Nama-nama dari 22.000 anggota ISIS dibocorkan
Puluhan ribu dokumen yang berisikan nama, alamat, nomor telepon dan kontak keluarga para jihadis yang bergabung dengan kelompok ISIS diberikan kepada Sky News Inggris, kata penyiar kantor berita tersebut.
Sky melaporkan bahwa seorang mantan anggota ISIS yang kecewa telah menyerahkan dokumen tersebut dalam bentuk flashdisk yang telah dicuri dari kepala keamanan kelompok teroris tersebut.
Dokumen ini adalah formulir-formulir yang harus diisi oleh para calon anggota agar dapat diterima dalam organisasi tersebut, dan berisikan informasi tentang warga negara dari 51 negara, penyiar tersebut melaporkan.
“Sky News telah memberitahukan pihak berwenang tentang hal ini,” saluran berita tersebut menulis dalam websitenya. Tidak ada komentar segera yang tersedia dari Kementerian Dalam dan Luar Negeri Inggris,
Beberapa dari dokumen tersebut dilaporkan berisi informasi mengenai para jihadis yang tidak diketahui sebelumnya di Eropa Utara, Amerika Serikat dan Kanada serta Afrika Utara dan Timur Tengah, tambahnya.
“Ini dapat menjadi sebuah perkembangan yang besar,” Chris Phillips, direktur konsultasi kontra terorisme International Protect and Prepare Security Office, mengatakan kepada AFP.
“Ini menunjukkan bagaimana ISIS rentan terhadap orang-orangnya sendiri yang berbalik melawan mereka... Potensi bagi layanan keamanan untuk mengidentifikasikan para teroris yang sebelumnya tidak diketahui ditingkatkan dengan signifikan,” katanya.
Ia menambahkan bahwa kebocoran ini dapat menginspirasikan lainnya untuk berbalik untuk melawan kelompok ini, bahwa dokumen ini dapat digunakan untuk menuntut di masa depan, dan bahwa juga dapat digunakan untuk menghentikan aliran relawan yang bepergian untuk bergabung dengan ISIS dari Eropa dan AS.
“Memahami bagaimana orang-orang ini bepergian dan siapa yang merekrut mereka adalah sebuah kesempatan kunci untuk mengurangi mereka yang meninggalkan negara untuk bergabung di masa depan,” kata Phillips.
‘GOLONGAN DARAH, PENGALAMAN BERTEMPUR’
Salinan-salinan dokumen yang ditunjukkan oleh Sky News menunjukkan bahwa para calon harus menjawab 23 pertanyaan termasuk mengenai golongan darah mereka, nama gadis ibu mereka, “tingkat pemahaman mengenai syariah” dan pengalaman sebelumnya.
Beberapa nama dalam dokumen-dokumen ini adalah para pejuang ISIS yang sudah diketahui, seperti Abdel-Majed Abdel Bary, seorang manyan rapper dari London barat yang pernah memposting sebuah foto dirinya yang sedang memegang kepala terpenggal di Twitter.
Nama lainnya adalah Junaid Hussain, seorang pengoperasi cyber dari Birmingham, Inggris, dan Reyaad Khan (21 tahun) yang muncul dalam sebuah video perekrutan, keduanya tewas tahun lalu.
Dokumen-dokumen ini diperoleh dari seorang pria yang menggunakan nama Abu Hamed, seorang mantan Tentara Kebebasan Suriah yang bergabung dengan ISIS.
Ia mencuri flashdisk dokumen tersebut dan menyerahkannya di Turki kepada seorang wartawan, menjelaskan bawha ia meninggalkan kelompok tersebut karena aturan Islam telah runtuh dalam kelompok teroris tersebut.
Hamed mengaku kelompok ISIS telah menyerah kantor pusatnya di Raqqa, Suriah, dan sedang pindah ke padang pasir, dan bahwa mantan tentara Partai Baath Irak milik Saddam Hussein, telah mengambil alih.
Olivier Guitta, direktur keamanan dan resiko internasional perusahaan GlobalStrat mengatakan bahwa kebocoran ini adalah sebuah dorongan bagi layanan-layanan keamanan dan menunjukkan adanya kekecewaan-kekecewaan dalam kelompok tersebut.
“Kebocoran ini menunjukkan bahwa ada suara-suara kekecewaan dalam jajaran ISIS,” katanya kepada AFP. “Seperti halnya dalam organisasi-organisasi besar lainnya, akan ada perebutan bagi kekuasaan dan beberapa orang dapat melihat ada sebuah potensi bahwa ISIS akan pecah menjadi beberapa faksi.”
Ada kebocoran dokumen sebelumnya dari ISIS, yang menunjukkan bahwa kelompok ini sangat birokratis, dengan aturan-aturan yang meliputi setiap aspek kehidupan.
Namun jika telah diverifikasikan, dokumen identitas anggota ISIS ini akan menjadi kebocoran yang paling signifikan sejauh ini yang berkaitan dengan kelompok tersebut, yang telah secara brutal mengukir daerah-daerah yang dikendalikan di Irak dan negara yang dilanda oleh perang saudara, Suriah, sebelum berkembang ke Afrika Utara dan selanjutnya ke seluruh dunia.
- Source : www.al-monitor.com