www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Tiongkok marah setelah kapal AS melewati pulau-pulau yang disengketakan

Penulis : RT | Editor : Admin | Selasa, 27 Oktober 2015 10:25

China telah mengecam AS karena telah berulang kali mengabaikan peringatan dan membiarkan salah satu kapal perangnya berlayar dekat dengan pulau-pulau buatan yang dibuat oleh Beijing di Laut Cina Selatan. Dikatakan bahwa tindakan pelanggaran USS Lassen ini “merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut”.

“Tindakan-tindakan dari kapal perang AS merupakan sebuah ancaman bagi kedaulatan dan keamanan China, dan keselamatan orang-orang yang hidup di pulau-pulau tersebut, mereka merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut. Dalam hal ini, pihak Cina mengungkapkan ketidakpuasaan yang sangat ekstrim dan sangat memprotesnya,” sebut sebuah pernyataan yang dimuat di situs Kementerian Luar Negeri China, menurut Interfax.

Seorang pejabat pertahanan AS yang mau berbicara dengan syarat agar namanya tidak diketahui mengatakan kepada AP pada hari Senin bahwa sebuah kapal Angkatan Laut AS telah berlayar di dekat pulau-pulau buatan. Angkatan Laut AS berencana untuk mengirim salah satu kapalnya pada rute patroli yang masuk dalam radius 12 mil dari pulau-pulau, laporan sebelumnya menyatakan. Kapal AS trsebut dapat saja disertai dengan satu atau dua pesawat pengintai Angkatan laut, yang mana telah melakukan penerbangan-penerbangan pengintaian berulang kali di wilayah tersebut, seorang pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters. Menurut Angkatan Laut Amerika Serikat, patroli tambahan bisa mengikuti dalam beberapa minggu mendatang.

USS Lassen dijadwalkan untuk melewati wilayah terumbu karang Subi dan Mischief, yang termasuk dalam kepulauan Spratly, di mana China mengklaim kedaulatannya. Kedua wilayah terumbu karang tersebut awalnya terendam sebelum China mengadakan proyek pengerukan yang ambisius bertujuan untuk mengubahnya menjadi pulau-pulau.

Pihak berwenang China memantau dan mengikuti kapal perang AS tersebut ketika secara “ilegal” memasuki perairan dekat pulau-pulau yang disengketakan, Kementerian Luar Negeri mengatakan pada hari Selasa.

Pernyataan tersebut menekankan bahwa kapal perang Amerika tersebut tetap melewati perairan terlarang “meskipun ada peringatan yang berulang-ulang” dari Beijing.

“China secara konsisten menghormati dan membela kebebasan navigasi laut dan penerbangan dari negara manapun sesuai dengan hukum internasional yang berlaku. Namun, dengan tegas menentang negara manapun yang merugikan kedaulatan dan keamanan China yang menggunakan dalih kebebasan navigasi dan penerbangan,” kata Beijing.

Ia menambahkan: “China dengan tegas membela kedaulatan, keamanan dan hak-hak dalam ruang maritim. Pihak China siap untuk memberikan respon yang tepat dan diperlukan bagi provokasi dari negara manapun...”

Kementerian Luar Negeri mencatat bahwa China berharap AS akan “bereaksi dengan baik atas sikap ini, segera akan memperbaiki kesalahan yang telah dibuat dan tidak akan melakukan tindakan-tindakan provokatif yang mengancam kedaulatan dan keamanan China.”

AS telah mengirimkan kapal-kapal perangnya pada patroli-patroli yang sama, yang juga menyimpang dekat wilayah terumbu karang Spratly yang sebelumnya dibangun oleh Vietnam dan Filipina, Reuters menambahkan mengutip Departemen Pertahanan AS.

Insiden tersebut terjadi beberapa minggu sebelum beberapa KTT Asia-Pasifik yang dijadwalkan akan berlangsung paruh kedua bulan November mendatang. Presiden AS Barack Obama dan Presiden China Xi Jinpiing diperkirakan akan hadir. Dalam keadaan seperti itu, patroli-patroli yang dilakukan membawa resiko ketegangan yang memberatkan antara kedua negara tersebut.

China sedang membangun beberapa pulau buatan di wilayah yang disengketakan, pulau-pulau tersebut diharapkan dapat menjadi tempat untuk stasiun-stasiun radar, lapangan terbang dan fasilitas lainnya. Para kritikus bersikeras bahwa fasilitas ini untuk kepentingan militer. Beijing berpendapat bahwa akan ada sedikit aspek militer dalam program reklamasi ini dan bahwa tujuan utama dari pulau-pulau tersebut sebagian besar untuk warga sipil.

China percaya bahwa pulau-pulau ini akan termasuk ke dalam wilayah kedaulatannya, dan menganggap zona 12 mil di sekitar pulau-pulau tersebut sebagai perairan eksklusif terirorialnya.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar