Mayoritas dunia ada di pihak Putin karena AS telah mencampakkan Eropa
Janji Obama untuk tidak mengirimkan pasukan darat bertentangan dengan tindakan yang diambil oleh pemerintah AS. Scott Bennett – mantan perwira tentara AS dan analis kontraterorisme berbicara dalam sebuah wawancara ekslusif dengan Sputnik mengenai perkembangan ini.
“Jika AS mengirimkan pasukannya di darat itu adalah sebuah pernyataan perang, melewati Kongres AS yang berarti langkah tersebut tidak konstitusional dan adalah sebuah pelanggaran yang harus dihentikan dan Ashton Carter harus ditangkap dan diadili, karena AS seharusnya tidak mengirimkan pria dan wanita dalam pertempuran tanpa menyatakan perang, dan alasannya adalah bahwa peperangan yang seharusnya sangat berbahaya dan mematikan adalah jalan terakhir dari setiap diplomasi politik,” kata Bennett kepada Sputnik.
Lebih lanjut ia mengatakan, “AS mengirimkan pasukannya hanya untuk memeriksa gerakan-gerakan Rusia dan saya berpikir bahwa ini tidak akan diperbolehkan karena Rusia akan mengendalikan wilayah pertempuran udara dan wilayah yang diizinkan untuk dimasuki olejh Pasukan Khusus AS.”
“Ini akan menyebabkan beberapa kematian. Beberapa tentara Amerika akan dikorbankan dengan ditugaskan ke tempat yang salah dan mungkin sengaja dibunuh untuk meningkatkan konflik dengan Rusia dan memberikan pembenaran atas tindakan politik jenis lainnya.”
“Jangan salah, posisi AS tidak akan berubah. AS masih akan mencoba untuk menggulingkan Assad dan mengubah Suriah menjadi Libya,” Bennett menekankan.
Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Rusia, menyusul jatuhnya Su-24 oleh Presiden Turki, memiliki semua ‘otoritas moral’ untuk mengendalikan situasi di negara tersebut dengan teknologi yang luar biasa, kekuatan, rudal-rudal dan kapal perangnya.
“Seluruh Eropa melihat Rusia dan dengan simpatik mengangguk.” AS melihat ini dan karenanya pihak mereka berusaha untuk, “dengan cepat mengatakan bahwa AS adalah penguasa dari blok ini juga karena mereka sudah berada di sana pertama kali dan tidak akan menjauh dari tanah mereka. AS akan mencoba dan mengambil kepemilikan ladang-ladang minyak serta kilang-kilangnya,” sang analis menjelaskan.
Bennett lebih lanjut mengatakan bahwa menurutnya langkah berikutnya adalah kudeta terhadap Presiden Erdrogan. “Saya pikir kekuatan militernya akan bangkit, menghapus dirinya dan anaknya, dan kemudian rezim Turki akan menjadi stabil dan Rusia akan memiliki hubungan yang baru dengan Turki, pada saat itu Turki akan memiliki perdamaian dengan Assad, Eropa akan sangat bersyukur karena Turki telah memfasilitasi invasi pengungsi massal ini dan mencoba untuk memeras Eropa dengannya.”
Menurut analis itu, “Semuanya mendukung Rusia dan melawan As. Itu sebabnya AS bergegas dalam upaya terakhir untuk menjaga posisinya yang semakin runtuh, namun saya tidak berpikir bahwa ini akan berhasil, karena pada saat pasukan AS mulai terbunuh saat itulah seluruh Kongres AS dan rakyatnya akan bangkit dan mengatakan ‘kita seharusnya tidak di sana dari awal’.”
Berbicara mengenai kehadiran Rusia di Suriah, Bennett mengatakan bahwa Rusia di sana untuk melawan ISIS, karena jika para teroris berada di luar kendali mereka dapat meresap ke dalam wilayah Rusia.
“Presiden Putin tidak akan membiarkan ini terjadi dan ia secara bijaksanan bersekutu dengan Iran, China dan negara-negara Eropa dan sebagian besar dunia berada di pihaknya. Mayoritas Eropa berada di sisinya karena AS telah mencampakkan Eropa dan membiarkan semua pengungsi masuk,” kata Bennett.
Di sisi lain, AS tidak memerangi ISIS selama lebih dari setahun. “AS bermain bersama mereka, mendanai mereka dan menjatuhkan pasokan untuk mereka menggunakan pesawat-pesawat C-130, jadi sekarang AS tidak bisa masuk ke dalam dan mengatakan bahwa AS akan menargetkan mereka. Mereka adalah tentara bayaran CIA dan Mossad.”
Sang analis juga mengatakan bahwa seluruh kampanye AS ini sejak tahun 2001 telah menjadi salah satu jejak militer permanen yang panjang.
“AS telah secara bodoh pergi ke Timur Tengah dan mencoba mengendalikannya tanpa adanya kampanye informasi dan psikologis untuk menumbuhkan perilaku pola pikir yang akan menerima kehadiran AS. AS hanya menancapkan benderanya dan tidak berteman di sana, tidak bergabung dalam persamaan budaya dan itulah yang menyebabkan AS bertentangan dengan orang-orang ini,” Bennett menekankan.
- Source : sputniknews.com