Berlin memperbaiki hubungan dengan Rusia, Washington akan murka
Berlin telah siap untuk memperbaiki hubungannya dengan Rusia, dan secara jelas hal ini akan “menimbulkan pergesekan” dengan Washington, yang pada gilirannya akan menggunakan semua pengaruhnya atas negara-negara Eropa Timur untuk mencegah pemulihan hubungan antara kedua negara tersebut. Namun saat ini, Jerman hanya “menguji reaksi publik” sebelum mengambil keputusan akhir, menurut Stratfor.
Berlin sedang “menguji air yang beriak sebelum membuat keputusan tentang masa depan hubungan Jerman dengan Rusia”, menurut sebuah artikel yang diterbitkan di situs intelijen Amerika, Stratfor (juga dikenal sebagai Strategic Forcasting atau yang dikenal lebih luas sebagai “bayangan CIA”), setelah pertemuan antara Presiden Putin dan Wakil Kanselir Jerman Sigmar Gabriel di Moskow pada Rabu kemarin.
“Jerman memberikan sinyal pada hari Rabu bahwa mereka akan memikirkan kembali hubungannya dengan Rusia, ketika seorang Wakil Kanselir yang juga menjabat sebagai Menteri Ekonomi, Sigmar Gabriel bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow,” tertulis di artikel tersebut.
“Berlin sedang mencari cara untuk mengubah atau bahkan menghapus tindakan-tindakan hukuman saat ini terhadap Moskow. Namun, keputusan tersebut mungkin akan menciptakan gesekan antara Jerman dan sebagian besar negara-negara Eropa Tengah dan Timur, yang berarti bahwa Berlin masih belum siap untuk sebuah perbuahan arah secara formal,” artikel tersebut menambahkan.
Penulis tersebut kemudian memberikan alasan mengapa Rusia dan Jerman mungkin menaruh kepentingan di masing-masing negara.
Kepentingan Jerman di Rusia
Rusia hanyalah negara yang paling penting ke 13 untuk tujuan ekspor Jerman, dia memberi alasan, namun pada saat pemulihan ekonomi Eropa yang masih rapuh dan pertumbuhan China yang melambat, Berlin mungkin berpikir bahwa mereka perlu untuk mengalihkan ekspornya sebanyak mungkin.
“Sanksi-sanksi Uni Eropa terhadap Rusia membuat proses ekspor ke Rusia menjadi rumit. Selain itu, Jerman dan Rusia telah merencanakan untuk meningkatkan aktivitas perdagangannya sebelum krisis, dengan perundingan atas pembangunan rel kereta, pabrik kimia dan proyek lainnya.”
“Jerman juga tertarik untuk meningkatkan hubungannya dengan Rusia untuk masalah energi,” artikel ini mentebutkan dan memberikan beberapa rincian.
“Jerman adalah konsumen terbesar dari gas alam Rusia. Fakta ini memaksa Berlin untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan energi Jerman dan Rusia terus bekerja sama. Hal ini juga memaksa Berlin untuk menyeimbangkan antara menahan pengaruh Rusia di Eropa Tengah dan Timur dan memastikan Rusia akan terus menjual gas alamnya dengan harga yang terjangkau.”
Alasan lainnya adalah bahwa Jerman menganggap Rusia sebagai “pemain kunci dalam memecahkan krsisi di Suriah, yang secara lagsung terkait dengan peningkatan kedatangan para pencari suaka di Eropa.”
Selain itu, artikel ini juga menyebutkan, “Jerman telah bersikap lebih lembut daripada negara-negara Eropa Barat lainnya dan AS ketika membahas masa depan pemerintah Presiden Suriah Bashar al Assad dan konflik Suriah.”
Dan, karena Ukraina “telah meninggalkan berita utama”, sebut artikel tersebut, “Anda dapat melihat lebih banyak pemimpin Eropa yang mengatakan: Mari kita coba untuk memperbaiki hubungan kita dengan Presiden Putin.”
Kepentingan Rusia di Jerman
Alasan mengapa Rusia tertarik pada Jerman, menurut Stratfor, adalah bahwa “Kremlin telah secara aktif melobi negara-negara Eropa, seperti Italia dan Perancis untuk meringankan sanksi-sanksi – maskipun Moskow mengetahui bahwa Jerman adalah kunci untuk menghilangkan sanksi-sanksi tersebut.”
“Kremlin juga mengatur pertemuan-pertemuan dengan para pejabat tinggi Eropa,” artikel tersebut menunjukkan, “sebagai bukti bahwa Rusia tidak terisolasi dan sebagai cara untuk menciptakan gesekan antara anggota Uni Eropa.”
“Putin mungkin juga berpikir jangka panjang. Gabriel adalah seorang pemimpin dari Partai Demokrat Sosial, yang sejak lama simpatik terhadap Rusia. Dengan popularitas partai Uni Kristen Demokrat milik Kanselir Angela Merkel yang menurun karena krisis pengungsi, ada kemungkinan Merkel tidak akan menang dalam pemilihan umum berikutnya, yang dijadwalkan pada tahun 2017. Partai Demokrat Sosial ini juga akan mengalami penurunan dalam popularitasnya karena krisis pengungsi, namun dengan menjaga hubungan baik antara Rusia dan partai kiri Rusia dapat berguna jika partai ini menjadi lebih baik dlam dua tahun ke depan.”
Sorotan dari Ukraina dan Amerika Serikat
Menurut Stratfor, pertemuan Gabriel dengan Presiden Putin akan menarik perhatian Ukraina dan Amerika Serikat.
“Menghapus sanksi-sanksi terhadap Rusia dapat merusak hubungan Jerman dengan Amerika Serikat dan juga memaksa Gedung Putih untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dan militer dengan negara-negara bekas komunis, dari Polandia sampai Rumania. Hal ini juga akan memperdalam fragmentasi politik yang sudah serius di Uni Eropa.”
“Meskipun negara-negara di Barat seperti Italia dan Perancis akan menyambut sebuah pengurangan ketegangan dengan Kremlin, sebagian besar anggota Uni Eropa di Eropa Tengah dan Timur akan terus mendorong garis keras pada Moskow,” artikel tersebut memperingatkan lebih lanjut.
“Negara-negara ini telah memiliki hubungan yang tegang dengan Jerman atas strateginya dalam menangani krisis imigrasi dan pengungsi; Eropa Tengah dan Timur telah sangat kritis terhadap rencana Jerman untuk memindahkan para pencari suaka ini ke seluruh Uni Eropa, dan Berlin belum siap untuk menghadapi konfrontasi lainnya.”
Oleh karena itu, lembaga tersebut menyimpulkan, “Jerman mungkin akan memilih untuk menangani krisisnya satu per satu.”
“Pertemuan Gabriel dengan Putin menunjukkan bahwa Berlin sedang menguji air yang beriak sebelum membuat keputusan tentang masa depan hubungan Jerman dengan Rusia,” artikel tersebut menyatakan.
- Source : sputniknews.com