Peralatan berat militer AS telah tiba di Estonia
Sejumlah kendaraan militer berat AS telah dikirim ke Estonia dan dijadwalkan tiba di sebuah pangkalan NATO pada tanggal 26 Oktober, Staf Umum Angkatan Pertahanan Estonia mengatakan.
Pengiriman tersebut meliputi 40 buah peralatan militer, termasuk empat tank M1A2 Abrams dan sepuluh kendaraan lapis baja Bradley. Peralatan militer tersebut dikirim dari Latvia ke Estonia melalui rel kereta dan diperuntukkan bagi sebuah unit yang berjumlah 80-250 personil dari 3 Divisi Infanteri AS yang akan menggantikan unti lain yang sebelumnya dikerahkan di negara tersebut.
Pasukan AS pengganti akan dikerahkan di sebuah pangkalan militer di kota Tapa, Estonia pada hari Jumat, menurut laporan media lokal.
Sejumlah perlatan militer lainnya akan dikirmkan ke Estonia pada tanggal 26 Oktober yang akan mencakup dua kendaraan tempur teknis serta beberapa peralatan pendukung operasional.
Tiga Paladin 155mm self-propelled artillery platform juga telah dialokasikan kepada unit baru AS di Estonia, mengutip Kapten Arvo Joesalu, seorang petugas informasi markas besar kekuatan pertahanan di Tallinn, media Estonia melaporkan.
Prgantian pasukan AS di Estonia merupakan bagian dari ‘Operasi Atlantic Resolve’ AS, serangkaian langkah-langkah yang dimaksudkan untuk “meyakinkan sekutu NATO dan rekan AS untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut, di mana Rusia sedang melakukan intervensinya di Ukraina.”
Sejak penggabungan kembali antara Rusia dan Crimea dan pecahnya konflik militer di Ukraina timur pada musim semi lalu, NATO telah meningkatkan kekuatan militernya di sepanjang perbatasan Rusia dengan Negara-Negara Baltik dan Eropa Timur, dan melakukan serangkaian latihan-latihan militer di Eropa, termasuk pengujian sistem rudal pertahanan pertamanya.
Kementerian Luar Negeri Rusia telah berulang kali mengkritik penumpukkan militer NATO di negara-negara tetangga, mengatakan bahwa penumpukkan militer ini dilakukan “dengan dalih palsu dugaan ‘perilaku agresif’ oleh negara Rusia” dan telah disertai dengan retorika yang “tidak ramah dan berbahaya”.
- Source : www.rt.com