www.zejournal.mobi
Minggu, 08 September 2024

'Islamis Tidak Akan Tidur Dengan Damai', Macron Memberitahu Dewan Pertahanan

Penulis : Sputniknews.com | Editor : Anty | Senin, 19 Oktober 2020 11:55

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengadakan pertemuan dewan pertahanan menyusul serangan mematikan terhadap seorang guru sejarah di pinggiran kota Paris, BFMTV melaporkan.

"Para Islamis tidak akan tidur nyenyak di Prancis. Ketakutan akan berpindah sisi," kata Macron dalam pertemuan yang diadakan Minggu malam.

Menurut BFMTV, mulai hari Senin, pemeriksaan akan dilakukan terhadap penulis 80 postingan di media sosial yang menyatakan dukungan untuk penyerang.

Pada hari Minggu, ribuan orang berdemonstrasi di seluruh Prancis sebagai solidaritas atas guru bahasa Prancis yang dipenggal di luar sekolah dekat Paris. Pada hari Sabtu, ratusan orang meletakkan mawar putih di sekolah.

Pada Jumat malam, seorang guru sejarah, yang kemudian diidentifikasi sebagai Samuel Paty, 47 tahun, diserang dan dipenggal oleh seorang pengungsi berusia 18 tahun asal Chechnya.

Serangan itu terjadi setelah Paty menunjukkan karikatur Islam Nabi Muhammad kepada murid-muridnya di sebuah sekolah di Conflans-Sainte-Honorine, barat laut Paris.

Pembunuhnya, yang diidentifikasi sebagai Abdullakh Anzorov, ditembak mati oleh polisi Prancis tak lama setelah serangan itu.

Menurut laporan media Prancis, 11 orang termasuk empat anggota keluarga penyerang, telah ditahan sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung.

Juru bicara Kedutaan Besar Rusia di Prancis, Sergey Parinov, mengatakan kepada media pada hari Sabtu bahwa tersangka telah tinggal di Prancis bersama keluarganya sejak tahun 2008. Penyerang sendiri menerima izin tinggal setelah mencapai usia 18 tahun, menurut Parinov .

Menurut jaksa anti-terorisme Prancis Jean-Francois Ricard, tersangka lahir di Moskow pada 2002, berasal dari Chechnya, dan telah menerima status pengungsi di Prancis.

Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengutuk serangan terhadap guru bahasa Prancis itu, mendesak penyelidik Prancis pada hari Sabtu untuk tidak mencari "jejak Chechnya" dalam serangan itu, dan menekankan bahwa penyerang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya dan kemungkinan besar radikal di Prancis.


Berita Lainnya :


- Source : sputniknews.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar