www.zejournal.mobi
Rabu, 27 November 2024

Meramal Keberuntungan di Tahun Kelinci Air

Penulis : Elisabeth Thomas | Editor : Anty | Jumat, 30 Desember 2022 10:57

Jika sejarah adalah kegiatan mempelajari masa lalu, maka meramal adalah upaya mempelajari masa depan. Sejak manusia memulai kehidupannya di dunia, mereka telah mempraktekan ramalan berdasarkan bintang. Langit diyakini dapat memberikan jawaban atas masalah-masalah kehidupan seperti untuk menentukan musim tanam, arus laut, ataupun pertanda-pertanda lain bagi kehidupan mereka.

Kegiatan mengamati dan menginterpretasikan gerak bintang dan benda langit ini disebut Astrologi. Meskipun astronomi juga melakukan pengamatan pada subyek yang sama, namun astrologi tidak digolongkan ke dalam sains. Hal ini dikarenakan di dalam astrologi terdapat unsur yang belum bisa diuji menggunakan kaidah ilmiah. Karena itu astrologi digolongkan ke dalam kategori pseudo sains. Dan bagi sebagian orang, astrologi juga digolongkan ke dalam seni, karena untuk melakukannya dibutuhkan hati dan perasaan yang peka.

Pada dasarnya, astrologi adalah kegiatan mengamati dan pergerakan benda-benda di langit dan dihubungkan dengan dampaknya bagi nasib manusia di bumi. Dilansir dari laman cxomedia.id, para peneliti meyakini bahwa astrologi bermula dari Mesopotamia, tepatnya di kekaisaran Assyria dan kota Babilonia, yang sekarang menjadi negara Irak. Pada masa itu kebudayaan Mesopotamia adalah percampuran antara spiritualitas, ilmu magis, agama dan politik.

Dari Mesopotamia seni astrologi ini kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk India dan Yunani. Dalam tradisi Barat, terjadi percampuran antara astrologi Babilonia dengan budaya divination Yunani Kuno sehingga melahirkan Hellenistic Astrology. Setelah Alexander Agung menguasai Babilonia, tradisi Hellenistic ini akhirnya menyebar juga ke Mesir dan Kekaisaran Roma.

Ternyata, astrologi tidak hanya berkembang di dunia barat saja. Bangsa Tionghoa pun memiliki tradisi membaca dan menafsirkan pergerakan benda langit dan telah menjadi bagian dari budaya di kekaisaran waktu itu.

Astrologi Cina diperkirakan dimulai di saat pemerintahan Kaisar Huangdi pada tahun 2697 hingga 2598 BC. Dia dianggap sebagai kaisar yang paling agung sepanjang masa, dan dianggap sebagai ‘Bapak Kebudayaan Cina’. Kaisar dan keturunannya bahkan dianggap sebagai keturunan dari dewa-dewa langit dan bertanggung jawab untuk mengatur kehidupan di bumi.

Penanggalan Cina tidak berdasarkan kalender barat atau kalender Gregorian yang memulai tahun pada 1 Januari. Kalender Cina dimulai berdasarkan Tahun Baru Imlek yang jatuh di antara bulan Januari dan Februari. Siklusnya berdasarkan pergerakan bulan, dan bukan matahari seperti yang menjadi dasar penanggalan barat.

Berbeda dengan astrologi barat yang memakai rasi bintang sebagai simbol siklus waktu, maka pada astrologi Cina waktu diwakili oleh simbol binatang. Terdapat 12 binatang yang menjadi nama tahun. Di Indonesia, kedua belas binatang ini biasa disebut Shio.

Sejarah ke-12 Shio

Banyak cerita tentang sejarah ke-12 shio ini, tetapi ada satu yang kemudian diyakini sebagai ‘legenda yang paling benar’.

Dirangkum dari laman dinavirya.com, diceritakan, pada jaman dahulu kala, masyarakat memohon kepada Kaisar Langit untuk mengajarkan mereka cara menghitung tahun, bulan dan hari. Kaisar Langit kemudian berpikir, bahwa binatang dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat. Jika memakai nama-nama binatang tentu manusia akan lebih mudah mengingatnya.

Akan tetapi, di bumi terdapat banyak sekali jenis binatang, bagaimana cara untuk menentukannya. Setelah berpikir sesaat, akhirnya Kaisar langit mendapatkan ide. Ia memutuskan untuk mengadakan lomba menyeberangi sungai bagi binatang-binatang yang ada di bumi, tepat pada hari ulang tahunnya. 12 binatang yang terlebih dahulu mencapai garis finish akan dijadikan nama panggilan tahun.

Semua binatang mendaftar. Pada waktu itu kucing dan tikus bersahabat. Si tikus berambisi untuk menang, agar namanya bisa diabadikan sebagai nama tahun. Tapi dia sadar badannya terlalu kecil. Tentu agak susah untuk menyeberang sungai yang lebar dan dalam itu. Sahabatnya, si Kucing, memberi saran, mereka bisa naik ke punggung si Kerbau yang baik hati, sehingga mereka tidak perlu bersusah payah menyebrangi sungai. Tikus setuju.

Hari perlombaan pun tiba. Tikus dan Kucing mengambil tempat di atas punggung kerbau dan mereka berangkat pagi sekali. Sesampai di pertengahan sungai, tak disangka, Tikus mendorong Kucing hingga terjatuh ke sungai. Kerbau yang fokus berjalan tidak menyadari bahwa kucing sudah terjatuh dari punggungnya.

Menjelang garis finish, Tikus tiba-tiba melompat turun dan berlari sekencang-kencangnya ke titik akhir, sehingga dia berhasil memperoleh urutan pertama (1). Di belakangnya Kerbau menempati urutan kedua (2). Kemudian muncul Harimau dengan tubuh basah kuyup di urutan ketiga (3), lalu disusul Kelinci di urutan keempat (4). Kelinci yang tidak bisa berenang secara cerdik meloncat-loncat ke atas badan binatang-binatang di permukaan sungai yang ikut perlombaan. Naga yang sebenarnya bisa lebih dulu dari Kelinci terpaksa finish di urutan kelima (5) karena sebelumnya mendapat tugas untuk menurunkan hujan di daerah timur. Di belakang Naga, ada Kuda, Kambing, Monyet, Ayam dan Anjing yang mati-matian berlari saling mengalahkan. Namun, sayang, sebelum mereka tiba, seekor Ular besar dari padang rumput lebih dahulu tiba di garis finish, sehingga Ular menempati urutan keenam (6), disusul Kuda di urutan ketujuh (7), Kambing urutan kedelapan (8), Monyet kesembilan (9), dan Ayam di urutan kesepuluh (10). Urutan kesebelas ada si Anjing (11). Anjing sebenarnya bisa masuk finish lebih awal, akan tetapi karena sifatnya yang suka bermain, membuat dia memilih mandi dan bermain-main air dulu sebelum menyeberangi sungai. Kesebelas binatang yang telah beristirahat itu menunggu siapa yang melengkapi bilangan ke-12. Mereka menunggu agak lama dalam penasaran, sampai kemudian Babi muncul dengan napas terengah-engah. Semua binatang merasa heran, Babi yang terkenal pemalas ternyata tertarik juga mengikuti perlombaan. 'Siapa coba yang tidak ingin namanya dikenang sepanjang masa'. Mungkin itu yang ada di dalam pikiran si Babi. Maka jadilah, si Babi sebagai pelengkap di urutan keduabelas (12).

Kaisar Langit pun dengan gembira mengumumkan para pemenang sesuai dengan urutannya. 1)Tikus, 2) Kerbau, 3) Harimau, 4) Kelinci, 5) Naga, 6) Ular, 7) Kuda, 8) Kambing, 9) Monyet, 10) Ayam, 11) Anjing, 12) Babi.

Maka hasil akhir dari perlombaan adalah : didapatnya ke – 12 Shio sebagai nama tahun seperti yang sekarang kita kenal, dan dimulainya permusuhan abadi antara kucing dan tikus.

Shio Kelinci Air, Penjaga Tahun 2023

Tanpa terasa kita akan sampai di penghujung tahun 2022 itu artinya dalam astrologi Cina kita akan meninggalkan Shio Macan air dengan segala pengaruhnya kepada nasib kita menuju ke tahun 2023 yang akan dinaungi oleh Shio Kelinci Air. Sebelum benar-benar memasuki gerbang tahun yang baru, tidak ada salahnya kita mengenali karakter dari Shio Kelinci Air.

Dilansir dari laman jurnalnews.id , kelinci diyakini sebagai lambang umur panjang, keanggunan, sopan santun, nasehat baik dan kepekaan terhadap segala keindahan. Orang di bawah naungan shio kelinci diyakini memiliki karakter dekat dengan keluarga, tulus, adil, banyak kawan, lembut, pendiam, selalu berwaspada, berjiwa sosial, agak emosional, cerdas dan cinta damai.

Kelinci yang dipengaruhi oleh elemen air akan memiliki sifat anti terhadap konflik, agak emosional, tetapi mereka memiliki pribadi yang simpatik dan pintar membaca pikiran dan perasaan orang lain.

Elemen air ini berkaitan dengan hujan, kesejukan dan kesuburan. Sehingga dipercaya pada tahun Kelinci Air, kita akan mendapatkan kedamaian, kesejukan, ketentraman, dan juga kelegaan. Bagi orang yang dinaungi shio Kelinci diyakini akan mengalami sejumlah keberuntungan. Baik pekerjaan maupun kehidupan pirbadi.

Shio yang Akan Mendapatkan Hoki di Tahun 2023

Dari beberapa literatur, sebenarnya ada lebih dari 5 shio yang diramalkan akan mendapatkan hoki atau keberuntungan di tahun 2023. Tetapi demi menghemat waktu dan membuat penasaran, saya hanya akan menampilkan 3 shio saja dalam tulisan ini.

1. Shio Babi

Orang dengan shio babi diramalkan akan mendapat banyak keberuntungan dan kemudahan. Di tahun Kelinci air shio babi akan bersinar terang. Jika ingin berpindah pekerjaan, inilah waktu yang tepat.

2. Shio Monyet

Shio monyet dan shio kelinci mempunyai ikatan yang cukup erat karena mereka memiliki kecerdasan, kreativitas, dan kemampuan sosialisasi yang hampir sama. Orang dengan shio Monyet diyakini akan mendapatkan keberuntungan pada tahun Kelinci Air, mendapatkan banyak kesempatan yang baru dan mempelajari hal-hal baru.

3. Shio Kuda

Orang dengan shio kuda diyakini pula akan memiliki keberuntungan di tahun Kelinci Air. Mereka akan mendapat kesempatan-kesempatan yang baik, promosi yang baik dan kenaikan gaji. Itu semua karena kuda memiliki etos kerja yang baik. Mereka pekerja keras dan tidak segan-segan untuk mengorbankan waktu pribadi demi pekerjaan.

Demikian ramalan keberuntungan di tahun 2023 berdasarkan astrologi Cina. Tidak perlu disikapi dengan serius. Semua ini hanya ramalan saja, yang tidak bisa dijamin kebenarannya. Dipercaya boleh tidak juga tidak apa-apa. Yang lebih penting dari ramalan-ramalan itu adalah, jalani kehidupan dengan gembira, tetap percaya kepada Tuhan dan diri sendiri, karena sebenarnya keberuntungan dan kesialan itu tergantung pikiran kita saja.

Seperti kata anak-anak genZ. “Hidup ini kita yang stel.”


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar