www.zejournal.mobi
Selasa, 24 Desember 2024

Benarkah Ada Rahasia Jokowi JK yang Belum Terungkap ke Publik?

Penulis : Niha Alif | Editor : Anty | Selasa, 15 Desember 2020 10:52

Dari awal Jokowi memimpin di 2014, banyak sekali kehebohan demi kehebohan di dunia politik tanah air. Gebrakan Jokowi untuk mengubah wajah bangsa dari yang awalnya memelas menjadi disegani rupanya tak menyenangkan banyak pihak. Apalagi idealismenya yang ingin memeratakan kemajuan dan akhirnya memiskinkan para elit koruptor yang terbiasa memonopoli kekayaan.

Jokowi memang berbeda dari para presiden terdahulu. Nyalinya sungguh berani, tapi tetap bisa memegang kendali perpolitikan dengan ciamik. Semua yang dilakukan sangat berhati-hati dan penuh perhitungan. Bukan hanya eks orba dan keluarga mangkrak yang dibuat terjepit secara tak sadar olehnya, bahkan politikus senior sekelas mantan waprespun bisa masuk permainannya. Tapi, kembali lagi karena niat tulus Jokowi semata-mata atas dasar kecintaan pada tanah air, maka alampun merestui dan memenangkannya di atas lawan politik.

Saya sempat membaca sebuah tulisan yang intinya pada saat Jokowi menggandeng JK sebagai capres, ada kesepakatan yang harus dipenuhi JK. Jokowi menawarkan posisi capres, tapi perusahaan JK tak boleh ikut andil dalam satupun proyek yang dicanangkan pemerintah selama 5 tahun mendatang. JK dengan polosnya menyanggupi permintaan Jokowi tanpa tahu rencana hebat yang akan dilakukan Jokowi dari 2014-2019.

Padahal waktu itu Jokowi sangat gencar membangun proyek-proyek infrastruktur. Bayangkan kalau perusahaan JK yang membidangi energi, konstruksi, properti dan sebagainya ikut ambil alih, berapa banyak keuntungan yang ia dapat? Sayangnya Jokowi sudah dari awal mengunci pergerakan JK. Kucuran proyek yang sempat ia nikmati dimasa periode pertama SBY, kini tak bisa ia rasakan dimasa kepemimpinan wong Solo.

JK memang jadi wapres, tapi ia seperti penonton saja. Baru saat Anies jadi Gubernur ia mulai bisa ikut proye Formula E. Tapi itupun tak bisa menyelamatkan usahanya yang mulai pailit. Kini Bukopin tersandung masalah dan utang menggunung. Padahal perusahaan JK tersebar diberbagai sektor. Inilah yang kemungkinan mendorongnya menggaet Rizieq agar bisa meloby proyek lagi. Atau bahkan menaikkan Anies sehingga ia perusahaannya bisa kembali berjaya seperti era SBY dulu.

Dan kita semua tahu kalau Anies memang tipe manusia yang lebih pro ke elit atau pejabat yang mendukungnya ketimbang wong cilik. Saat APBD DKI hendak dirampok DPRD, Anies tak berani bersuara sedikitpun seperti Ahok dulu. Padahal bansos DKI banyak yang salah sasaran dan tak sesuai ekspektasi. Anies berani memotong gaji dan tunjangan ASN, tapi tak berani memotong TGUPP yang gaji dan tunjangannya begitu fantastis. Tak terbayang kalau Anies naik jadi capres lewat tangan Rizieq dan FPI. Mau jadi apa negeri ini.

Kembali lagi pada JK, betul kalau ia menolak jadi capres karena sudah tua. Tapi ia sendiri tak ingin disaat masa tuanya justru mewariskan banyak utang pada anak cucu lantaran banyak perusahaannya yang kolaps. Mungkin cara satu-satunya dengan merebut kekuasaan dan menodongkan proyek baru agar perusahaannya bisa kembali selamat. Ini adalah kemungkinan yang paling bisa menjawab atas manuver JK yang mendukung Anies di Pilkada hingga disebut berperan dalam kepulangan Rizieq.

Semoga saja para elit negeri masih memiliki hati pada banyak rakyat yang susah karena pandemi. Teruntuk mantan penguasa, biarkanlah Jokowi membawa rakyat Indonesia maju dan menikmati kekayaan bangsanya. Janganlah kalian serakah dan hanya mementingkan bisnis keluarga. Terimalah masukan dengan lapang dada, seperti saat kalian memjnta Jokowi untuk menegakkan demokrasi. Tulisan untuk kalian ini juga termasuk bagian dari demokrasi itu sendiri yang sebenarnya selalu kalian ingkari. Tetapi ada saatnya semua kembali ke alam. Kalau sudah waktunya akan saatnya rakyat jelata jadi raja di negeri sendiri. Sedang para elit korup akan membayar keserakahan mereka selama ini.

Belajar dari sejarah ini bukankah Soeharto bisa jsdi contoh nyata? Saat ia tak lagi berkuasa, bahkan anak cucunya harus menanggung stempel turunan eks pemimpin terkorup. Kekayaan yang mereka bangun tak akan jadi abadi. Perjanjian Swiss menjadi gerbang pemerintah untuk menyikat semua harta mereka dan mengembalikan ke tanah air. Giliran aset-asetnya di dalam dan luar negeri yang akan dibidik. Kalau sudah begini apa yang mau dibanggakan. Mending jadi pemimpin jujur meski tsk memiliki apa-apa, ketimbang kaya tapi membuat merana generasi penerusnya.


Berita Lainnya :


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar