Rusia mensimulasikan konflik internasional dalam "latihan perang terbesar sejak Perang Dingin"
Lebih dari 95.000 tentara milik Rusia dan sekutu regional telah memulai latihan Center tahunan yang terentang dari Volga ke Siberia.
“Center-2015 adalah langkah terakhir dalam pesiapan militer angkatan bersenjata di tahun 2015,” kata sebuah pernyataan dari kementrian pertahanan, yang mengatakan bahwa di bulan Agustus saja telah ada 80 latihan militer yang dilakukan, termasuk inspeksi dadakan pada para pasukan dalam latihan pekan lalu.
Latihan perang ini akan menggunakan lebih dari 7.000 tank, 170 pesawat dan 20 kapal perang. 20 macam latihan yang berbeda akan digunakan disaat para tentara yang berasal dari cabang-cabgan divisi keamanan yang meliputi penjaga perbatasan, FSB dan polisi anti narkoba akan membuat manuver-manuver diwilayah seluas 6.000 km. Latihan tersebut dijadwalkan selesai pada tanggal 20 September.
“Apa yang kita lihat saat ini belum terlihat sejak Perang Dingin – akhir 1970-an dan awal 1980-an. Pihak militer tidak hanya menguji kendaraan baru, peralatan dan teknik, tetapi juga sumber daya yang semakin mendukung untuk latihan ini,” kata sejarawan militer Vyacheslav Filatov kepada saluran Zvezda yang disponsori oleh militer Rusia.
Kazakhstan akan menyediakan pasukan-pasukan sementara anggota lain dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif/Collective Security Treaty Organization (CSTO), yang termasuk Belarus, Armenia, Tajikistan dan Kirgistan mengirim perwira-perwira nya untuk mengamati dan mengambil alih bagian-bagian dari latihan tersebut.
Skenario untuk latihan perang ini adalah para tentara sekutu mencoba untuk melokalisasi ancaman internasional yang berasal dari Asia Tengah. Sebagian besar pasukan akan secara sengaja beroperasi di daerah asing, dan akan ada simulasi untuk menangani korban-korban yang berjumlah banyak., dengan pasukan yang “terluka” dikirim ke rumah sakit yang dapat dipindahkan.
“Sementara manuver-manuver ini bersifat defensif, NATO akan melihatnya dengan sikap kekhawatiran,” kata ahli militer Sergey Fedorov kepada Zvezda. “Mereka heran dengan skala latihan ini – ini adalah sesuatu yang jarang mereka lihat, dan tidak akan pernah melakukannya dan membatasinya hanya untuk latihan-latihan situasi yang terbatas.”
Juga, mulai hari Senin kemarin, sekitar 1.000 tentara dari Latvia, dengan jumlah yang sama yang disediakan oleh NATO, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Jerman, mulai latihan konvensional di negara ini. Sehari sebelumnya aliansi ini menelesaikan Swift Response 15, latihan militer terbesar di Eropa sejak runtuhnya Tembok Berlin, yang melibatkan sekitar 5.000 personil.
Pada awal bulan ini, AS mengerahkan dua drone jarak kauh MQ-1 Predator dan 70 penerbang ke Latvia pada misi latihan.
Pada bulan Mei, Lithuania, Latvia dan Estonia bersama-sama memanggil pangkalan-pangkalan permanen NATO, menyatakan bahwa Rusia memiliki kapasitas untuk menyerang dan menduduki mereka dalam waktu empat jam dari perintah penyerangan. Moskow mengecam langkah itu, mengatakan bahwa hal tersebut bertentangan dengan Undang-undang Founding 1997 NATO-Rusia.
- Source : www.rt.com