52

Hingga hari ini, belum ada konfirmasi resmi dari otoritas Filipina. Namun Kepala Militer Filipina Jenderal Hernando Iriberri terbang ke Mindanao untuk memeriksa situasi dan kondisi serta mendiskusikan langkah apa yang harus diambil.

"Angkatan Bersenjata Filipina melalui Komando Mindanao Barat menerima informasi bahwa ada kru kapal hilang dari kapal asing di wilayah Zambasulta. Kami belum bisa mengkonfirmasi informasi ini sekarang, kami masih mevalidasinya," ujar juru bicara militer Filipina Jenderal Restituto Padilla seperti dilansir AFP, Selasa (29/3/2016).

"Kami akan mengeluarkan pernyataan bila sudah ada kepastian bahwa insiden ini terjadi. Sementara itu, semua kekuatan kami waspada, siap membantu jika diperlukan," imbuh Padilla.

Namun menurut Reuters, 2 pejabat militer Filipina telah mengkonfirmasi laporan ini dan mengatakan bahwa militan penyandera meminta sejumlah tebusan uang dari pemilik kapal.

Selama ini, kebijakan pemerintah Filipina adalah "no ransom policy" alias tidak memberi tebusan sama sekali, namun pihak asing yang disandera sering membayar untuk pembebasan mereka.

Ada 2 kapal yang disandera, tug boat Brahma 12 dan tongkang Anand 12, namun satu kapal sudah dilepaskan. Kapal yang dilepaskan adalah tug boat Brahma 12. Pemilik kapal ini masih belum jelas, ada yang menyebutkan kapal ini pemiliknya orang Indonesia dan ada yang menyebutkan orang Taiwan.

Keterangan dari Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir, Selasa (29/3/2016), belum diketahui kapan persisnya kapal tug boat Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 dibajak. Laporan masuk pada 26 Maret ada informasi penyerangan dan penyanderaan. Tug Boat Brahma 12 sudah dilepaskan dan diamankan kepolisian Filipina.

Namun 10 awak kapal dibawa dan disandera. Belum diketahui di mana posisi awak kapal itu. Kabarnya penyandera meminta tebusan 50 juta peso Filipina atau sekitar Rp 15 miliar.

"Dalam komunikasi melalui telepon kepada perusahaan pemilik kapal, pembajak/penyandera menyampaikan tuntutan sejumlah uang tebusan. Sejak tanggal 26 Maret, pihak pembajak sudah 2 kali menghubungi pemilik kapal," jelas Arrmanatha.

"Prioritas saat ini adalah keselamatan 10 WNI yang disandera. Pihak perusahaan sejauh ini telah menyampaikan informasi tersebut kepada keluarga 10 awak kapal yang disandera," tutup Arrmanatha.


- Source : news.detik.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar