Menguak Orang-Orang Terkaya Pemilik Tambang yang Sebabkan Banjir di Kalsel!
Memasuki tahun ini, rasanya Indonesia tak henti-henti dilanda musibah. Mulai dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, banjir di Kalimantan Selatan, gempa di Sulawesi Barat, Jogja dan Lampung hingga erupsi gunung Semeru. Sebagian bahkan menumpahkan kekesalan pada Jokowi lewat tagar Kalsel bagian Indonesia karena merasa tidak diperhatikan. Padahal musibah ini juga ada kaitannya dengan keserakahan antara pengusaha dan juga kongkalingkong pemerintah setempat.
Beberapa berita sempat muncul mengaitkan musibah banjir di Kalimantan Selatan dan masifnya pembukaan sawit dan tambang di sana. Inilah yang menyebabkan lahan hutan menurun drastis dan menyebabkan banjir. Sempat juga diberitakan pejabat daerah seperti Gubernur Riau dan bupati Buol, Sulawesi Tengah dihukum lantaran menerima sogokan untuk pembukaan lahan di wilayahnya. Hendaknya masyarakat Kalsel menumpahkan kekesalaannya pada mereka yang seharusnya bertanggung jawab.
Sebelumnya dilansir kompas.com, Manager Kampanye Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalsel, M. Jefri mengatakan, curah hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir jelas berdampak dan menjadi penyebab banjir secara langsung. Kendati demikian, masifnya pembukaan lahan yang terjadi secara terus menerus juga turut andil dari bencana ekologi yang terjadi di Kalimantan selama ini.
"Bencana semacam ini terjadi akibat akumulasi dari bukaan lahan tersebut. Fakta ini dapat dilihat dari beban izin konsesi hingga 50 persen dikuasai tambang dan sawit," katanya lagi.
Data yang dimilikinya, pembukaan lahan terutama untuk perkebunan sawit terjadi secara terus menerus. Dari tahun ke tahun luas perkebunan mengalami peningkatan dan mengubah kondisi sekitar.
"Antara 2009 sampai 2011 terjadi peningkatan luas perkebunan sebesar 14 persen dan terus meningkat di tahun berikutnya sebesar 72 persen dalam 5 tahun," paparnya.
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mencatat terdapat 4.290 Izin Usaha Pertambangan (IUP) atau sekitar 49,2 persen dari seluruh Indonesia.
Jefri pun menjelaskan mengenai jumlah perluasan lahan pertambangan.
“Sedangkan untuk tambang, bukaan lahan meningkat sebesar 13 persen hanya 2 tahun. Luas bukaan tambang pada 2013 ialah 54.238 hektar,” tambah Jefri.
Tifak bisa dipungkiri, maraknya pembukaan lahan sawit dan tambang terjadi secara besar-besaran di era SBY. Makanya tidak heran jika tahun 2018 elit Demokrat kebakaran jenggot saat menteri kehutanan membuka data ijin KLHK. Hingga kini, data penguasaan lahan oleh kabinet dari era Soeharto hingga Jokowi menunjukkan penguasaan besar-besaran di era SBY.
Berikut datanya yang kini tersebar di media sosial:
Selain itu, ada juga daftar orang-orang terkaya yang dua di antaranya masih keluarga dengan menteri BUMN dan Menhan. Seperti dilansir kompas.com - Pertambangan batu bara merupakan ladang penghasilan uang bagi orang- orang terkaya di Indonesia. Bahkan menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah menyebut, orang-orang terkaya di Indonesia banyak yang berasal dari sektor pertambangan.
Bisnis tambang batu bara sendiri sempat booming di era pertengahan 2000 saat harganya di pasar dunia melambung tinggi. Indonesia saat ini tercatat menjadi negara pengekspor batu bara terbesar dunia setelah Australia.
Berikut daftar 5 orang terkaya Indonesia berkat batu bara:
1.Garibaldi Thohir
Garibaldi Thohir merupakan kakak dari Menteri BUMN Erick Thohir. Darah bisnis sudah mengalir dalam diri Garibaldi dari ayahnya Muhammad Teddy Thohir, salah satu pendiri Astra. Saat ini usianya 55 tahun.
Pria yang akrab disapa Boy Thohir ini masuk sebagai orang terkaya di Indonesia di urutan ke-15 versi Majalah Forbes. Total kekayaannya tercatat sebesar 1,65 miliar dollar AS atau sekitar Rp 23,5 triliun (kurs Rp 14.200).
Salah satu sumber kekayaan terbesarnya berasal dari kepemilikan sahamnya di PT Adaro Energy. Kiprah bisnisnya tak hanya berkutat di batubara. Adaro saat ini adalah perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia.
2.Theodore Rachmat
Theodore Permadi Rachmat adalah salah satu pengusaha nasional yang terbilang sangat senior di industri tambang batu bara. Ia bahkan ikut menjadi salah satu pendiri Adaro.
Dikutip dari laman resminya, Triputra diketahui memiliki bisnis batu bara besar lewat anak perusahaannya, Padang Karunia Group.
Perusahaan itu berdiri pada tahun 2002 dan banyak beroperasi di Kalimantan Selatan. Kapasitas produksinya bahkan mencapai 15 juta ton per tahun. Di lahan konsesinya, raksasa batu bara ini memiliki cadangan batu bara sebesar 275 juta ton.
3.Peter Sondakh
Untuk bisnis batu bara dikelola oleh PT Golden Eagle Energy Tbk yang mengelola tambang besar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Perusahaan ini diketahui menguasai cadangan batu bara sebesar 730 juta ton yang berada di Kalimantan dan Sumatera. Sementara kapasitas prroduksinya yakni sebesar 2,5 juta ton per tahun.
4.Low Tuck Kwong
Low Tuck Kwong adalah pemilik dari Bayan Resources yang masuk sebagai salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia.
Penguasaan konsesi lahan raksasa tambang ini banyak tersebar di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Tambang batu bara terbesarnya berlokasi di konsensi Tabang yang menyumbang 80 persen produksi.
5.Hashim Djojohadikusumo
Hashim Djojohadikusumo tak lain adalah adik Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Beberapa kali, namanya masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Kekayaanya sebagaimana dicatat Forbes yakni sebesar 685 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,76 triliun. Saat ini, perusahaan-perusahaan miliknya sebagian besar tergabung dalam Arsari Group.
Dilihat dari laman resmi perusahaan, Arsari Group berkantor di MidPlaza, Jalan Sudirman, Jakarta. Di bisnis utama Arsari Group adalah tambang batu bara.
Semoga saja sebelum habis periode kedua Jokowi, para penambang yang mengabaikan kelestarian hutan bisa segera ditertibkan. Termasuk para pemilik perkebunan sawit yang hanya memikirkan keuntungan. Sebenarnya tidak masalah membuka peluang investasi sebesar-besarnya, asal tetap memperhatikan keberlangsungan makhluk hidup serta hutan. Jangan sampai keuntungan yang didapat kini justru merugikan negara dan generasi penerus kelak, akibat banjir yang menyapu bersih semua wilayah yang kena tambang dan pembukaan sawit. Sebelum semua terlambat, kita yakin Jokowi bisa membereskan mereka semua, seperti menghilangkan kebakaran Riau yang dulu terjadi setiap tahunnya.
Referensi:
- Source : seword.com