PM Israel mengakui pasukan yang beroperasi di Suriah
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengaku untuk pertama kalinya pada hari Selasa bahwa pasukan-pasukan Israel telah beroperasi di Suriah, di mana rezim yang didukung Iran tersebut berjuang untuk melawan para gerilyawan termasuk kelompok ISIS.
“Kami terkadang melakuakn misi-misi di Suriah untuk mencegah negara tersebut menjadi sebuah Front untuk melawan kami,” kata Netanyahi kepada para wartawan saat berkunjung ke Israel utara.
“Kami juga melakukan segalanya untuk mencegah persenjataan, terutama senjata-senjata yang mematikan, yang bergerak dari Suriah ke Lebanon,” tambahnya.
Netanyahu tidak memberikan rincian lebih lanjut dan komentarnya adalah sebuah pengakuan publik pertama bahwa Israel telah aktif dalam konoflik Suriah.
Beberapa serangan yang diklaim telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir, menargetkan pengiriman senjata yang diduga berasal dari Iran dari Suriah ke Lebanon dan kepada gerakan Lebanon Hizbullah yang menjadi musuh bebuyutan Israel.
Namun serangan-serangan ini tidak diakui secara resmi oleh pemerintah Israel.
Israel menentang rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang telah berjuang melawan pemberontakan bersenjata sejak bulan Maret 2011, namun telah berupaya untuk menghindar terseret ke dalam peperangan di negara tetangga Suriah.
Rusia, sekutu rezim Assad bersama dengan Iran, meluncurkan kampanye udara terhadap lawan-lawannya pada akhir September lalu.
Pada hari Minggu, Menteri Pertahanan Moshe Yaalon mengatakan bahwa sebuah pesawat Rusia baru-baru ini memasuki wilayah udara Suriah yang dikendalikan Israel, namun intrusi tersebut diselesaikan tanpa adanya insiden tertentu.
“Itu tampaknya adalah sebuah kesalahan dari pilot yang sedang terbang dekat Goaln,” kata Yaalon.
Israel merebut sebagian besar Dataran tinggi Golan dari Suriah pada tahun 1967 dan kemudian menganeksasikan wilayah tersebut dengan sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Yaalon mengatakan bahwa Israel dan Rusia telah membuat kesepakatan untuk menghindari bentrokan di wilayah udara Suriah, dengan kesepakatan yang mengatakan untuk menyertakan sebuah “hotline” dan pertukaran informasi.
Netanyahu menggemakan komentar nya pada hari Selasa, mengatakan bawha pasukan militer Israel dan Rusia “berada dalam koordinasi yang erat untuk menghindari insiden-insiden.”
Komentar-komentar pihak Israel datang setelah jatuhnya sebuah pesawat Rusia oleh Turki, Ankara mengatakan pesawat tersebut telah memasuki wilayah udara Turki – sebuah pernyataan yang dibantah oleh Moskow.
- Source : www.al-monitor.com