Dalam penghinaannya untuk Obama, Iran mengirim tentaranya untuk mendukung pasukan Rusia di Suriah
Ketika kami pertama kali melaporkan beberapa hari yang lalu bahwa pasukan Rusia, berupaya untuk mendukung rezim Assad dalam konfrontasi yang sedang berlangsung dengan ISIS, Al Nusra dan kelompok-kelompok lainnya yang didukung oleh AS. Peperangan tersebut mewakili peperangan 2015 (peperangan yang bahkan menyebabkan ribuan pengungsi muncul secara dramatis di media-media). Pasukan Rusia telah diam-diam berkumpul di Suriah dan mendirikan basis operasi mereka dekat Damaskus, ada orang-orang yang skeptis secara terbuka.
Kemudian, hanya beberapa jam yang lalu, Bloomberg akhirnya menegaskan bahwa “para pejabat tinggi dijadwalkan bertemu di tingkat Dewan Komite Deputi Keamanan Nasional untuk membahas bagaimana menanggapi pengerahan peralatan militer dan personil Rusia yang bertumbuh di Latakia” dan bahwa Rusia “ditetapkan untuk memulai misi tempur udaranya dari pangkalan baru di dalam Suriah.”
Jadi ya, untuk alasan apapun (dan alasan jelasnya adalah: jaringan pipa gas alam) Rusia tidak hanya meningkatkan dukungannya untuk Suriah, tetapi juga tidak akan mentolerir segala serangan ISIS yang didanai oleh AS atau apapun yang dikambing hitamkan media-media.
Yang pasti, tidak ada dari semua ini yang bertujuan untuk mengejutkan AS – sama seperti AS yang menggunakan ISIS sebagai dalih untuk menyerang atau menekan bangsa-bangsa di Timur Tengah yang diinginkan, Rusia juga menggunakan alasan yang sama untuk campur tangan. Pada akhirnya, jika ISIS adalah sahabat dari kemanusiaan, maka bantuan dari Rusia pasti akan disambut dengan baik. Tidaklah seperti itu, mereka telah memperjelas bahwa ISIS hanyalah sebuah pengalihan, namun alasan untuk menginvasi dan mendepak Assad adalah murni suatu gerakan politik. Juga, kembalinya Rusia ke Suriah dengan pasukan yang lebih besar tidak mengejutkan siapapun di Pentagon – ini hanyalah ekskalasi lama yang ditunggu-tunggu dari awal permainan dan diperankan oleh ISIS yang secara misterius muncul ke permukaan lebih dari setahun yang lalu.
Namun dalam perkembangan terbaru, kami telah memperingatkan selama berbulan-bulan akan perkembangan yang menyebabkan perang terbesar di tahun ini, salah satu yang akan datang sebagai penghinaan besar bagi Obama, hari ini kita mengetahui bahwa Iran telah mengerahkan pasukan daratnya ke Suriah dalam beberapa hari terakhir untuk bekerjasama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ini menjawab pertanyaan kami:
Sementara koalisi tersebut berangkat kearah Sana’a – yang mana surat kabar al-Hayat milik Saudi mengatakan akan “dibebaskan” setelah sebuah “pertempuran penentuan” di Marib – dan disaat Turki, AS, Arab Saudi, Yordania dan Qatar memikirkan pilihan-pilihan dari dorongan terakhir untuk mengguliingkan Assad di Suriah, pertanyaan yang tersisa adalah apakah Iran akan tetap membiarkan Assad digulingkan, atau apakah Teheran akhirnya memutuskan untuk mengakhiri segala retorika yang ada seperti Moskow.
Dan pada catatan itu, kami akan menutupnya dengan AP berikut ini: “menteri luar negeri Iran pada hari Senin mengkritik tuntutan pengunduran diri Presiden Suriah Bashar Assad dan mengatakan panggilan tersebut telah memperpanjang perang sipil di negara-negara Arab. Mohammad Javad Zarif bahkan mengatakan bahwa mereka yang dimasa lampau menuntut penggulingan Assad “bertanggung jawab atas pertumpahan darah di Suriah.”
Dan juga, Iran tampaknya telah memilih sisinya, dan mengetahui bahwa mereka memiliki Obama dalam genggamannya sebagai bagian dari “kudeta diplomatik” besar milik Obama untuk memulihkan hubungan dengan Iran dalam Kesepakatan Nuklirnya dan dapat berputar disekitar konflik Suriah. Iran telah memutuskan untuk berpihak dengan Rusia dan Suriah.
Menurut Ynet, pembicaraan lebih lanjut mengatakan bahwa keterlibatan militer yang meningkat di Suriah adalah “akibat dari krisis Assad dan dibawah kerjasama Rusia-Iran sebagai hasil dari pertemuan antara Seleimani dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.”
Dimana hal-hal menjadi lebih rumit adalah sementara Israel akan melakukan apapun yang bisa mengubah opini publik untuk membenci Iran, terutama jika mengenai sesuatu tentang bencana Suriah, Israel masih memiliki hubungan baik dengan Rusia: “Kami telah berbicara dengan Rusia dan kami tidak ingin berada ditengah-tengah Perang Dingin ini,” kata sumber tersebut. “Kami memiliki saluran terbuka dengan Rusia.”
Jadi, apa maksud sebenarnya dari campur tangan Iran dalam konflik ini? “Sulit untuk meramalkan apakah kehadiran Rusia akan memutuskan nasib Suriah atau tidak, namun hal yang pasti adalah ini akan memperpanjang pertempuran dan pertumpahan darahj selama setidaknya satu tahun lagi karena ISIS tidak akan menyerah,” kata sumber itu.
Dengan kata lain, kecuali adanya campur tangan dari kekuatan-kekuatan asing, Anda tahu “untuk menghentikan ISIS” adalah dengan berfokus semua persenjataan mereka atau mebela Assad, konflik Suriah ini akan berlangsung terus-menerus dengan hasil yang tidak diketahui. Yang mana melahirkan sebuah pertanyaan: berapa lama lagi Israel akan bertahan untuk tidak masuk dalam peperangan ini, dan jika mereka memutuskan untuk campur tangan, apakah Israel akan menggunakan salah satu metode yang lebih tradisional, metode bendera palsu untuk membakar opini publik terhadap Iran.
Satu hal yang pasti: dengan GOP yang tak dapat memblokir kesepakatan nuklir Iran di Senat, apakah harus memunculkan dan dikonfirmasikan bahwa Iran memang hadir dalam kesepakatan tersebut. Obama akan dihadapkan dengan permasalahan diplomatik terbesar dalam sejarah pemerintahaannya, yaitu penjelasan mengapa ia berjuang untuk mengembalikan koneksi diplomatik dengan rezim yang bahkan tidak bisa menunggu kesepakatan Iran secara resmi disahkan sebelum berbalik kepada “sahabat barunya”, dan segera berpihak dengan agen KGB yang selama dua tahun terakhir telah muncul sebagai musuh terbesar AS selama tiga dekade.
Selain itu, ini juga berarti bahwa Rusia sekarang tiba-tiba memiliki leverage media dalam genggamannya: beberapa foto pasukan Iran yang “dibocorkan” kepada pers.
Namun berita yang paling penting adalah bahwa, seperti yangkita peringatkan sebelumnya, degnan setiap partai tambahan memasuki konflik Suriah, kemungkinan untuk mendapatkan sebuah hasil tanpa kekerasan menjadi semakin tidak mungkin. Dan fakta bahwa Iran sekarang terlibat, baik Israel maupun Arab Saudi akan terseret kedalamnya suka atau tidak.
- Source : www.zerohedge.com