9 pelanggaran gencatan senjata Suriah dalam waktu 24 jam
Para pengawas gencatan senjata di Suriah telah mencatat sembilan pelanggaran perdamaian selama 24 jam terakhir. Mereka mengatakan bahwa secara keseluruhan gencatan senjata ini masih bertahan, namun beberapa pelanggaran terkait dengan para pemberontak.
Perjanjian untuk mengamati gencatan senjata tersebut telah disampaikan oleh 17 kelompok “moderat” dan para sesepuh dari 35 kota dan desa, yang mengatakan bahwa mereka akan mengusir siapa pun yang tidak mau menegakkan kesepakatan dan meminta mereka yang bersedia untuk menegakkan ke dalam milisi lokal, pusat rekonsiliasi Rusia mengatakan. AS telah mengajukan daftar dari 69 kelompok pemberontak yang telah mendaftarkan ke dalam langkah gencatan senjata tersebut, kata mereka.
Enam dari sembilan pelanggaran yang tercatat adalah penembakkan yang berasal dari daerah pinggiran kota Damaskus yang dikendalikan oleh kelompok-kelompok pemberontak “moderat” yang terdaftar sebagai pengamat dari gencatan senjata tersebut.
Di provinsi Raqqa, sekelompok dari sekitar 100 pejuang menyebrang ke Suriah dari Turki. Kelompok ini kemudian bergabung dengan militan lain dan menyerang kota Kurdi, Tell Abyad.
Kelompok yang berisikan 250 pejuang didukung oleh tembakan artileri dari wilayah Turki, sebuah fakta yang dikatakan oleh pihak Rusia harus dijelaskan oleh AS. Pihak milisi Kurdi menangkis serangan tersebut, laporan tersebut menyatakan.
Di provinsi Latakia, para pejuang dari kelompok teroris al-Nusra, yang tidak termasuk dalam kesepakatan gencatan senjata, menembakkan mortir pada pasukan milisi lokal yang juga membalas serangan tersebut.
Posisi-posisi teroris berada di sebuah daerah di bawah kendali kelompok pemberontak “moderat”, kata pengawas. Bentrokan tersebut dilaporkan menyebabkan beberapa korban tewas.
Seorang penyerang bunuh diri meledakkan bom mobilnya di sebuah jalan sekitar 1 km di sebelah timur dari kota Hama. Mobil tersebut datang dari daerah yang dikuasai oleh pemberontak “moderat”.
Komando Strategis AS menegaskan bahwa gencataan senjata Suriah pada umumnya sudah ditaati.
Juru bicara Komite Tinggi Negosiasi (HNC) pemberontak, Salim al-Muslat mengklaim bahwa Rusia dan Hizbullah melanggar gencatan senjata tersebut setidaknya 15 kali, namun tidak memberikan rinciannya. Rusia mengatakan bahwa pihaknya tidak lagi melakukan serangan-serangan udara di daerah di mana penghentian permusuhan ini diberlakukan.
Gencatan ini ditengahi oleh kekuatan-kekuatan dunia terkemuka, termasuk AS dan Rusia, dan dimaksudkan untuk membuka sebuah jalan untuk rekonsiliasi antara pemeirntah Suriah dan pasukan pemberontak moderat, yang akan bersama-sama menyepakati transisi perdamaian di negara ini. Beberapa pasukan yang kuat di Suriah, termasuk ISIS dan al-Nusra, menolak negosiasi tersebut dan tidak berada dalam anggota yang mematuhi gencatan senjata.
- Source : www.rt.com