Ancaman global utama: kepresidenan Trump dan terorisme

Sebuah kelompok riset di Inggris telah memperingatkan bahwa sebuah kepresidenan Donald Trump adalah sebuah ancaman global yang setara dengan militan teroris yang mendestabilisasi perekonomian dunia.

Dalam penilaian Global Risk terbaru, Unit Intelijen Ekonomi memberikan peringkat 12 pada kemenangan Partai Republik Trump ini, angka yang sama dari ancaman kelompok ISIS.

Ancaman tertinggi saat ini pada indeks EIU adalah “jatuhnya ekonomi China dengan keras” dengan angka 20.

Membenarkan tingkat ancaman tersebut, EIO menyoroti Donald Trump yang mengasingkan China serta komentarnya tentang Islam, mengatakan sebuah usulan untuk menhentikan umat Muslim yang ingin memasuki AS, dan menjadi sebuah “alat perekrutan yang ampuh bagi kelompok-kelompok jihad.”

Hal ini juga mengangkat momok perang perdagangan di bawah pemerintahan Trump terutama karena Trump “telah berulang kali menganggap China sebagai manipulator mata uang.”

“Ia juga telah mengambil sikap sayap kanan mengenai krisis Timur Tengah dan terorisme, termasuk, antara lain, menganjurkan untuk membunuh para keluarga teroris dan meluncurkan sebuah serangan darat ke Suriah untuk melenyapkan ISIS (dan mendapatkan minyaknya),” kelompok tersebut menambahkan.

Dalam perbandingan, kelompok tersebut menyebutkan kemungkinan bentrokan bersenjata di Laut Cina Selatan dengan angka 8 – sama dengan ancaman jika Inggris meninggalkan Uni Eropa – dan memberikan angka 16 pada krisis pasar hutang negara berkembang.

Sementara itu, para pemimpin yang khawatir akan Trump memenangkan nominasi Partai Republik berada di Washington pada hari Kamis dalam mencari sebuah rencana untuk menghentikan Trump.

Tujuan dari pertemuan tersebut, sebagaimana tercantum dalam undangan tersebut adalah “untuk merencanakan bagaimana mengalahkan Donald Trump untuk nominasi Partai Republik, dan jika ia dalah seorang calon presiden Partai Republik, akan menawarkan seorang calon konservatif sejati dalam pemilu.”

Pada hari Rabu Trump memperingatkan bahwa akan ada kerusuhan jika ia ditolak nominasi presiden dari Partai Republik, meskipun kemenangan uatamanya dan memimpin delegasi.

“Jika Anda mencabut hak-hak orang-orang dan berkata, ‘Maaf, Anda kekurangan 100 suara.’ Meskipun yang berikutnya kekurangan 500 suara, saya pikir Anda akan menyaksikans sebuah masalah yang belum pernah terlihat sebelumnya,” katanya.

“Saya rasa hal-hal buruk akan terjadi. Saya tidak akan menyebabkan hal ini, tapi saya rasa hal-hal buruk akan terjadi.”