Jadi apa yang sebenarnya Rusia lakukan di Suriah?
Saya berpikir bahwa seminggu setelah Ynet memberikan sebuah cerita tentang intervensi militer Rusia di Suriah, kami yakin bisa mengatakan bahwa ini adalah operasi psikologis yang khas AngloZionist yang bertujuan menghambat keterlibatan Rusia dalam perang Kekaisaran yang sedang berlangsung di Suriah dan bahwa hal itu tidak memiliki dasar dalam realitas.
Atau adakah?
Ternyata ada sebuah biji kecil dalam kebenaran cerita ini. Tidak, Rusia tidak mengirimkan “MiG – 31s untuk membom ISIS”, juga tidak mengirim SSNB (kepal selam yang dipersenjatai dengan rudal balistik antarbenua, http://www.debka.com/article/24873/Russian-submarine-with-20-ICBMs-and-200-nuclear-warheads-is-sailing-to-Syria ) ke pantai Suriah. Semua rumor ini adalah omong kosong. Tapi ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Rusia melakukan dua hal:
Hal kedua adalah salah satu yang paling menarik. Tak perlu dikatakan, seperti yang khas dalam kasus-kasus seperti ini, isi sebenarnya dari kargo yang dikirim oleh Rusia tidak dipublikasikan, namun kita dapat berspekulasi. Pertama, kita tahu bahwa Suriah membutuhkan banyak suku cadang dan perbaikan peraltan. Sampai sekarang perang ini sudah berlangsung selama 4 tahun dan Suriah telah menggunakan peralatan mereka secara intensif. Kedua, Suriah kekurangan beberapa sistem pertempuran darat yang dapat sangat membantu mereka. Contoh dari ini adalah unit pelawan radar/counter-battery radar (radar yang menunjukan dari arah mana artileri musuh menembak) dan sistem peperangan elektronik. Selanjutnya, sumber Rusia mengatakan bahwa Suriah membutuhkan personel operator lapis baja lebih.
Kita tahu bahwa Rusia dan Suriah telah lama memiliki kontrak militer dan bahwa Rusia kini memberikan peralatan berat nya melalui laut dan yang lebih ringan melewati udara. Apakah semua ini menunjukkan sebuah pergantian dalam permainan?
Jadi mengapa para AngloZionist panik?
Perasaan saya mengatakan bahwa satu hal yang membuat mereka begitu gugup adalah bahwa Rusia nampaknya telah memilih kota Latakia sebagai “titik pengiriman”. Tidak seperti Damaskus, Latakia adalah lokasi yang ideal: aman namun tidak terlalu jauh juga dari garis depan, dan relatif dekat dengan pangkalan Rusia Tartus. Bandara dan pelabuhan laut juga dikabarkan mudah untuk dilindungi dan di isolasi. Ada pula sebuah laporang yang menyatakan bahwa Rusia telah memperpanjang landasan pacu dan meningkatkan infrastruktur di bandara Latakia dan telah mengirimkan pesawat-pesawat AN-124 yang diamati telah mendarat disana dalam beberapa waktu terakhir. Adapun Angkatan Laut Rusia – telah mengirimkan kapal-kapal ke bandara Latakia.
Dengan kata lain, alih-alih membatasi diri untuk Tartus atau ketempat yang sangat terbuka seperti Damaskus, Rusia tampaknya telah menciptakan sebuah jembatan baru dibagian utara dari negara itu yang dapat digunakan untuk mengirim peralatan dan bahkan pasukan, ke daerah-daerah pertempuran.
Ini juga akan menjelaskan beberapa rumor yang membuat panik tentang Rusia mengirimkan infanteri Angkatan Lautnya dari Crimea ke Suriah: Pasukan-pasukan Angkatan Laut Infantri sangatlah ideal untuk melindungi pangkalan dan mengingat bahwa lini depan tidak terlalu jauh, akan masuk akal bagi Rusia untuk mengamankan jembatan mereka dengan unit-unti ini.
Selanjutnya, sementara alat berat biasanya dikirim lewat laut, Rusia dapat memberikan sistem pertahanan udara mereka melalui udara: Pesawat-pesawat AN-124 lebih dari cukup untuk mengirim kendaraan anti udara S-300. Kenyataan ini saja dapat menjelaskan kepanikan para AngloZionist.
Apa yang tampaknya sedang terjadi adalah: Rusia, tampaknya mengirimkan beberapa peraltan terbatas namun penting untuk memberikan bantuan langsung kepada pasukan-pasukan Suriah. Dalam melakukannya, mereka juga menciptakan suatu kondisi untuk menjaga pilihan mereka tetap terbuka. Jadi, sementara tidak ada campur tangan besar dari Rusia, sesuatu telah terjadi dengan pasti dalam konflik Suriah.
