www.zejournal.mobi
Rabu, 25 Desember 2024

Presiden Azerbaijan Mengatakan Akan Menghentikan Gencatan Senjata Jika Armenia Bersumpah Untuk Menarik Pasukan Dari Karabakh (Bagian 2)

Penulis : Ilya Tsukanov | Editor : Anty | Selasa, 06 Oktober 2020 15:14

Pada hari Kamis, Pashinyan menuduh Turki mengoordinasikan kampanye militer Azerbaijan, dan menyarankan Ankara kembali ke Kaukasus Selatan "untuk melanjutkan Genosida Armenia" dalam mengejar "impian imperialistiknya".

Dalam sambutannya hari Minggu, Aliyev juga menuntut permintaan maaf dari Presiden Prancis Emmanuel Macron atas klaimnya bahwa jihadis Suriah telah dipindahkan ke wilayah tersebut untuk melakukan operasi di Nagorno-Karabakh.

"Tidak ada tentara bayaran. Kami memiliki 100.000 tentara. Saya menuntut Prancis meminta maaf dan menunjukkan tanggung jawab," kata Aliyev.

Flashpoint Karabakh

Komentar presiden Azerbaijan itu muncul saat pertempuran besar-besaran di Nagorno-Karabakh memasuki hari ketujuh.

Hampir 40 warga sipil, dan ratusan bahkan ribuan prajurit dari kedua sisi, telah terbunuh. Republik Artsakh memproklamirkan diri yang didukung Armenia dan Azerbaijan saling menuduh dengan sengaja menargetkan wilayah sipil dalam serangan rudal dan artileri.

Konflik Nagorno-Karabakh dimulai pada akhir 1980-an, pada puncak reformasi perestroika Mikhail Gorbachev, dengan etnis Armenia yang tinggal di Daerah Otonomi Nagorno-Karabakh di dalam Azerbaijan Soviet menuduh Baku melakukan diskriminasi terhadap mereka dan meluncurkan kampanye untuk memisahkan diri dan bergabung dengan Armenia Republik Sosialis Soviet.

Baku berusaha mencegah hal ini terjadi, dan pada akhir 1991 menghapus status otonom wilayah tersebut.

Antara 1992 dan 1994, milisi Armenia yang didukung oleh Yerevan melancarkan perang skala penuh untuk menguasai wilayah itu dengan militer Azerbaijan, lebih dari 40.000 tentara dan warga sipil dari kedua belah pihak tewas.

Selain itu, konflik Karabakh meracuni hubungan antara masyarakat bertetangga, dan ketegangan etnis, pogrom dan kampanye pembersihan etnis memaksa lebih dari 1,1 juta orang Armenia dan Azerbaijan meninggalkan rumah dan komunitas mereka, baik di Nagorno-Karabakh dan di bagian lain Armenia dan Azerbaijan.

Gencatan senjata dalam konflik Karabakh ditandatangani pada tahun 1994, tetapi kadang-kadang kembali menjadi pertempuran yang berkobar dalam dua setengah dekade sejak itu.


Berita Lainnya :


- Source : sputniknews.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar