Sebuah Pesan untuk Suriah dan Dunia Multipolar
“Kami jauh dari cara-cara intervensi neo-kolonial Barat yang bertujuan untuk negara-negara menjadi tempat perlindungan dengan pemerintah-pemerintah boneka.”
14 Maret, dengan membuat dunia Barat terkejut, Vladimir Putin memerintahkan Menteri Pertahanan untuk menarik kembali kontingen Rusia dari Suriah.
Pertama-tama, Presiden Rusia telah menentukannya ketika ia mengumumkan pengiriman pasukan bahwa operasi Rusia di Suriah akan terbatas dalam waktu, dan setelah intervensi enam bulan, rekornya cukup hebat. Kita telah berpindah dari tuntutan-tuntutan imperialis ke dalam pidato-pidato yang akhirnya menyebutkan hak rakyat Suriah. Sekarang ini bergantung pada rakyat Suriah untuk memilih nasib mereka sendiri.
Dengan menarik diri, Rusia menunjukkan bahwa pihaknya tidak memaksakan sebuah pilihan. Intervensi ini telah memungkinkan kita untuk melihat dua kubu: Demokrasi melalui kotak suara, dan tentara-tentara tidak sah yang didukung oleh orang-orang yang memanfaatkan kekacauan.
Tentara Suriah, dengan bantuan peralatan dan teknologi Rusia, mulai saat ini mampu melakukan operasi-operasi militer melawan ISIS dan di atas semuanya, telah memulihkan semangatnya dalam menguasai kembali wilayah-wilayah nasionalnya.
Meskipun berpusat pada pertahanan wilayahnya sendiri, Angkatan Darat Rusia telah menunjukkan bahwa pihaknya mampu memproyeksikan kekuatan yang cepat dan efisien melampaui batas negara tersebut. Efektivitas sumber daya dikomitkan untuk proyek tersebut telah memaksa NATO menyembunyikan kesombongannya. Dan perusahaan-perusahaan senjata Rusia telah menunjukkan kualitas dari produksi mereka di lapangan dan tentu akan menurunkan keunggulan dari para kompetitor.
Beberapa bulan mendatang juga akan menunjukkan apakah Iran akan memperkuat pengaruhnya di Timur Tengah. Pertanyaan Kurdi akan menjadi sebuah ujian besar bagi diplomasi Iran. Di bawah pengaruh Teheran-Moskow, kita akan menyaksikan stabilitas di daerah ini karena berkurangnya gangguan dari Barat.
Rusia telah membawa bantuan yang menentukan bagi Suriah, namun meskipun Rusia telah setuju untuk membantu pihaknya tidak ingin menggantikan Suriah dalam perjuangan atas haknya sendiri. Nasib Suriah berada pada tangan rakyatnya sendiri, untuk memilih para pemimpin mereka dan bentuk pemerintahannya. Hanya Suriah sendiri yang dapat memilih melalui kotak suara.
Tidak ada penghinaan dalam kritik terhadap kebijakan luar negeri Rusia, namun kebijakan Rusia telah menyampaikan sebuah pesan penting bagi dunia multipolar yang muncul. Rusia siap untuk membantu negara-negara secara militer untuk mendapatkan kembali kedaulatan mereka.
Dalam menyerukan penarikan kontingen Rusia di Suriah, Putin baru saja menunjukkan bahwa Rusia tahu bagaimana menggunakan kekuatan militer untuk memulihkan tatanan demokrasi dalam sebuah negara, dan tidak mengubahnya menjadi seprti Kuba.
Menyoroti prinsip-prinsip hukum internasional yang merupakan dasar dari tindakan dan penarikan pasukannya, Rusia mengirim sebuah pesan yang kuat.
Orang-orang dapat mengandalkan Rusia untuk membantu mereka memulihkan kedaulatan negara mereka dalam kerangka internasional yang sah.
- Source : thetruenews.info