www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Suriah: Kavaleri udara Rusia akan segera tiba

Penulis : Moon of Alabama | Editor : Admin | Selasa, 15 September 2015 12:23

Mengingat hasil bencana perang dari dunia “Barat”  terhadap Libya, pemerintah Rusia menyatakan untuk menentang “pengubahan rezim” lebih jauh di Timur Tengah. Tetapi AS terus melatih, mempersenjatai dan mendanai para pemberontak terhadap Suriah dan, dibalik kedoknya melawan ISIS mereka mempersiapkan untuk menjatuhkan pemerintah Suriah. Menggulingkan pemerintahan Suriah dapat melahirkan sebuah negara jihad radikal di Damaskus dan menyebabkan pembantaian dan gerakan pengungsi massal.

Namun Rusia serius dengan kata-katanya dan sekarang akan menggunakan kemampuan militernya untuk menghadapai rencana AS;

Elijah J. Magnier

Rusia mendukung Suriah dengan ketepatan militer dan peralatan destruktif. Rusia akan segera mamulai operasinya di wilayah udara Suriah untuk memukul mundur para pemberontak.

 

Partisipasi Angkatan Udara Rusia di Suriah membuat Israel khawatir bahwa mereka tidak akan bisa mengakses wilayah udaranya untuk menembak tentara-tentara Suriah.

 

Ini adalah perubahan besar dalam pendekatan Rusia dan dukuungannya terhadap rezim Damaskus untuk mencegah perubahan permainan di lapangan.

 

Dukungan Rusia di wilayah udara Suriah akan membantu memberikan serangan udara tambahan terhadap kekuatan-kekuatan serangan di negara itu. Angkata Udara Suriah saat ini sudah terbang lebih dari 100 sorti per harinya untuk membasmi musuh-musuhnya. Pasukan Rusia akan menambah armada Angkatan Udara Suriah, namun tidak harus dalam jumlah yang ditentukan.

Dukungan utama untuk Suriah dengan aset udara Rusia akan menjaga pemerintahan Suriah dari serangan pasukan angkatan udara asing yang berkedok “melawan teroris”. Dengan para pejuang Rusia di langit Suriah, Israel tidak akan lagi dapat menggunakan angkatan udaranya untuk mendukung Jabhat al-Nusra (dan untuk usahanya mencuri minyak di dataran tinggi Golan, Suriah).

AS, Inggris, Perancis dan lainnya mengumumkan untuk memasuki wilayah udara Suriah untuk “melawan teroris” dari ISIS. Rusia akan menggunakan alasan yang sama untuk membenarkan kehadiran dan operasi-operasi udaranya yang diterbangkan dari Latakia. Hanya dengan berada disana, itu akan memastikan bahwa pihak lain tidak akan dapat menggunakan kemampuan mereka untuk hal-hal yang lebih jahat. Intelijen tambahan dari Angkatan Udara Rusia akan membantu operasi darat Suriah.

Kemampuan udara Rusia akan dilengkapi dengan dukungan pertahanan udara dari Angkatan Laut Rusia di pantai Suriah. Rusia mengumumkan beberapa latihan pertahanan udara dengan rudal aktif yang diluncurkan dari pantai Suriah dekat Tartus. Beberapa aset Angkatan Laut Cina juga bergabung dengan pasukan Rusia.

Menteri Luar Negeri Kerry mengeluh kepada Rusia bahwa campur tangannya dapat mengganggu campur tangan AS di Suriah. Ya, itu merupakan satu-satunya tujuan Rusia berada di Suriah:

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Jumat bahwa diperlukan adanya koordinasi antara militer Rusia dan Pentagon untuk menghindari “insiden yang tidak diinginkan” diwilayah Suriah, dimana kedua negara memiliki aset militernya disana.

Lavrov mengatakan bahwa Rusia akan terus memasok senjata bagi Presiden Suriah Bashar Assad untuk membantu angkatan bersenjata Suriah melawan militan ISIS.

Ia mengatakan pada konferensi pers bahwa Rusia telah lama melakukan latihan militer di Laut Mediterania dan bahwa mereka tidak melanggar hukum internasional.

Departemen Luar Negeri negara neokonservatif secara kekanak-kanakan menekan Yunani dan Bulgaria untuk melarang transportasi udara militer Rusia diwilayah udara mereka. Namun pesawat-pesawat Rusia bisa saja terbang melalui wilayah udara Iran dan Irak yang tidak mungkin melarangnya. Sementara pasukan darat Rusia tidak akan terlibat dalam pertempuran, kebutuhan pasokannya dapat dibatasi.

Setiap usaha dari Turki adalah hasil dari tekanan gila dari sebuah Departemen Luar Negeri, yang memblokir jalur laut Bosporus antara Rusia dan Suriah akan melanggar Konvensi Montreux dan bisa diartikan sebagai tindakan bermusuhan terhadap Rusia sedangkan Turki bergantung pada Rusia atas sejumlah besar pasokan sumber daya alam. Setelah kehilangan kontrol atas kota Cizre selatan-timur yang didominasi oleh bangsa Kurdi, Turki juga harus mengurus perang saudara sendiri yang disulut oleh Erdogan untuk mendapatkan kembali dukungan mayoritas parlemennya. Perang internal tersebut akan menghambat pasokan senjata ISIS melalui Turki.

Rencana AS menggunakan ISIS sebagai kedok untuk menggulingkan pemerintahan Suriah kini sudah hampir gagal. “Front Selatan” yang didukung oleh AS dan melakukan penyerangan dibagian selatan Suriah gagal untuk merugikan negara tersebut. Serangan ISIS melawan pasukan Suriah di Deir ez-Zor telah dgagalkan dan gerakan lebih lanjut melawan Suriah akan harus menghadapi kekuatan udara Rusia.

Washington sekarang harus memutuskan untuk mengambil resiko perang melawan Rusia atau mengurungkan proyek perubahan rezimnya di Suriah.


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar