Mengapa Mesir menempatkan perlindungan militer di sekitar piramid
Setelah kekacauan dan pengabaian yang berlangsung selama bertahun-tahun terhadap piramida besar Kairo, Mesir meluncurkan sebuah program renovasi untuk membuat daerah tersebut lebih aman, bersih dan lebih mudah untuk dilewati para wisatawan, dan lebih aman bagi harta kekayaan arkeologinya.
Menteri untuk Benda-Benda Bersejarah Mesir, Mamdouh al-Damaty telah menyerukan kepada Queen, sebuah perusahaan layanan nasional yang berafiliasi dengan angkatan bersenjata, untuk mengembangkan dan merenovasi situs piramid ini. Seorang pejabat kementerian mengatakan bahwa perusahaan tersebut telah mengunjungi situs berkali-kali dalam persiapan dan berencana untuk memulai program tersebut bulan ini.
Sumber mengatakan bahwa kementerian tesebut belum menyatakan berapa biaya dari proyek renovasi wilayah piramid, mencatat bahwa kontrak kerja dengan perusahaan akan diperbaharui setiap tahun.
Para wisatawan mengeluh tentang vandalisme dan mereka terganggu oleh para penjual yang memaksakan barang dagangan mereka. Video-video yang diposting pada awal bulan Februari menunjukkan sebuah rekaman dari kamera tersembunyi atas orang-orang yang mencuri bebatuan dari dataran tinggi tersebut untuk dijual.
Namun, pencurian batu-batu ini bukanlah yang paling dibicarakan dari cerita-cerita yang muncul mengenai piramid terkenal ini. Yang paling dibicarakan adalah kunjungan aktris porno dari Kuba, Carmen De Luz di piramid tersebut, yang membuat ribut media sosial tahun lalu. Setelah ia memposting foto-foto cabul dirinya sendiri dalam sebuah perjalanan di situs kuno ini, muncul rumor bahwa ia telah membuat film dewasa di sana, yang disangkal oleh De Luz.
Arkeolog Muhammad Rihan mengatakan kepada Al-Monitor bahwa untuk menghentikan pelanggaran-pelanggaran akan mempercepat proses pembangunan ini. Proyek ini akan mencakup sebuah dinding estetika yang mengelilingi situs arkeologi ini, menara-menara pengawasan, jalur bagi para pengunjung dan shuttle bus.
Pada pertengahan Januari, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi bertemu dengan para menteri perumahan, utilitas, masyarakat perkotaan, pariwisata dan barang antik, di hadapan para kepala Angkatan Bersenjata Teknis dan Komisi Perencanaan Kota, serta Ibrahim Mahlab, seorang asisten presiden untuk proyek-proyek strategis dan nasional. Kelompok ini membahas cara-cara untuk mengembangkan daerah tersebut untuk meningkatkan layanan yang diberikan kepada para pengunjung dan wisatawan.
Menurut sebuah pernyataan dari Departemen Benda-Benda Bersejarah bulan lalu, perusahaan tersebut akan menginstal generator-generator listrik dan sambungan listrik untuk menerangi daerah arkeologi dan Zaheer Sahrawi (gurun koridor yang berdekatan dengan Lembah Nil), dan membuka jalan di dalam dan luar koridor tersebut. Kontrak tersebut menyerukan agar Queen menginstal gerbang-gerbang baja di pintu masuk dari area pemakaman Dawab dan Abu Owayan, menyiapkan 100 papan informasi dan meningkatkan kualitas jalan-jalan.
Pembangunan ini akan mencakup meja-meja informasi di pintu masuk dari Mina House dan hotel Sphinx, 50 toilet permanen dan portabel, dan perangkat pengawasan bagi pihak kepolisian utnuk memantau daerah piramid Faiyum dan jalan-jalan Zaheer Sahrawi.
Dataran Tinggi Giza akan menerima sistem keamanan inframerah yang komprehensif, sepanjang baris sistem Kuil Luxor, selain kamrea-kamrea pengawasan yang akan mencakup seluruh wilayah.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Departemen Pariwisata pada bulan Desember, 58% dari para wisatawan yang disurvei mengatakan bahwa daerah ini tidak aman, sementara 70% lainnya mengatakan tidak bersih dan 74% lainnya mengatakan kurangnya papan informasi yang jelas.
Penelitian ini mengatakan bahwa area piramid membutuhkan pengembangan lebih lanjut dan perangkat tambahan untuk meningkatkan pelayanan yang ada, dan papan-papan informasi untuk menunjuk arah dan informasi lainnya serta melarang membuang sampah sembarangan. Penelitian tersebut menekankan bahwa meningkatkan keamanan akan membantu membatasi pelecahan dan para pengemis.
Para wisatawan yang berkunjung ke situs piramid menghadapi sejumlah gangguan, Eric Schenk, seorang pemuda AS yang tinggal di Mesir mengkonfirmasikan hal ini. Ia mengatakan kepada Al-Monitor bahwa selama kunjungannya yang kedua ke situs kuno tersebut, ia melihat sejumlah kelemahan, khususnya para penjual yang memaksakan barang dagangan mereka.
Schenk juga mengatakan bahwa proses untuk memasuki situs tersebut juga sangat tidak terorganisir. Ia mengunjungi situs pada hari Jumat, bagian akhir pekan di Mesir, dan daearah ini penuh sesak oleh para wisatawan, termasuk anak-anak sekolah dalam studi tour. Dalam pandangannya, situs ini tidak dilengkapi sistem untuk menangani pengunjung dalam jumlah besar.
Ia menceritakan kunjungan pertamanya di piramid, datang hanya beberapa hari setelah ia tiba di Mesi. “Ini adalah sebuah pengalaman yang buruk dan saya merasa terancam hanya berada di sana. Saya juga merasa bahwa saya ditipu, membayar dari yang seharusnya untuk semuanya di sana.”
Mengomentari pertunjukkan yang diadakan pada malam hari di piramid, Schenk mengatakan bahwa pertunjukkan ini sangat membosankan, menggunakan teknologi rendah yang tidak cocok untuk lokasinya dan tidak sesuai dengan yang diiklankan.
Turis AS ini juga mengatakan bahwa situs piramid membutuhkan lebih banyak restoran, sehingga para pengunjung bisa makan sebelum masuk, dan tidak memiliki toilet yang cukup memadai.
Menurut Departemen Benda-Benda Bersejarah, proyek pembangunan situs piramid ini dimulai pada tahun 2008 dan dihentikan pada tahun 2011 ketika revolusi berlangsung.
Anggaran pembangunan pada saat itu diperkirakan sebesar 350juta pund Mesir ($45 juta). Kementerian Pariwisata telah mengalokasikan 20 juta pund ke dalam upaya tersebut.
Mohammad al-Attar, seorang pejabat di pusat media piramid megnatakan kepada Al-Monitor bahwa tahap pertama dari rencana tersebut sudah dilaksanakan dan akan selesai pada bulan April dengan peresmian pusat pengunjung. Pusat ini akan dilengkapi dengan layar TV yang menampilkan film dokumenter tentang sejarah daerah dan situs arkeologi ini.
- Source : www.al-monitor.com