Saya ingin menambahkan disini bahwa sementara pasukan-pasukan pemerintah baru saja kehilangan pangkalan udara Idlib dibagian utara negara itu (dan tidak terlalu jauh dari Latakia), semua sumber saya telah mengkonfirmasi bahwa pasukan Suriah berada dalam posisi yang jauh lebih baik daripada ISIS dan bahwa peperangan akan sangat buruk bagi para Takfiri. Pasukan Suriah baru-baru ini membebaskan kota Zabadan dan mereka sedang dalam posisi ofensif disebagian besar lokasi dan sementara memang benar bahwa ISIS masih menguasai banyak daerah, dimana sebagian besarnya merupakan gurun pasir.
Untuk meringkas, saya akan mengatakan ini: Para AngloZionist panik karena perang mereka melawan Suriah telah gagal; sementara ISIS telah menciptakan kekacauan dan teror di beberapa negara, ada banyak tanda-tanda bahwa negara-negara lokal secara bertahap menjadi bertekad untuk melakukan suatu. AS juga telah gagal untuk menyingkirkan Assad, krisis pengungsian besar-besaran telah memicu krisis politik besar di Eropa, dan sekarang Eropa melihat Assad dengan cahaya yang berbeda dari sebelumnya. Rusia telah jelas memutuskan untuk terlibat secara politik dengan semua kekuatan regional, dan secara efektif mengusir Amerika Serikat, dan ada cukup indikasi yang menunjukan bahwa Rusia menjaga agar pilihan mereka tetap terbuka. Sementara sama sekali tidak ada alasan untuk mencurigai bahwa Rusia berencana untuk melakukan intervensi militer besar-besaran dalam konflik dari segi kuantitas, ada tanda-tanda bahwa dukungan Rusia lebih kepada tingkat kualitatif yang baru.
Dua hal yang perlu ditekankan disini:
Pertama, pada tingkat politik, masih sangat mungkin bahwa Rusia akan mengambil tindakan sepihak dalam perang ini. Sementara Suriah adalah negara yang berdaulat dan bahwa perjanjian Suriah-Rusia sudah cukup untuk membenarkan secara hukum setiap langkah militer yang disepakati oleh kedua belah pihak, Rusia akan berusaha keras untuk tidak bertindak sendiri. Hal ini menjelaskan mengapa Menteri Luar Negeri Lavrov berusaha keras untuk membuat semacam koalisi.
Kedua, pada tingkat militer, negara yang harus dilihat bukanlah Rusia, melainkan Iran. Pasukan Iran memiliki jalur aman ke Suriah (melalui Irak utara) dan mereka memiliki sejenis pasukan yang dapat berhasil melawan ISIS. Hal yang sama berlaku untuk Hizbullah yang memiliki dan mengirimkan pasukan elitnya untuk mendukung Suriah di daerah-daerah penting yang strategis. Jika ada kebutuhan atas pasukan darat dengan jumlah besar untuk membantu Suriah, kekuatan dari Iran lah yang akan kita lihat untuk ikut campur tangan, bukan Rusia.
Sebagai kesimpulan, saya akan mengatakan bahwa apa yang sedang terjadi adalah sesuatu yang menjadi “ciri khas dari Putin”: Sementara para pemimpin Barat biasanya lebih memilih tindakan yang lebih terlihat oleh publik yang segera dapat memberikan hasil (namun jangka pendek), Putin lebih memilih untuk membiarkan lawannya menimbulkan kerusakan sampai batas maksimal pada dirinya sendiri sebelum menjalankan intervensinya secara bertahap dan dengan sabar. ISIS yang diluncurkan oleh para AngloZionist adalah semacam “kejutan politik dalam suatu kekaguman” yang hampir menggulingkan pemerintahan Suriah. Disaat strategi “cepat tanggap” jangka pendek gagal, Assad masih berada disitu, namun ISIS telah berubah menjadi raksasa yang mengancam semua orang dan tak ada satupun yang dapat mengendalikannya. Adapun Assad, secara bertahap turun menjadi “Hitler baru” dengan meng-gas rakyatnya sendiri menjadi seseorang yang jelas akan menjadi bagian dari solusi ini, (solusi apapun akan muncul pada akhirnya).
Pelajaran bagi semua orang yang menentang Kekaisaran: Hal yang paling sulit adalah untuk tetap berdiri setelah “pukulan” pertama yang diberikan oleh pasukan kekaisaran tersebut. Jika Anda dapat bertahan setelah pukulan pertama (seperti Donbass dan Suriah), maka posisi Kekaisaran akan mulai melemah secara perlahan namun pasti karena adanya kontradiksi yang terjadi secara internal. Jika proses itu sedang berlangsung, Anda jangan jatuh kedalam perangkap dengan berkomitmen secara berlebihan, namun duduki beberapa posisi masing-masing secara bertahap (politik atau lainnya) yang diserahkan oleh oleh Kekaisaran dalam proses disintegrasi sementara mengamankan setiap langkah yang Anda jalani.
Masih terlalu dini untuk sebuah kemenangan – ISIS masih ada, para Ukronazi di Kiev, dan bahwa Kekaisaran belum menyerah sepenuhnya. Kabar baiknya adalah bahwa aliran air pasang telah berubah arah secara jelas sementara perjuangan masih panjang ke depan, kekalahan dari para Takfiri dan Nazi tampaknya tak terelakkan.
- Source : www.unz.com