www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Dibalik kedok memerangi ISIS, “Barat” bersiap untuk menyerang Suriah secara terbuka

Penulis : Moon of Alabama | Editor : Admin | Rabu, 09 September 2015 06:37

Kanselir Jerman, Angela Merkel menyerukan longsoran para pengungsi ketika ia menyatakan bahwa Jerman terbuka bagi para pengungsi dan membubarkan perjanjian Dublin tentang para pencari suaka perlindungan di Eropa. Sebuah kampanye media diikuti dan ribuan pengungsi dari Suriah kini digiring melewati Eropa oleh puluhan wartawan yang merekam setiap gerakan mereka untuk berita malam ini – Foto-foto palsu (dalam bahasa Jerman) disertakan. Tidak ada yang menanyai mengapa para pengungsi sekarang meninggalkan Turki, dimana sebagian besar dari mereka menetap pada bulan-bulan terakhir, atau yang kini memberikan mereka uang.

Saya bertanya-tanya, apa tujuan dari kampanye media ini sebenarnya? Sekarang tampaknya jelas bahwa itu adalah bagian dari persiapan masyarakat Eropa untuk perang habis-habisan di Suriah (pemerintahan dan rakyatnya).

Para editor di Guardian menggunakan krisis pengungsi ciptaan ini untuk menuntut agar “sesuatu” dilakukan. Mereka mengingatkan kita bahwa kampanye “zona-larang terbang” palsu melawan Libya berakhir pada negara yang tercerai berai dan menyebabkan lebih banyak pengungsi seperti kampanye yang dilakukan di Suriah. Suara-suara di Inggris yang lebih waras mengingatkan kita bahwa campur tangan “Barat” di Timur Tengah bukanlah sebuah solusi, melainkan sumber dari bencana yang sedang terjadi.

Namun para wartawan BBC membuat kita tahu bahwa pemerintah Inggris sedang mempersiapkan untuk berperang di Suriah meskipun pemungutan suara di parlemen sebelumnya yang berlawanan dengan langkah tersebut:

Para menteri akan mulai untuk membuat kausa untuk aksi militer Inggris di Suriah pekan depan – dengan Downing Street yang tertarik untuk mengambil “langkah selanjutnya” terhadap apa yang disebut-sebut Negara Islam – BBC mengertikan.

Perancis sudah tentu salah satu dewan nya:

Krisis pengungsi di Eropa sebagian besar disebabkan oleh sejumlah besar orang yang melarikan dari perang saudara di Suriah, kegagalan untuk memukul mundur Negara Islam (ISIS) dan kehadiran Rusia yang bertumbuh di wilayah tersebut dapat mendorong perubahan kebijakan, Le Monde melaporkan, mengatakan bahwa Hollande membahas masalah-masalah tersebut dengan tim pembelanya dalam sebuah pertemuan pada hari Jumat kemarin.

Kampanye militer ini akan “dipimpin” oleh AS dan tidak akan melawan ISIS. AS membiarkan ISIS untuk berkembang dalam keputusannya yang disengaja dan pengeboman mereka terhadap ISIS dilakukan dengan setengah hati. Hal ini juga menahan milisi Syiah di Irak untuk menyerang ISIS di Ramadi dan Fallujah. Serangan yang datang akan melawan pemerintah Suriah dan rakyatnya dengan ISIS dan “krisis pengungsi” sebagai kedoknya.

Untuk menambah situasi genting yang seolah-olah direkayasa untuk megebom sekarang, rumor yang bergerak disekitar kampanye militer itu adalah bahwa Rusia sedang mengirimkan banyak pesawat tempur dan pasukannya ke Suriah. Ada “laporan-laporan” yang menyatakan bahwa pesawat jet baru Rusia tiba di Suriah, meskipun tidak pernah ada yang melihatnya. Sebuah langkah normal pengiriman bahan-bahan untuk tentara Suriah oleh kapal-kapal Rusia sekarang tiba-tiiba menjadi hal yang menggemparkan. Foto-foto media sosial lama atau malah yang palsu dimana beberapa tentara Rusia berada di Suriah tiba-tiba “ditemukan” dan diberikan sebagai “bukti” sebagai penanda niat jahat dari Rusia. Rusia membantah segala pergerakan pesawat jet atau pasukannya di Suriah.

