Sekutu AS di Laut Cina Selatan ingin memperluas kehadirannya
Ketegangan bergejolak di Laut Cina Selatan ketika kekuatan-kekuatan yang pro dan anti Barat bersaing atas perairan tersbut. Para sekutu Amerika sekarang menuntut agar AS meningkatkan kehadirannya di daerah tersebut meskipun China dan Jepang setuju untuk mengadakan perundingan.
Pengumuman bahwa AS diharapkan dapat membantu Jepang dan sekutu lainnya berasal dari Menteri Pertahanan AS Ashton Carter tak lama setelah kapal perang Amerika berlayar dalam batas perairan 12 mil yang diklaim oleh China.
Insiden ini telah dikritik keras oleh Beijing yang menurut mereka adalah sebuah “tindakan provokatif”. Wilayah tersebut adalah salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, dan menurut Beijing, bahkan sebuah insiden kecil dapat menyebabkan perang habis-habisan.
“Perhatian dan hal menonjol dari persengketaan di Laut Cina mengakibatkan banyak negara di kawasan tersebut yang ingin meningkatkan kerjasamanya dengan Amerika Serikat,” pernyataan Carter dikutip oleh Reuters tak lama sebelum ia pergi ke Korea Selatan menjelang KTT pertahanan mendatang di Malaysia.
KTT ini akan berfokus pada perkembangan di Laut Cina Selatan, “yang paling penting adalah tentang meningkatnya pengerukan dan kegiatan militer China.”
Pulau-pulau buatan yang dibuat oleh China dalam persengketaan memiliki radar wilayah, strip landasan terbang dan instalasi lainnya.
Di Seoul, Carter akan bertemu dengan rekan Menteri Pertahanan Korea Selatan. Keduanya akan membahas konfrontasi yang sedang berlangsung dengan Korut yang agresif, yang telah memamerkan kemampuannya nuklirnya akhir-akhir ini.
Kemudian di Malaysia Carter akan bertemu rekan-rekan Menteri Pertahanan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Chang Wanquan dari China.
Menjelang KTT ini, China dan Jepang yang sangat bertentangan satu sama lain dalam sejumlah isu-isu teritorial dan sejarah sepakat untuk membahas pengembangan sumber daya di Laut Cina Timur, menurut juru bicara pemerintah Jepang. Diskusi tersebut juga diadakan dengan Korea Selatan, di Seoul pada hari Minggu kemarin. Pertemuan seperti ini terakhir kali dilakukan tiga tahun lalu.
Menurut Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, seperti yang dikutip oleh DPA mengatakan, “mekanisme kerjasama trilateral telah berfungsi kembali.”
Ketiga negara tersebut setuju bahwa upaya-upaya untuk bernegosiasi dibutuhkan atas sengketa yang telah berlangsung lama, di mana sengketa terbesarnya adalah sejumlah pulau tak berpenghuni yang diperebutkan oleh Tokyo dan Beijing.
Trio negara ini merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa mereka semua berniat untuk “menghadapai sejarah dengan adil dan maju menuju masa depan.”
- Source : www.rt.com