Para Pemimpin Negara UE Setuju Selama KTT UE tentang Sanksi Terhadap Belarus
Politisi Uni Eropa telah menolak untuk mendukung Alexander Lukashenko sebagai presiden sah Belarusia, meskipun dia memenangkan pemilihan pada Agustus lalu dengan lebih dari 80 persen suara populer.
Para pemimpin negara Uni Eropa telah mencapai kesepakatan tentang sanksi terhadap pemerintah Belarusia, Agence France-Presse melaporkan pada hari Jumat, mengutip sumber diplomatiknya.
Menurut Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Presiden Lukashenko belum termasuk dalam daftar sanksi Belarusia, katanya.
"Kami telah memutuskan pada hari ini untuk menerapkan sanksi [terhadap Belarusia] ... Besok dengan prosedur tertulis, kami akan menerapkan sanksi terhadap Belarusia. Anda tahu yang ada di meja adalah daftar dengan sekitar 40 nama", kata Michel pada konferensi pers setelah KTT.
EU leaders agree Belarus sanctions after deadlock lifted
— euDebates.tv (@eudebates) October 2, 2020
??????????????????
Some 40 Belarus officials have been targeted with one notable exception — leader Alexander Lukashenko. #eudebates #Belarus #violence #elections #Lukashenko Lukashenko pic.twitter.com/Fnti0Cufvx
Diplomat itu menambahkan bahwa sanksi terhadap Belarus dapat segera diterapkan.
Menurut Presiden Prancis Emanuel Macron, Lukashenko mungkin dimasukkan dalam daftar warga Balrus yang mendapat sanksi jika gagal menjalin dialog dengan rakyat Belarus.
Jika blok itu memasukkan presiden Belarusia dalam daftar, itu berarti penolakan terhadap dialog, dan UE ingin melibatkan Lukashenko dalam pembicaraan, tambahnya.
Protes oposisi massal pecah di seluruh Belarusia setelah pemilihan presiden pada 9 Agustus yang membuat Presiden Alexander Lukashenko terpilih kembali untuk masa jabatan keenam.
Sementara otoritas pemilihan menyatakan bahwa Lukashenko mengumpulkan lebih dari 80 persen suara, pihak oposisi bersikeras bahwa pesaing utamanya, Svetlana Tikhanovskaya, memenangkan pemilihan.
Tokoh oposisi juga menuduh pasukan keamanan melakukan kekerasan yang berlebihan selama protes. KTT Uni Eropa dua hari di Brussel dimulai pada hari Kamis.
Negara-negara anggota UE berfokus pada hubungan dengan Turki dan China; situasi di Mediterania Timur, Belarusia, wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri Azerbaijan, serta dugaan keracunan tokoh oposisi Rusia Alexey Navalny.
{{--related_news#3-}}
- Source : sputniknews.com