Rusia juga mengadakan pembicaraan dengan berbagai tokoh oposisi dan beberapa negara tetangga Suriah. Putin telah menyuarakan rencana baru yang akan melibatkan Suriah dan Rusia untuk bergabung dalam kampanye anti-ISIS dan dengan demikian mensabotase rencana penggulingan rezim oleh AS:

Presiden Suriah Bashar al-Assad telah setuu untuk pemilihan parlemen yang lebih awal untuk berbagi beberapa kekuatan dengan lawan-lawannya, sebuah izin yang dapat memfasilitasi koalisi internasional yang lebih luas untuk melawan ISIS, kata Presiden Rusia Vladimir Putin.

Rusia akan mempertimbangkan untuk berpartisipasi dalam koalisi tersebut dan presiden Rusia telah membahas masalah tersebut dengan Presiden AS Barack Obama, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Putin mengatakan kepada para wartawan di Vladivostok pada hari Jumat kemarin. Rusia telah mendorong untuk kampanye yang lebih luas terhadap ISIS yang akan mengikutsertakan Assad, suatu hal yang sangat ditentang oleh AS dan Eropa.

AS belum mengeluarkan tanggapan resmi atas rencana ini. Hal ini tentunya masuk akal bagi pemerintah Suriah untuk bergabung dengan Rusia dalam memerangi ISIS. Dengan rencana Rusia yang diumumkan secara publik, ini menunjukkan bahwa AS memang benar-benar tidak tertarik untuk memerangi ISIS melainkan untuk menjalani rencana jangka panjangnya, yaitu menghancurkan Suriah:

Putin juga membantah gerakan pasukannya seperti yang dikabarkan:

“Masih terlalu dini” untuk berbicara tentang aksi militer Rusia di Suriah, meskipun “kami sedang memperhitungkan beberapa pilihan”, kata Putin. Rusia secara aktif akan membantu pemerintah Assad dengan persenjataan dan pelatihan-pelatihan militer, katanya.

Saya menganggap perkataan Putin, “mempertimbangkan beberapa pilihan” sebagai klausul peringatan. Tapi saya tidak berharap bahwa Rusia akan sepenuhnya terlibat di Suriah. Rusia mengkhawatirkan “perangkap Afghanistan” lainnya yang dipasang oleh AS. Tapi mungkin ada pilihan lain yang tersedia bagi Rusia untuk memperkuat pertahanan udara Suriah atau sebaliknya untuk menyabotase rencana penyerangan AS. Untuk saat ini menabur rasa takut dan keraguan dalam rencana AS adalah cara terbaik untuk melanjutkan kasus ini.

Departemen Luar Negeri baru saja merilis Readout of Secretary Kerry’s Call With Foreign Minister Lavrov:

Sekretaris tersebut menelpon Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov pagi ini untuk membahas hal mengenai Suriah, termasuk kekhawatiran AS tentang laporan tentang penignkatan persenjataan militer oleh Rusia disana. Sekretaris menjelaskan  bahwa jika laporan tersebut benar, langkah ini dapat meningkatkan konflik yang sudah ada, akan menyebabkan lebih banyak nyawa tak bersalah yang akan hilang, meningkatkan arus pengungsi dan resiko untuk berhadapan dengan Koalisi anti-ISIS yang beroperasi di Suriah.

Keduanya sepakat bahwa diskusi tentang konflik Suriah akan diteruskan di New York akhir bulan ini.

Akan ada resiko untuk “berhadapan dengan Koalisi anti-ISIS yang beroperasi di Suriah”. Ini sudah tepat. Dan hal ini membuat beberapa orang di Gedung Putih dan Pentagon benar-benar gugup.

Begitu gugupnya Kerry menawarkan “diskusi-diskusi” lainnya.

“Hei Sergey, Anda tidak mungkin serius kan? Oh, Anda serius? Silahkan, mari kita berbicara dahulu.”


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar