www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Sandiaga Jadi Menteri, Jokowi Skakmat Anies, Anies Gigit Jari!

Penulis : Ninanoor | Editor : Anty | Rabu, 23 Desember 2020 09:50

Kembali ke 2019, sesudah pelantikan Jokowi menjadi Presiden RI periode ke-2. Langkah selanjutnya adalah pembentukan kabinet. Nama Sandiaga waktu itu sempat diisukan jadi menteri. Sementara Sandiaga juga sempat diberitakan bahwa dia tidak mau jadi menterinya Jokowi. Walaupun ini hanya interpretasi awak media ya. Karena kalau dibaca benar-benar, itu hanya bahasa politik agar tidak malu ketika tidak dipilih jadi menteri. Sandiaga disebut “mengaku akan berada di luar pemerintah”, tapi di lain bagian dia juga menyebut bahwa soal penyusunan kabinet merupakan hak prerogatif presiden Sumber.

Saya mengartikan hal ini, bahwa kalau diminta, Sandiaga nggak bakal nolak lah. Soalnya untuk tetap eksis di dunia politik, mengemban sebuah jabatan itu hal yang penting. Lihat saja AHY, yang jungkir balik keliling tanah air, tetap saja mati langkah. AHY juga lobi sana sini dan ngasih kode-kode buat dapat posisi di kementrian atau lembaga lain. Sandiaga masih terbilang muda, pasti masih punya ambisi besar di dunia politik. Saya aja (merasa) paham, apalagi Presiden Jokowi.

Ketika jadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, kita bagai melihat ada 2 matahari di Jakarta. Pasti tidak mudah jadi orang nomor 2 bagi seorang Anies yang haus panggung politik. Namun, Anies pun kecele, ketika Prabowo memilih Sandiaga menjadi cawapres. Pasti kecewa lah, secara ngarep kan loncat kelas kayak jejak Presiden Jokowi.

Ok, singkat cerita, kita kembali ke waktu sekarang. Dalam masa pandemi Covid, harusnya pemerintahan Presiden Jokowi fokus dalam penanganannya. Namun, ada saja pihak-pihak yang mempolitisasi pandemi ini dan memanfaatkannya buat kepentingan sendiri. “Gangguan-gangguan” terutama datang dari JK, Anies dan Rizieq. Sudah lah, segala pernyataan mereka di depan publik sudah sangat menampakkan ambisinya. Anak kecil pun paham. Dipaksa lockdown, disebut minta segala dari China, Anies yang menampakkan diri berseberangan dengan pemerintah pusat, hingga keberpihakan Anies/JK terhadap Rizieq. Demokrat dan PKS juga mengupayakan hal serupa, tapi kedua partai ini “hanya seujung kuku” Jokowi lah.

Sepak terjang, sebut saja poros JK-Anies-Rizieq seperti yang dilansir majalah Gatra, memang sangat mengganggu. Ketika pemerintah sedang bersusah payah bekerja keras fokus menangani pandemi, bukannya membantu, mereka malah mengacak-acak. JK menyebut soal kekosongan kepemimpinan dan menyebut Rizieq sebagai pemimpin karismatik. Anies sok menarik rem darurat yang sempat bikin pasar saham pingsan dan merugikan banyak pelaku bisnis. “Kasak kusuk” keduanya berusaha menciptakan legacy, warisan Anies di Jakarta, karena gagalnya Formula E. Akhirnya museum Nabi Muhammad yang sedianya akan berdiri di Depok pun pindah ke lahan reklamasi Ancol. Ajaib kan? Sementara soal banjir mesti nunggu utangan dulu dari pusat baru dikerjakan, kemarin-kemarin waktu duit APBD masih melimpah selama 3 tahun ngapain aja?

Presiden Jokowi paham sekali bahwa ketika Sandiaga Uno “meninggalkan” Anies sendirian buat nyapres, Anies bagai tersengat lebah. Kesel dong. Dia yang punya ambisi eh malah Sandiaga yang dipilih Prabowo. Artinya, walaupun mungkin tidak disengaja, Sandiaga berpotensi jadi bahan buat men-skakmat Anies, jika waktunya tiba. Dan waktunya pun tiba, saat Presiden Jokowi harus me-reshuffle kabinet.

Memang nama Sandiaga sempat disebut-sebut sebagai pengganti Menteri KKP yang kena kasus korupsi. Karena sebagai kader Gerindra, dan “jatahnya” Gerindra. Tapi kayaknya kok jauh ya dari kualifikasi Sandiaga, kayak maksa gitu. Sehingga dicarilah posisi yang cocok buat Sandiaga. Yakni menggantikan Wishnutama jadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf). Kebetulan, Wishnutama tampaknya tidak masalah dengan pergantian itu. Saya yakin Wishnutama punya rencana yang banyak buat pariwisata Indonesia, namun semuanya terkendala situasi pandemi. Jadinya semacam kena force majeure gitu. Publik bisa paham kok. Bahkan Wishnutama sudah mengucapkan selamat pada Sandiaga lewat akun Instagram pribadinya. Dan ini mendapat apresiasi dari publik. Sumber

Sandiaga tentunya dengan senang hati mendapatkan tantangan dan jabatan baru. Yang cocok dengan latar belakangnya sebagai seorang pengusaha. Anies? Anies masih “terancam” oleh tidak adanya Pilkada di 2022. Kalaupun ada, Anies masih harus jungkir balik bikin prestasi. Rizieq yang dia sambut setelah pulang ke Indonesia, sekarang malah dipenjara. Kasus hukumnya masih menumpuk. Polri dan TNI mendapat dukungan penuh dari publik dalam menghadapi Rizieq dan FPI. Siapa lagi yang akan membantu Anies jika nanti ada Pilkada di 2022? Tanpa Rizieq, terasa berat.

Anies sangat berharap bisa nyapres di 2024. Sandiaga adalah salah satu calon saingannya, karena nama Sandiaga tetap saja ada di survei-survei elektabilitas capres 2024. Ketika Sandiaga tidak jadi apa-apa, Anies aman. Kondisinya beda ketika Sandiaga punya jabatan di pemerintahan. Punya kesempatan untuk jadi perhatian publik. Punya kesempatan untuk melahirkan berbagai prestasi yang bisa mengangkat nama Sandiaga. Bahkan scope-nya lebih luas dari Anies, mencakup seluruh Indonesia. Anies pun gigit jari. Hehehe… Memang, kalau urusan main catur, Presiden Jokowi lah jagonya! 


Berita Lainnya :


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar